Pages

Friday, September 21, 2012

BAGAIMANA KETIKA KITA MENGETAHUI BAHWA TERNYATA SUKMA KITA MELAYANG


Entah bagaimana saya harus mengungkapkan pengalaman pribadi saya yang saya rasakan aneh dan ganjil, namun ini adalah kenyataan yang benar-benar saya alami, Pengalaman pribadi saya ini bukan berarti harus dijadikan pedoman untuk setiap insan, karena ini merupakan kisah perjalanan hidup pribadi saya sendiri.

Dahulu saya selalu bingung untuk mencari jati diri saya, saya memulai dengan mencari ilmu - ilmu kedigjayaan sampai ilmu - ilmu keghoiban.

Dan saat itu saya menemukan pemikiran atau sebuah pendapat bahwa di dalam tubuh manusia terdiri dari 2 ruh, RUH INTI atau RUH SEJATI yang disebut NYAWA, dan RUH MIMPI yang disebut SUKMA. Maka orang yang sedang bermimpi atau koma, nyawanya tetap berada dalam jasadnya namun sukmanya bisa kemana-mana. Begitupula saat nyawa sudah kembali terkadang sukmanya masih terseok-seok di alam lain. 

Dan kehidupan Nyawa dan Sukma diberi nama JIWA. Jiwa inilah yang kelak akan di panggil oleh Allah SWT dalam Quran Surat Al Fajr ayat 27 s.d. 30 ... Wahai jiwa yang sudah mencapai ketenangan ... dalam keadaan ridho dan diridhoi ... maka masuklah dalam golongan hamba-hamba KU ... dan masuklah ke dalam Syurga KU ...

Akhirnya saya mengalami perjalanan kisah - kisah seperti yang akan saya ceritakan ini




KELAHIRAN YANG HARUS DITERIMA DENGAN RASA IKHLAS







Saya dilahirkan bertepatan ketika Subuh tiba, sesaat setelah Azan Subuh berkumandang, saat melahirkan saya, ibu tidak didampingi bapak, karena saat itu ayah saya sedang dalam masa perawatan karena luka tembak saat menjalani tugas operasi di Timor Timur (saat ini sudah berubah nama menjadi Timor Leste) di bawah naungan Panji Kodam IV / Sriwijaya (saat ini menjadi Kodam II/Sriwijaya) , namun puji Syukur kepada Allah Azza wa Jalla, bapak saya masih bisa tertolong namun harus berkorban dengan merelakan sebelah hatinya yang hancur terkena serpihan pecahan granat, bapak saya dirawat di RST Gatot Subroto Jakarta. Saat itulah saya dilahirkan ke muka Bumi ini dengan keinginan mengibarkan bendera Agama, Negara dan Keluarga  ......  Yaa Allah SWT jadikan Firman MU sebagai pondasi hamba untuk menghiasi dunia ini dengan selalu mensucikan nama MU..sebagai mana dalam salah satu Firman MU..   

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (QS al-Mukminun : 12-14)     


Sedikit cerita dari ibu, saat dilahirkan saya masih dalam keadaan terbungkus, saat itu dokter Rumah Sakit mendapat kesulitan membuka selaput yang membungkus tubuh saya, menurut keterangan dari dokter yang ada saat itu, selaput pembungkus tubuh saya sangat kenyal dan sulit disobek dengan gunting dan pisau bedah, mereka takut sekali karena bila hai tersebut terjadi dengan waktu yang lama maka saya diperkirakan akan kehabisan oksigen, ALLAH SWT memang Maha Agung, saat itulah tanpa diduga muncul seorang kakek tua yang tidak dikenal oleh siapapun termasuk ibu saya sendiri, beliau mendekati ibu saya dan dokter seraya berkata "Bolehkah saya membantu??" karena memang saat itu tidak ada pilihan, maka mereka mengizinkannya, orang tua tersebut mengambil sebutir padi dari sakunya, kemudian dengan ujung padi yang tajam itulah selubung saya berhasil dibuka, ALHAMDULILLAH Puji Syukur kepada ALLAH SWT. Siapapun dirimu kakek saya mewakili seluruh keluarga saya mengucapkan TERIMA KASIH.                                                             


SEDIKIT RENUNGAN SAYA UNTUK IBU YANG TERCINTA bagian 1



Ibu pernah menceritakan salah satu betapa Maha Penyayang-Nya Allah kepada kami, saat itu ibu sedang dibonceng motor oleh bapak saya yang sedang dilanda emosi, sembari mengoceh bapak melajukan motornya dengan kencang, saat itu usia saya sekitar 4 bulan, sambil menggendong saya, ibu tak henti-hentinya membaca Surat AL FATIHAH seraya memohon perlidungan kepada Allah SWT, tiba-tiba motor yang dikendarai bapak saya menabrak tumpukan batu porselin yang ada di pinggir jalan, memang saat itu sedang ada perbaikan jalan, Subhanallah.... motor kami hancur dan bapak saya mengalami patah kaki kanan, namun Alhamdulillah ibu yang sedang menggendong saya justru jatuh dalam keadaan berdiri, sembari memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan tidak henti-hentinya menciumi wajah saya... (terima kasih ibu,, semoga Allah memberi segala Rahmat Nya pada ibu..)



SEDIKIT RENUNGAN SAYA UNTUKMU IBU YANG TERCINTA bagian 2


Saat itu saya masih sangat kecil…. Saya belum bisa membedakan .. mana yang baik dan mana yang buruk… namun Allah Azza wa Jalla memberikan anugerah berupa hikmah… walau saat itu saya belum mengerti … namun saat ini saya merasakan betapa Allah SWT sayang kepada hamba NYA … malam itu saya tidur di kamar depan…. Bapak saya pulang dalam keadaan emosi… ia masuk ke dalam kamar dengan membuka pintu yang menyebabkan bunyi keras… saya terbangun namun hanya bisa berdiam diri… bapak saya melirik ibu yang sedang sholat malam… posisi sedang berdiri… bapak yang marah terdiam melihat ibu yang sedang sholat… ia pergi ke kamar belakang hendak tidur… saya hafal betul sifat bapak saya yang bila sedang marah… maka ibu yang akan jadi sasaran… untung ibu sedang sholat dalam hati saya berbisik… tiba-tiba saya mendengar bapak teriak sambil berlari ke ruang tamu… saya melirik ke ibu yang sedang duduk tahiyat akhir… saya berdiri dan keluar kamar… saya lihat bapak sedang telungkup di kursi panjang ruang tamu… saya pun niat ke dapur untuk minum… saat ke dapur saya melewati kamar belakang yang pintunya sedang terbuka…. Tanpa sengaja saya melihat dalam kamar tesebut… Maa Syaa Allah…. Saya melihat ibu sedang tidur di atas kasur… yaa Allah… lalu siapa yang sedang sholat tadi ? … hatiku berguman…. Hilang sudah rasa haus saya… saya menangis… air mata saya menetes dengan derasnya… karena di dalam hati saya  bila saja bapak tadi masuk ke kamar belakang.. yakinlah ibu akan langsung dimarah walau tanpa tahu mengapa ibu harus dimarah… kini saya baru mengerti… bahwa Allah SWT melindungi ibu saya saat itu… dengan melihat ibu sholat maka emosi bapak menjadi reda… dan ternyata ibu saat itu sedang tidur…. Hasbunallah wani’mal wakil.. ni’mal maula wa ni’mannashir….
"Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci. Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. AL HASYR:23)


SAAT KELAS 4 SD KAKEK MENINGGAL DUNIA
Saat menginjak kelas 4 SD saya mendapat kabar bahwa kakek meninggal dunia, sedari kecil saya tinggal bersama kakek sampai umur 6 tahun, lalu dibawa orang tua ke wilayah yang jauh dari rumah kakek, sekitar 7 jam perjalanan. Mendengar kakek meninggal terasa sekali ada sesuatu yang hilang, kakeklah yang mencurahkan kasih saying dengan kesederhanaan, saat meninggalpun saya belum bisa izin bertakziah, ibu berangkat pulang ke rumah kakek, rencananya bapak dan saya akan menyusul pada hari Sabtu dengan menggunakan sepeda motor. Sesampai di Desa Way Tuba bertepatan dengan 2 hari meninggalnya kakek, ada hikmah yang saya dapat saat itu, sebelum kakek meninggal keluarga besar bersikeras untuk membawa kakek ke Rumah Sakit, namun kakek selalu berkata ‘Rabu, Kamis, Jumat’

Saat  di Rumah sakit kakek meninggal di hari Jumat, keluarga baru menyadari kata-kata tersebut. Dan menurut cerita nenek saat menjelang meninggalnya kakek, beliau menanyakan saya, karena saat itu saya tidak ada maka keluarganya dikumpulkan, kakek meminta sebuah gelas lalu kakek memuntahkan cairan sebanyak setengah dari gelas tersebut dan meminta anak atau cucu ada yang meminumnya, namun keluarga besar tidak ada satupunyang meminumnya, kemudian kakek meninggal dunia dan air di dalam gelas itupun menguap perlahan-lahan lalu gelas tersebut bersih dankering seperti sedia kala. 

Setelah berziarah ke makam kakek hari Minggu saya diantar pulang oleh Paman Sugeng karena bapak dan ibu sudah kembali menggunakan sepeda motor. Di Simpang Way Tuba kami naik bus Minanga, saya duduk di sebelah paman, baru 50 meter mobil berjalan tiba-tiba bus berhenti dan saya melihat seorang kakek membawa beras menggunakan plastic warna putih terawang, beras itu jelas terlihat, banyaknya sekitar 1,5 sampai 2 Kg, kakek itu menggunakan peci dan tidak menggunakan alas kaki, ia duduk di samping kiri bangku yang saya duduki dengan terpisah oleh paman. Saya berusaha mencuri pandang ke kakek tersebut, wajahnya mirip sekali dengan Almarhum kakek, sepanjang perjalanan sang kakek tidak pernah berbicara, ia duduk dengan tenang, saat kondrektur meminta ongkos sang kakek tersebut tidak dimintai ongkos, saya selalu memperhatikan kakek tersebut, sampailah di Simpang Bumi Jawa sang kakek turun 10 meter sebelum kami turun, lagi-lagi saya tidak melihat sang kondrektur mobil Minangameminta ongkos, saat turun saya bertanya kepada paman bahwa ada orang yang memiliki wajah mirip kakek, Paman setengah perhatian mendengarkannya karena saya masih kecil, jawaban yang saya ingat hanyalah sebuah kalimat “Tidak ada penumpang seorang kakek yang menaiki mobil yang kami naiki, dan bangku samping kiri kosong sampai dengan kami turun” ….
Kakek … aku sayang kepadamu …
Alloohummaghfirlahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘anhu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’ Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri

Artinya:
Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” 

KUNCI PATAH ITU KEMBALI MENYATU


Masih  saya ingat Karunia Allah SWT yang saat itu menyentuh hati ini. Sewaktu saya duduk di bangku SMP bapak mengganti pintu rumah dengan kunci yang lebih modern pada zaman itu hehehehe, karena saya terbiasa menggunakan kunci gerendel, naluri saya ingin sekali memainkan kunci tersebut, sehingga berkali-kali saya memutar kunci tersebut mengunci dan membuka, entah sudah yang keberapa kali saya memainkannya tiba-tiba kunci tersebut tidak mau berputar dan saat pintu sedang terkunci, saya panik dan dengan sekuat tenaga saya putar kunci tersebut dan saya mendengar suara "TAK!!" ternyata kunci tersebut patah, saya tarik kunci tersebut dan hasilnya saya melihat setengah kunci tersebut tertinggal dalam lubang kunci, dada terasa sesak jantungpun terasa berhenti berdetak, bayangan kople (Ikat pinggang Tentara) bapak jelas di depan mata, biru-biru seluruh badan sudah pasti akan menghiasi tubuh mungil ini, "Yaa Allah Yang Maha Kuasa, Lindungi Hamba" hati saya  langsung berdoa pasrah, kemudian setengah dari kunci tersebut yang  berada di tangan, saya masukan kembali ke lobangnya, dengan kejadian itu saya langsung sembunyi di bawah meja makan samping pintu tersebut seraya berdoa dan berdoa, sampai saya tertidur di bawah meja.

Saya terbangun ketika suara motor bapak berhenti di luar rumah, terdengar kunci pintu depan rumah terbuka dan bapak memasukan motornya, karena pintu dan kunci baru, bapak langsung menuju pintu dan langsung memutar kunci, saya berdiam tegang melihatnya dari kolong meja, terdengar jelas bunyi cletek 2x, bapak membuka pintu kemudian menutupnya kembali dan menguncinya kemudian masuk ke kamarnya, sekitar 5 menit bapak di dalam kamar, saya keluar dari bawah meja kemudian mencabut kunci tersebut dan mata saya melotot melihat kunci itu tersambung seperti sedia kala. ALLAHU AKBAR batin saya bergetar dan saya menagis seraya menyebut Asma Allah Yang Maha Pemurah, saya langsung memasuki kamar saya dan tidur dalam keadaan menangis lega.



"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 185)



PERTAMA KALI MENGENAL SHOLAT


Sholat 5 Waktu yang selama ini dinasehatkan kedua orang tua dan para ulama atau kiyai hanya masuk telinga kiri dan pasti lewat telinga kanan akan terbang... hehehehe sungguh masa kecil yang sangat tidak saya sadari saat itu...


Namun hati saya selalu berbisik untuk berpuasa dan sholat malam dengan tujuan mencari ilmu-ilmu kedigjayaan... sampai akhirnya saya masuk dalam perguruan silat PENCAK SILIWANGI yang di pimpin oleh Ratu Nimbang Seorang Jawara di kampung saya.


disana saya di perintahkan puasa 7 Senin 7 Kamis tanpa putus... waktu itu saya lulus, dan malam setelah puasa Sunah Kamis tepatnya malam Jumat saya di perintahkan membawa ayam hitam jago untuk Ritual pengisian ILMU MACAN SILIWANGI.


Malam itu murid yang menyaksikan sekitar 11 orang, saya diperintahkan untuk membaca mantera BISMILLAHIRROHMANIRROHIM AKU MINTA PERMAINAN EMBAH DIRJA, ING SEGALA HERANG SUPAYA DI TEMPELKAN KEPADAKU, DIPIMPIN SETERUSNYA. karena gerogi tubuh saya bergetar, kemudian dalam keadaan panik saya sering batuk dan suara saya serak, Ratu Nimbang dan 11 murid lainnya mengira saya kesurupan, akhirnya saya pura-pura kesurupan hehehehehe.



"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." 
 (QS. Al-Baqarah : 45-46)
 

MALAM ITU SUASANA SANGAT MENYERAMKAN


Saya duduk terasa seram, Ratu Nimbang mengajak saya berjabat tangan sembari mengucapkan Salam, "Assalamualaikum" Sayapun menjawabnya dengan serak "Waalaikum Salam" Ratu Nimbang bertanya, "Maaf ini dengan mbah siapa?" karena saya tidak sedang kesurupan maka sayapun tidak bisa menjawab, sambil memutar otak gimana menjawabnya, akhirnya saya melirik 7 butir telur ayam kampung di piring, saya kira itu telur rebus, kalau membuka cangkangnya pasti akan lama, maka langsung saja saya masukan satu butir telur ke mulut saya, saya kaget sekali ternyata telur itu mentah, kriuk bunyinya dan croooot saya rasakan anyir di dalam mulut saya, apa daya daripada malu ketahuan kalau saya tidak kesurupan maka saya kunyah saja telur tersebut sembari menggeram. 

Ratu Nimbang pun berdiam kusyuk menunggu saya, "Ratu Nimbang!!" suara saya serak, "ya Mbah" jawab Ratu Nimbang. "Kenapa kau mengundang saya??" saya pun bertanya" , "Ini Mbah, malam ini kami melaksanakan be'at 12 murid yang sudah selesai menyelesaikan puasa 7 Senin dan 7 kamis" jawab Ratu Nimbang, tiba-tiba otak saya berputar, saya ingat ke 11 rekan saya yang sering bercerita bersama, ada yang hobi ngintip orang mandi ada yang hobi mencuri jagung, saat itu saya pun menyinggung mereka "Hai Fulan, kau masih suka mencuri jagung, jangan diteruskan, kamu fulan sering ngintip orang mandi, jangan diteruskan" ke 11 orang rekan saya, saya singgung satu persatu, mereka pucat semua. Hehehehehe, malam itu saya merasa menjadi penasehat yang saklek, tidak ada yang berani protes kepada saya hahahahahahaha



"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)



 
SAYA MULAI MENGHUBUNGKAN DUNIA SAYA DENGAN DUNIA HALUS


Saat itu pikiran saya sudah digandrungi oleh ilmu-ilmu kedigjayaan, saya mulai mengelana untuk bertukar jurus dengan perguruan-perguruan silat di sekitar desa saya, dan disetiap perguruan tetangga, saya sudah bisa membuat nama saya menjadi disegani, karena ternyata Ilmu Siliwangi yang saya miliki bisa dikatakan mempuni waktu itu, pondasi iman yang lemah menjadikan rasa sombong sebagai penghuni di dasar hati saya, saya mulai dikenal sebagai Jawara Cilik, sampai akhirnya saya melanjutkan untuk belajar ilmu Memanggil Roh orang mati yang gentayangan, saya menjadikan roh-roh tersebut seperti budak dan anak buah saya yang sewaktu-waktu bisa saya perintahkan sesuka hati saya ( Yaa Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah jalan saya waktu itu) 



"Pelajarilah oleh kamu ilmu, sebab mempelajari ilmu itu memberikan rasa takut kepada Allah : Menuntutnya merupakan Ibadah, Mengulang-ngulangnya merupakan Tasbih, pembahasannya merupakan Jihad, Mengajarkannya kepada orang lain merupakan Shodaqoh, menyerahkan kepada ahlinya merupakan pendekatan diri kepada Allah. maka SEMPURNAKANLAH..."  (HR. Ibn' Abdil Barr)





AJI SENGGORO MACAN YANG MENAWAN


Kedigjayaan yang semakin mendahaga di dalam dada membuat saya terseret untuk selalu menenggaknya, lalu saya mulai mempelajari AJI SENGGORO MACAN, yang bacaannya begini, (maaf walau Ilmu kejawen selalu di mulai dengan lafadz Basmallah, dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya dahulu) BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, YO JABARUT, PETAK GELAP SEKETI. Saya puasa 7 hari lamanya, setiap harinya saya mandi keramas 3 kali, Pagi, Siang dan Sore, dan selesai puasa 7 hari tersebut setiap kali makan saya di syaratkan untuk mengambil  nasi dahulu, kemudian sebanyak 3 suapan saya makan dengan tangan (tidak boleh pakai sendok) sembari membaca amalan tersebut (mohon ampun Yaa Allah, bukannya doa makan tetapi justru amalan Senggoro Macan yang saya lafadz kan), setelah 3 suapan barulah saya boleh menambahkan nasi dengan lauk pauknya, itupun harus berupa lauk pauk yang bahannya bukan dari hewan bernyawa, maka saya harus makan dengan lauk seperti tempe, tahu dan lainnya. 

Syarat lainnya adalah setiap tengah malam,  saya harus memandang kaca dengan tidak berkedip selama 15 menit dengan merapalkan amalan Aji Senggoro Macan, hasilnya, saya akan melihat wajah saya di kaca berubah menjadi seperti wajah macan, hehehehe tetapi lebih tepatnya seperti  wajah anak macan hahaha (maklum belum sempurna). Sampai suatu ketika saya pernah mencobanya kepada kakak perempuan saya, saya mendatangi ke dalam kamarnya, ia berteriak "Macaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnn (macan)" kemudian lari keluar kamar, sayapun lari ke kamar saya dan sembunyi di bawah kolong tempat tidur karena takut bapak saya bangun (hehehe pasti benjol sudah kepala saya hahahaha walau ramalan pasti itulah kejadian yang akan terjadi) Alhamdulillah bapak saya mengira kakak perempuan saya hanya bermimpi..



"Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah ialah yang banyak bertaubat." (HR. Tirmidzi)
 



SETITIK CAHAYA ILAHI ITU MULAI MENYENTUH HATI SAYA


Kedigjayaan yang semakin bersinar ternyata membuat hati saya tetap resah, ketidak tenangan hati ini selalu berbisik bahwa ada kebahagian batin di luar dari ilmu-ilmu kedigjayaan yang mentenarkan nama saya, akhirnya saya mencoba untuk duduk di luar masjid ketika Sholat Jumat dilaksanakan, saya melihat setiap selesai sholat jamaah berseri-seri dengan wajah-wajah bersih sambil mencari sendalnya, kemudian pulang ke rumahnya masing-masing.

Saya berfikir keras saat itu, mungkinkah ada Sang Maha Sakti disana, saya harus mengenal-Nya, harus, harusssssss dan harussssssss.



"Sesungguhnya ibadah (amalan) yang pertama kali dihisab di hari kiamat kelak adalah sholat, jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amal perbuatannya, dan jika sholatnya buruk (cacat), maka akan rusaklah seluruh amal perbuatannya." (HR. Thabrani)
 






SAYA MULAI BELAJAR SHOLAT MALAM UNTUK MENAMBAH KESAKTIAN TANPA SHOLAT WAJIB YANG 5 WAKTU



Mulailah saya mulai niatkan untuk belajar Sholat Tahajjud karena saat saya mencuri-curi saat mendengarkan ceramah sang Khotib, beliau mengagung-agungkan Sholat malam atau Tahajjud dengan segala macam keistimewaan. Sekitar pukul 21.00 Wib seperti biasa saya mulai bertengger di kerajaan kapuk, sayapun mencoba untuk berdoa "Yaa Allah, aku tahu Engkaulah Sang Maha Sakti, mohon agar Engkau bangunkan aku jam 02.00 Wib, tidak lebih dan tidak kurang walau hanya sedetik, kalau meleset maka aku tidak mau melaksanakan sholat Tahajjud". Allah Maha Besar, pukul 02.00 TEPAT sebuah tangan seperti desiran angin halus membelai rambut saya,  dan belaian tersebut membuat saya terbangun, malas sekali rasanya bangun namun saya sadar bahwa saya membuat perjanjian dengan Sang Maha Sakti, hati saya mulai ragu bercampur takut ketika akan mengambil air wudlu di belakang rumah, belakang rumah saya sangat seram dan katanya angker, sekitar 10 menit saya mencoba berfikir untuk melakukannya namun rasa takut tidak kunjung hilang, maka saya putuskan untuk tidur kembali seraya berkata dalam hati "Yaa Allah, saya takut untuk kebelakang, besok lagi saja yah".

Esok malamnya, sebelum tidur sayapun mengulangi doa saya yang nyeleneh "Yaa Allah, aku tahu Engkaulah Sang Maha Sakti, mohon agar Engkau bangunkan aku jam 01.49 Wib, tidak lebih dan tidak kurang walau hanya sedetik, kalau meleset maka aku tidak akan melaksanakan sholat Tahajjud" tidak saya duga-duga, kembali tangan angin halus membangunkan saya dengan lembutnya, pukul 01.49 TEPAT, hati sayapun mulai bergetar, ini perjanjian kedua saya dengan Sang Maha Sakti, saya tidak boleh mengingkarinya karena DIA tepat sesuai dengan permintaan saya. 10 menit berlalu, seperti kemarin saya tidak ada keberanian untuk mengambil wudlu sebagai syarat syahnya sholat, maka saya tayamum di dalam kamar, Momen tersebut adalah kisah pertama kalinya saya Sholat Tahajjud. Setelah melaksanakannya saya bermimpi sangat indaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh (indah) seperti merasakan ketenangan jiwa yang belum pernah saya rasakan.

Esok malamnya saya semakin rindu untuk segera berdoa, kali ini saya minta agar dibangunkan pukul 03.12 Wib, benar saja, pada jam yang saya minta itulah TEPAT saya kembali bangun, rasa malu akhirnya mengalahkan rasa takut yang ada dalam diri saya, maka saya memberanikan diri untuk ke belakang rumah mengambil air wudlu, walau dengan gerakan yang sangat cepat dan terburu-buru karena menahan takut dikesunyian malam, selesai wudlu saya langsung lari sekencang-kencangnya menuju kamar, kemudian saya melaksanakan Sholat Tahajjud, dan anehnya mimpi yang selalu indah terus datang menemani saya... 

Sejak malam itu saya terbiasa selalu sholat Tahajjud namun belum melaksanakan sholat fardu yang 5. Awan hitam di hati saya mulai hilang dan menjauh dari saya. Memang kita perlu merenungi salah satu Firman NYA yang berbunyi.....

"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." ( QS. Al Baqarah 2:45 )



SAAT ITU SAYA BELUM TAHU, KENAPA ALLAH SELALU MELENGKAPI SIFAT MAHA PENGASIH  DENGAN SIFAT MAHA PENYAYANG




Ternyata Allah benar-benar Tuhan Yang Maha Sempurna, diantara Kesempurnaan NYA adalah Sifat Maha Pengasih dan tidak pilih kasih dan Maha Penyayang tidak alang kepalang, karena saat itu saya menganggap Allah adalah Sang Maha Sakti, maka dengan ketekunan saya terbiasa Sholat Malam, entah kenapa Ilmu-ilmu kedigjayaan saya selalu bertambah dan bertambah banyak. Saya mulai bisa mempengaruhi orang dari jarak jauh tanpa menyentuhnya, bisa memukul orang dari jarak jauh ataupun memanggil orang yang tidak ada di dekat saya sekalipun, Ilmu tersebut bernama ILMU KONTAK, dengan ilmu tersebut saat itu saya bisa membuat orang menjadi kaku tidak bisa bergerak, tiba-tiba tidur, terjatuh lemas ataupun terasa sakit bila saya cubit dari jarak jauh tanpa harus menyentuhnya.

Saya saat itu belum sadar bahwa setiap makhluk di dunia ini pasti dikasih oleh Allah SWT namun belum tentu disayang oleh NYA, dan sebaliknya bila Allah SWT sayang, pasti hamba Nya itu akan dikasih, TIDAK AKAN BERGESER PASIR DI PANTAI TANPA KEHENDAK ALLAH, nampaknya kata-kata itu yang terjadi pada saya, mungkin bila saya tidak mengalami pengalaman di jalan kedigjayaan maka mungkin saja saya tidak akan menemukan hikmah Sifat Maha Pengasih yang ternyata harus dilengkapi dengan Sifat Maha Penyayang



 
surat : Asy-Syu’araa Ayat : 83

(Ibrahim berdo’a): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.”










ALLAH  ADALAH DZAT YANG MAHA LEMBUT, MAHA KASIH DAN MAHA SAYANG 
 


Sebuah hikmah pernah menghampiri diri ini. Siang itu di desa saya mulai bersemi bunga-bunga, semua jenis kembang merebak tumbuh, kupu-kupu dan lebah kecilpun bermunculan, riang mencari sari bunga yang manis lagi suci, yah sungguh indah masa lalu, saya yang masih berusia 9 tahun amat senang melihat keindahan dunia ini, bukti Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Sempurna, dalam riang melihat keindahan bunga-bunga itulah saya melihat seekor lebah sedang asyik menghisap madu sembari kaki-kakinya membuat penyerbukan terhadap bunga. 

Entah kenapa saya tertegun melihatnya, saat itu hanya satu yang saya fikirkan, “Apakah yang ia rasakan saat itu”. Tiba-tiba suara lembut dengan bahasa lebah semakin jelas saya dengar, yaah suara lebah yang saling bercanda namun saya mengerti maksudnya, dengan memberanikan diri saya sapa mereka dengan bahasa manusia, anehnya lebah-lebah itu seperti mengerti bahasa manusia, dan salah satu lebah bisa berkomunikasi dengan saya, sungguh menarik rasanya, dengan bahasa lebah dan manusia namun sangat jelas kami bisa saling mengerti, Subhan Allah…. Kami semakin bahagia di hari itu, kami berdua akhirnya bermain bersama, teman-teman saya sempat berteriak saat melihat ada lebah di pundak kanan saya, mereka takut saya di sengat oleh lebah tersebut, namun saat itu saya bahagia dalam rahasia diri saya sendiri, percuma bila saya harus menjelaskan kepada teman-teman saya, toh mereka mungkin justru akan mencela saya dengan sebutan “GILA”, lebih baik  saya nikmati sendiri kebahagiaan ini.

Setengah hari kami bermain bersama dalam canda dan tawa, Kuasa ALLAH SWT dengan segala Rahasia Nya, saat saya berlari bersenda gurau ditemani oleh sang lebah yang terbang di sekitar saya, kami mendekati sebuah pepohonan yang sedang memiliki bunga berkembang. Entah kenapa bisa saya merasakan dengan jelas bahwa lebah sahabat saya seperti bersedih ketika melihat betapa makhluk sejenisnya sedang menikmati sari bunga, namun sepertinya ia menutupi mata saya dengan senyumnya yang ceria. 

Dengan sangat santun saya berbisik kepadanya, Sahabat, silahkan bergabung ke rombongan rekan-rekanmu, dirimu butuh makan yang tidak saya makan, dan dirimupun tidak akan makan apa yang saya makan, saya akan menunggu dirimu sahabat” Sang lebah sepertinya mengerti, ia terbang mengitari kepala saya tiga kali, lalu bergabung bersama rekan-rekannya, terlihat kebahagiaan yang sempurna, saya duduk menikmati pemandangan bahagia tersebut. Waktu berlalu, menjelang magrib sayapun mulai gelisah, saya harus pulang, lalu bagaimana dengan sahabatku, saat itu saya berniat untuk menyediakan kotak korek api sebagai tempat tidurnya.


Saya mulai memangil ia berkali-kali untuk mengajaknya bergabung kembali dengan saya, hati berdetak keras karena tidak ada satu jawabanpun yang saya terima, kawanan lebah tetap saja terbang memutari pohon berbunga, saya semakin cemas, berulang-ulang saya memanggil lebah sahabat saya, namun tetap tidak ada perubahan, sayapun menundukan kepala lalu berniat pulang, saat membalikkan tubuh, sisi mata saya melihat lebah-lebah itu berterbangan ke segala penjuru arah, samar terlihat satu lebah meluncur cepat ke arahku, saya palingkan badan karena kaget, reflek tangan kanan saya yang memegang ranting kayu saya pukulkan kearahnya, saya saat itu mengira lebah itu hendak menyerangku. 

ALLAH adalah penentu kehendak, pukulan saya yang sembarang itu justru tepat mengenai lebah itu, lebah kecil itu jatuh di tanah berpasir, saya lihat ia meregang sekarat, saya sangat takut sekali saat itu, terlebih saya melihat sepertinya lebah-lebah yang lain seolah-olah memperhatikanku, saya kembali berteriak memanggil sahabat saya untuk mengajaknya kembali, saya takut kawanan lebah itu mengeroyok saya, saya berteriak sambil seraya berlari pulang, …. suara lembut namun jelas saya dengar, lebah sahabat saya seperti memanggil-manggil saya, hati saya langsung gembira mendengarnya, saya palingkan kepala saya sambil mencari suara sahabat saya, suara lembut itu terdengar lirih dan menahan kesakitan, tiba-tiba ada keinginan saya untuk melihat lebah yang tadi saya pukul, “Yaa Allah…. Suara lembut dan lirih ternyata dari lebah itu”, dengan lemas dan cemas saya berjalan perlahan mendekatinya, “Sahabat….” Entah kenapa air mata tanpa saya sadari keluar dari mata… “Sahaaabaatt” sayapun bersimpuh di hadapannya, nyata sekali terlihat senyum manis dari lebah itu, juga air mata, saya pegang ia dengan ujung jari saya sembari menangis “Sahabat, apakah ini engkau, hiks.. hiks..hiks… maafkan aku sahabatku.. hiks..hiks..” saya menangis di penghujung sore hari, cahaya remang tanda malam hendak datang, saya dengar sang lebah berkata “Sahabatku, jangan menangis, aku bersyukur bisa bersahabat denganmu, persahabatan antar makhluk ciptaan Nya, jangan sesali, ini adalah kehendak Nya, pesanku, teruslah bersabat dengan makhluk-makhluk ciptaan Nya, lemah lembutlah, cintailah mereka semua seperti ALLAH SWT yang selalu memberi mereka kelembutan, kasih dan sayang Nya tanpa memilih kasih bentuk dan rupa, aku tunggu dirimu di suatu tempat kelak yang DIA kehendaki” sesaat kemudian lebah itu terlihat diam dan tidak bergerak…. Air mata saya semakin tidak terbendung “SAHABAAAAAAAAAAAAATTTTT MAAFKAN LAH AKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU”


PERTEMUAN SAYA DENGAN  SANG SUKMA DAMPIT
 
Dalam gemuruh hati yang selalu dahaga akan kedigjayaan, menjadikan butir-butir air keilmuan selalu saya gali dan saya cari, sampai akhirnya saya bertemu dengan seseorang yang bernama Sang Sukma Dampit, orang yang terlahir cacat dan kekurangan fisik namun giat mengasah kebatinan, akhirnya saya mendapatkan amalan YAA KHAYYU YAA QOYYUM, YAA LATIF YAA KHOFITH, YAA HU YAA ALLAH, ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA MUHAMMAD. Amalan tersebut bila di rapalkan dengan tanpa nafas maka akan menjadikan jasad kita bisa bergerak sesuai dengan apa yang kita inginkan, contoh ingin memanggil jurus harimau maka dengan sendirinya kita bergerak laksana harimau, ingin jurus apapun maka tanpa kita sadari kita bisa melakukannya walau belum pernah belajar jurus tersebut sebelumnya. 

Hampir 1 tahun saya belajar bersama Sang Sukma Dampit, amalan tersebut menghantarkan saya mempelajari Aji Seapi Angin, dimana tubuh saya bisa melayang sekitar 3 menit di udara dengan ketinggian 2 jengkal dari tanah, selain itu setiap hari saya tambahkan untuk mengamalkan membaca Bismillahirrohmanirrohim 150 kali setiap hari (Alhamdulillah amalan ini masih saya amalkan sampai sekarang)


ILLAHII ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBII… “Ya Robb. Hanya Engkaulah Maksudku.. dan hanya Ridho Mu saja yang hamba cari.. ”

 


PERTAMA SAYA MERASAKAN SUKMA MELAYANG




Malam itu seperti biasa saya melaksanakan Sholat Tahajjud, suasana dingin dan hening saat wiridan di pecahkan oleh desahan dan tawa merdu banyak wanita, dalam mata terpejam saya melihat wanita tanpa busana berada di sekeliling saya, saya anggap itu adalah buah dari godaan saja, maka semakin kuat tekad saya untuk lebih khusuk dalam merapalkan amalan yang saya yakini akan membuat saya sakti, sekitar 20 menit lamanya akhirnya penggoda-penggoda itupun pergi, hening sekitar 5 menit lamanya, tiba-tiba saya melihat Matahari disebelah atas kanan saya dan bulan disebelah kiri atas saya, kemudian Matahari dan bulan itu berdekatan kemudian akhirnya menyatu, lalu bergerak dari atas kepala melewati lurus menuju atas belakang kepala saya.

Saat berada di belakang kepala saya, Matahari yang sudah menyatu dengan bulan tersebut membentuk jalan yang sangat lurus tanpa ujung, saya seperti mendengar suara dari langit "IKUTI JALAN INI, KAU AKAN TAHU JATI DIRI MU!!!". Kemudian saya buka kedua mata saya dan saya sangat takjub dengan apa yang saya lihat karena tenyata dengan mata tertutup ataupun terbuka jalan itu nyata adanya, saya berdiri lalu mendekati jalan itu, sesaat kemudian saya memandang kebelakang, Ma Syaa Allah saya melihat diri saya sedang duduk di sejadah, Yaa Allah, apakah ini ruh saya, saya abaikan pemikiran tersebut lalu saya naik ke jalan yang merupakan sinar dari perpaduan sinar Matahari dan Bulan tersebut. 

Di tengah-tengah perjalanan, dari sisi kanan, saya mendengar sebuah teriakan kesakitan, saya bertanya dalam hati suara apakah itu, tanpa saya duga, saya mendengar seperti suara dari langit, "JALAN MU SAMPAI DISINI DULU, LIHATLAH DAN CARILAH HIKMAHNYA, APA YANG AKAN KAU LIHAT NANTI". Sayapun menuruti suara tersebut, saya turun dari jalan sinar itu, saat kaki saya turun dari jalan sinar tersebut ternyata saya berada di area makam Desa Tanjung Intan, disitu saya melihat ada seseorang dikeluarkan dari dalam kubur lalu di cambuk oleh 2 orang besar tegap memakai jubah hitam sambil membentak, "INILAH AZAB ALLAH KEPADA MU UNTUK AMALAN DUNIA MU", melihat hal itu saya sangat ketakutan setengah mati, kemudian saya bersembunyi dibalik nisan makam yang agak besar, kaki saya terasa lemas dan gemetar lalu jatuh terduduk, di saat ketakutan yang maksimal itu tiba-tiba pundak kanan dan kiri saya dipegang oleh 2 orang tinggi besar berbaju putih bercahaya, lebih putih dari iklan-iklan so klin ataupun rinso, keduanya memakai Jubah/tub dan jilbab/katrah layaknya orang arab, wajahnya boleh saya katakan sangat tampan dan boleh juga saya katakan sangat cantik, tapi saya yakin bahwa mereka berdua adalah laki-laki. saya diberdirikan oleh kedua orang itu seraya berkata, "ITULAH GANJARAN BAGI ORANG-ORANG YANG LALAI PADA PERINTAH ALLAH SWT". Kemudian saya diantar oleh keduanya, saya merasa mungkin hanya sekitar 3 langkah, namun saya sudah berada tepat disamping jasad saya yang sedang duduk. Alhamdulillah Ruh atau Sukma saya kembali, Yaa Allah waktu itu saya langsung tidur sambil menangis.
ya Allah izin kan diri ini untuk berdoa..



Allohumma Robbii Laa ilaaha illa anta, Anta Kholaqtanii Wa Anaa 'Abduka Wa Anaa 'Alaa 'Ahdika Wawa'dika Maastatho'tu A'udzubika Min Syarri Maa Shona'tu A'udzubika Min Syarri maa Shona'tu Abuu,alaka Bini'matika 'Alayya wa Abuu,ulaka Bi Dzanbii Faghfir lii Fa Innahu Laa Yaghfirudz-dzunuuba illa Anta..

"Ya Alloh, Engkaulah Tuhan ku, Tiada Tuhan yang patut di sembah selain Engkau sendiri, Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu dan aku ini senantiasa berada di dalam genggaman dan ketetapan-Mu. Tiada kesanggupan sedikitpun padaku, aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan-kejahatan yang ku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosaku selain Engkau.




PERTEMUAN SAYA DENGAN GADIS ITU, MENYERET SUKMA SAYA MELAYANG YANG KEDUA


Di desa saya saat itu, ada seorang gadis yang membuat banyak pemuda tergila-gila, sebut saja namanya Ani, gadis berkulit kuning langsat bertahi lalat di dagu yang sangat menawan, bahkan puncaknya para pemuda memutuskan untuk membuat sayembara untuk mendapatkannya, boleh dengan cara halus ataupun nyata. Pesertanya ada 10 orang, ada yang mendatangi orang tua (orang sakti) ada yang memakai azimat atau rapalan pengasihan, intinya dihalalkan atau diperbolehkan menggunakan cara apapun. 

Bila mendapatkan gadis itu maka dialah yang akan mendapatkan dana yang mereka kumpulkan, saya saat itu tidak ikutan karena belum tahu wajah gadis tersebut, Allah SWT memang Maha Pemurah, entah bagaimana akhirnya saya bisa bertemu dengan gadis yang bernama Ani tersebut, Maha Besar Allah yang menciptakan atas pantulan sinar Kesempurnaan Nya, gadis itu benar-benar cantik dan anggun. Setelah bertemu gadis itu sayapun secara diam-diam berangkat ke Desa Banten, dimana tempat kumpulnya orang-orang Banten di desa saya. Saya mendapatkan amalan Nikah Batin yang bunyinya BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, TAWAKALLU YAA AYYUHAL WASWASUL KHONNAS, KHAIJU WAJDIBU QOLBA ........(di isi nama yang kita tujukan) Binti .... (nama orang tuanya) BIMAA KHABBATI WA MAWADDATI BIKHAQQI  HADIHISSUROTI SYARIFATI ALUHAN 3X ASSA'AH3X AL AJAL 3X. Dengan puasa selama  8 hari dimulai hari Kamis dan berakhir di hari Kamis depan, setiap malam kita harus melaksanakan SHOLAT HAJAD, selesai sholat hajad harus membaca SURAT ANNAS 1000 x dengan setiap seratusnya kita membaca amalan tersebut. 

Karena keteguhan hati saya ingin menyelamatkan gadis tersebut dari sayembara itu maka saya sangat khusuk melaksanakannya. Sekitar pukul 4 pagi Saya kembali didatangi orang berjubah putih namun saya yakin itu bukan yang saya temui di makam Desa Tanjung Intan, saya langsung dibawa ke ... (perasaan saya waktu itu saya bertemu Ani dengan ditemani oleh kakaknya) orang berjubah itu menyatakan bahwa kami sudah Nikah Batin dan suatu kelak harus nikah Jasad. Setelah Ruh saya kembali, saya kemudian tidur, Paginya gadis yang bernama Ani datang menemui orang tua saya dan membawa makanan, ia tidak mau pulang, yang ia inginkan ia selalu bersama saya, karena desa kami menjunjung tinggi etika Ani diantar pulang ke rumahnya (Yaa Allah Engkau memang Maha Mengabulkan, Terima Kasih Yaa Allah, walau hanya itu yang hamba dapatkan dibandingkan dengan puasa 8 hari, namun hamba benar-benar bersyukur)


قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
...
Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".





BIBIT CINTA SAYA BERSEMI DI MASJID BABUSSALAM



Setelah malam itu saya ingin bertemu dengan Ani, saya mulai mencari informasi dimana Ani mainnya, saya mendapat informasi bahwa setiap Magrib Ani selalu Sholat di Masjid Babussalam Desa Tanjung Kesuma, maka setiap magrib saya usahakan nongkrong si seberang jalan masjid yang dibatasi oleh aliran irigasi/ledeng, seraya melihat Ani dari kejauhan setiap keluar dari masjid, 3 hari lamanya saya melakukan hal tersebut entah darimana asalnya saya seperti mendengar bisikan "KENAPA TIDAK SHOLAT SEKALIAN, KAN BISA MELIHAT LEBIH DEKAT DENGAN ANI" Setelah mendengar suara itu maka malam itupun saya niatkan bahwa besok Magrib saya akan melaksanakan Sholat Magrib yang pertama kalinya. 

Esoknya, pukul 16.00 saya sudah persiapan dengan terlebih dahulu mandi, dan tidak sabar rasanya untuk mendengar adzan Magrib, waktu berjalan seperti kura-kura, terasa lama sekali. Begitu adzan Magrib berkumandang maka saya bergegas menuju Masjid Babussalam dan ikut berjamaah Sholat Magrib disana bersama orang-orang lama, selesai sholat saya tidak melihat Ani, entah kenapa saat saya bergembira dan berusaha untuk sholat Magrib justru Ani tidak datang, waktu itu selesai sholat Magrib saya langsung pulang dan dengan kekecewaan tentunya. Namun karena tekad saya sudah bulat ingin dekat dengan Ani maka selama 3 hari berturut-turut saya paksakan untuk berjamaah sholat Magrib, Anehnya selama 3 hari pula Ani belum datang ke masjid tersebut.

Akhirnya saya memutar otak saya dan saya bertanya kepada Bi A'ah seorang wanita tua yang rajin berjamaah di Masjid Babussalaam, "Bi, dulu saya selalu melihat Ani suka sholat Magrib disini, tetapi kok sudah 3 hari ini saya tidak pernah melihatnya?" Bi A'ah menjawab "Jang, Ani itu sekarang senang berjamaah saat sholat Isya". Mendengar penjelasan Bi A'ah maka selesai sholat Magrib saya tidak langsung pulang melainkan nongkrong menunggu Ani, benar saja selama 3 hari saya nongkrong di waktu sholat Isya, Ani selalu berjamaah sholat Isya.

Bisikan halus untuk kedua kalinya saya dengar "KENAPA TIDAK SHOLAT ISYA SEKALIAN, KAN BISA BERTEMU ANI". Malam itu juga setelah mendengar bisikan lembut tersebut maka saya niatkan mulai besok saya akan melaksanakan sholat Magrib dilanjutkan sholat Isya. Benar-benar Allah Maha Berahasia, selama 3 hari berturut turut sholat Magrib dan Isya, Ani justru tidak berangkat, sayapun kembali bertanya kepada Bi A'ah kemana Ani 3 hari ini, kok tidak sholat Isya, Bi A'ah ditanya begitu malah cekikikan dan menjelaskan bahwa Ani sudah 3 hari ini selalu sholatnya Subuh berjamaah. Subhanallah, 6 hari saya sholat Magrib dan 3 hari sholat Isya berjamaah justru merasa tertantang dan dipermainkan oleh Allah SWT, saya putuskan selama 3 hari saya marathon di waktu subuh. Luar biasa Ani saya lihat memang ada di masjid saat sholat Subuh. Tiga kalinya saya mendapatkan bisikan yang mulai saya tebak bunyinya "KENAPA TIDAK SHOLAT SUBUH JUGA, KAN BISA BERTEMU ANI".

Puncaknya sudah kepalang basah, selama 3 hari saya Sholat Subuh dan Solat Magrib serta Isya tetap saya laksanakan. Subhanallah.... saat saya melaksanakan 
berturut-turut sholat di tiga waktu tersebut selama itu pula Ani tidak saya jumpai. Dengan memejamkan mata maka saya menguatkan tekad saya sebelum bisikan lembut datang ke telinga saya "YAA ALLAH ENGKAU PANDAI BERMAIN TAKTIK KEPADA KU, MULAI SAAT INI AKU AKAN SHOLAT MAGRIB, ISYA DAN SUBUH, JUGA SAYA LENGKAPI DHUHUR DAN ASHAR, SEMUA KARENA AKU MULAI CINTA KEPADA SUASANA RUMAH MU, DAN MOHON IZINKAN AGAR AKU INGIN DEKAT DENGAN MU, MENGENAI ANI AKU CUKUP PASRAH AJA".

Keesokan harinya saya sholat Subuh, Dhuhur, Ashar dan Magrib seperti biasa di Masjid Babussalam, tanpa saya duga ... pada hari itu saya bagaikan mendapatkan kebahagiaan yang amat besar karena pada saat itu Ani terlihat ada di barisan jamaah sholat magrib, bahkan setelah sholat Magrib kami berdua seperti air mengalir tergiring duduk berdua di teras samping masjid, saya pandang Ani diapun membalas memandang saya, senyumpun berbalas senyum. Saya terdunduk memejamkan mata seraya menikmati betapa indahnya dunia kala itu.

Mari kita merenungi Hadist riwayat ini...

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab,seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama"
(HR. Ibnu Majah)




AKI IRIK
Di Masjid Babussalaam ada seorang Aki (sebutan dari suku Sunda untuk orang lanjut usia laki-laki), beliau bernama Irik, Beliau adalah orang tua yang sangat taat beribadah, subuh pukul 04.00 beliau sudah duduk berdzikir di Masjid, lepas Isya beliaupun masih duduk berdzikir, setiap selesai sholat Magrib dilanjutkan dzikiran dan wiridan kami bersalam-salaman lalu melanjutkan sholat sunah ba’da Magrib … namun di masjid tersebut saya sering memperhatikan seorang aki-aki yang tetap melakukan dzikir sampai azan Isya tiba, secara perlahan akhirnya saya seing mendekatinya sambil memijat punggung sang aki yang sedang berdzikir. Dalam waktu yang lama akhirnya Aki Irik mulai mau saya ajak berkomunikasi, kami setiap harinya selalu bersenda gurau sembari bertanya jawab pengalaman kehidupan, sampai akhirnya beliau meminta saya untuk datang ke rumahnya “Jang engkek ka imah nyak” (Nak nanti ke rumah ya) “Ujang minta naon waeh aki berek” (anak minta apa saja akan aki beri) . Dengan sebuah tekad yang bulat saya sempat meminta pendapat sahabat saya yaitu Agus Kalam, Anan Hidayat dan Asok, teman-teman memberikan sedikit keterangan tentang aki Irik tersebut. 

Mereka semua kaget karena aki Irik terkenal pendiam dan sudah menjadi rahasia umum bahwa beliau adalah orang yang memiliki kemampuan spiritual yang mempuni. Sahabat-sahabat saya menyarankan agar saya meminta ilmu kesaktian seperti yang dimiliki oleh Aki Irik. Akhirnya saya putuskan untuk main ke rumah aki Irik, setelah mengucapkan salam saya dipersilahkan masuk ke rumah beliau yang hanya terbuat dari papan dan ukuran rumahnyapun bisa dikatakan sederhana dan kecil, istri dan anak serta cucu beliau ada disana, duduk di lembaran tikar yang terbuat dari tumbuhan semacam rumput. Di kursi tamu ruangan yang menyatu dengan ruangan keluarga itulah aki Irik berkata, “Nah , Jang, naon permintaan na?” (Nah, Naka pa permintaannya) Tanya aki Irik, (saya memohon ampun karena saat itu saya justru ingin mengerjai sang aki) saya jawab “Ki, abdi minta peuyeum” (Ki, saya minta tape/makanan khas suku Sunda dari singkong yang di permantasi). Aki Irik terlihat agak terkejut karena permintaan saya kok aneh, sebuah kesempatan besar yang beliau berikan justru hanya saya pergunakan untuk meminta makanan yang bernama TAPE, saya sangat faham jarak rumah aki Irik ke Bandung amatlah jauh, harus menyeberangi lautan. Aki Irik tersenyum lalu bertanya “Peuyeum jang… peuyeum ti Bandung?” (Tape nak, tape yang dari Bandung?), “Yang sekiye-kiye?” (yang segini-gini) sambil tangan aki Irik melebarkan kedua tangannya berjarak sekitar 20 cm. Saya tersenyum dan menjawab  “Muhun ki” (Iya ki). 

Aki Irik terdiam, lalu menjawab “Engges, naon deui?” (Ya sudah, apa lagi?) , saya menjawab “Eta waeh ki” (itu aja ki). Saya lihat aki Irik tersenyum lalu beliau berdiri dan berjalan memasuki kamarnya, tak lama aki Irik keluar dengan membawa 5 buah peuyem Bandung dengan alas sekat dandang untuk memasak nasi, saya kaget bukan kepalang sambil teriak “Eta peuyeum ki??” (itu tape ki??) Aki Irik tersenyum dan menjawab “Ennyak peuyeum” (iya tape), saya kembali bertanya “Peuyem ti Bandung??” (tape dari Bandung??), sekali lagi aki Irik tersenyum, “Ennyak ti Bandung” (iya dari Bandung). 

Saya melirik istri aki Irik dan keluarganya mendekati kami. Mereka bertanya “Aki, eta peuyeum timana?” (Aki, itu tape dari mana?). Aki Irik diam saja lalu duduk di depan saya, “Jang, dahar iye peuyemna iji’, sampai beak, yang opat berek ka bapak dan ibu serta keluarga di imah” (Nak, makan ini tapenya satu, sampai habis, yang empat kasihkan ke bapak dan ibu serta keluarga di rumah). Saya menuruti saja perintah beliau, dengan mengucapkan doa saya memakan 1 tape yang sangat manis tersebut, hati saya sangat takjub, karena yang saya makan benar-benar tape. Empatnya lagi dibungkus dengan plastik assoy, lalu saya pamit untuk pulang, setelah mengucapkan salam saya meninggalkan rumah Akik Irik, lagi-lagi saya mendengar gemuruh suara keluarga aki Irik yang menanyakan dari mana tape itu aki Irik dapatkan. Subhan Allah wastaghfirullah … saya sedikit berdosa karena berniatan mengerjai sang aki. 

Saat melintasi masjid Babussalaam sahabat-sahabat saya sudah menunggu sambil memanggil saya, mereka semua mengumpat dan mengatakan saya bodoh kok sampai minta tape, bukannya amalan yang berguna, tape yang di plastikpun mereka rebut, walau saya sudah mengatakan bahwa amanah aki Irik untuk keluarga namun mereka tetap memakannya sambil menjawab bahwa mereka juga kan keluarga saya. Esoknya saya meminta maaf kepada aki Irik karena ke-empat tape dimakan para sahabat dan bukannya saya berikan kepada keluarga saya. Aki Irik tersenyum sambil berkata  “Nteu nenaon jang, yang penting iji’ ngges ujang dahar” (tidak apa-apa nak, yang terpenting satu sudah anak makan).
Jazakallahu khoiron aki, semoga tape tersebut menjadi darah daging saya sebagai bentuk restu aki di dalam kehidupanku

AKHIRNYA ALLAH AZZA WA JALLA MEMPERTEMUKAN SAYA DENGAN SEORANG SUFI YANG TAAT BERIBADAH




Benar apa yang telah para kiai dan ustadz ceramahkan selama ini... bila kita ingin mendekati Allah dengan berjalan maka Allah akan mendekati kita laksana berlari... dan bila kita ingin mendekati NYA dengan berlari maka Allah akan mendekati kita laksana kecepatan kedipan mata. juga pada salah satu Firman NYA yang berbunyi...



"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS. AL KAHFI:65)

Di saat kejayaan ilmu kesaktian yang saya kuasai dan saya miliki, justru saya di pertemukan dengan Saifu Majmudin, seorang kiai ndelik (sembunyi). Dan dari pertemuan itu Pak Din (panggilan akrabnya) memerintahkan harus membuang semua ilmu kesaktian saya seluruhnya, ia menggambarkan agar diri saya seperti air di dalam gelas yang putih dan bening, jangan ada campuran apapun sehingga enak untuk kita nikmati. Beliau bertanya, saya ingin belajar membaca Al Quran atau mau ngaji kitab Al Quran, kalau belajar membaca Al Quran jangan dengan dirinya tetapi banyak guru-guru yang lain, dan jika ingin Ngaji Kitab Al Quran maka harus sabar, Tawakal dan tekun, saya saat itu sangat berfikir keras dengan kata-kata tersebut, saat itu saya belum tahu bahwa semua kata-kata yang Pak Din ucapkan adalah kata-kata HIKMAH. Maksud beliau adalah NGAJI yaitu mempelajari KITA-B B nya itu BADAN, AL (amal)... QUR (ukuran).. AN (kelakuan), berarti kita mempelajari Badan kita agar berkelakuan yang terukur oleh pelajaran-pelajaran dan makna dari Ayat-Ayat Allah SWT dalam semua Firman-Firman NYA.



SAYA MULAI DI BERI MAKNA DAN ARTI DARI BISMILLAHIRROHMANIRROHIM


Akhirnya dengan jalan yang ditentukan oleh Allah, saya mulai belajar hakiki badan kita, saat itu saya ditemani oleh 2 orang rekan yang bernama AGUS KALAM dan ANAN HIDAYAT, mereka adalah rekan seperjuangan dalam belajar ILMU JATI DIRI, Pak Din berkata JIKA KALIAN INGIN MENGENAL ALLAH MAKA KALIAN HARUS MENGENAL DIRI KALIAN TERLEBIH DAHULU. Mulailah Pak Din menerangkan makna BISMILLAHIRROHMANIRROHIM (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang), secara hikmah, yang bermula dari huruf BA maknanya adalah BABUN yaitu pintu, dimana manusia pasti akan melewati pintunya masing-masing, SIN dapat dimaknai dengan kata Salaam (selamat) dalam hal ini harus menjalaninya dengan sabar dan benar (keterangan dari Surat Al Asr) bila di rangkai akan menjadi makna apabila anak manusia menemukan pintu yang sudah dipilih untuk jalan kehidupan yang jalani, maka anak manusia itu harus menyertakan sabar dan benar saat berjalan memasuki pintu tersebut agar selamat, lalu akan bertemu dengan MIM yaitu Ma'rifat (mengenal), mengenal siapa?? MILLAH, mengenal ALLAH, disanalah anak manusia harus mengisi Pintu hidupnya dengan Sifat Allah yang AR-ROHMAN (Maha Pengasih) dan AR-ROHIM (Maha Penyayang), maka bila dirangkum makna dari Bismillahirrahmanirrohim adalah bila manusia sudah memilih dan menemukan pintu masing-masing, apapun itu yang dipilih, sebagai contoh jalan Petani, Tentara, Guru, Pedagang ataupun yang lainnya, walaupun ada juga pintu lainnya yang tidak benar sebagai contoh pintu sebagai pencuri, perampok atau sebagainya, semua tersedia karena Ar-Rohman adalah Maha Pengasih, semua dikasih, namun manusia tersebut tidak akan
bertemu Ar-Rohim (Maha Pengasih), bisa saja seorang hamba itu dikasih (dikabulkan hajadnya) mereka belum tentu disayang, karena BA yang dimaksudkan bisa juga berarti BAROKALLAH (Yang diberkahi Allah), sehingga pada puncak tujuannya manusia yang memilih pintu hidupnya akan mencari serta mengenal Allah SWT dengan segala rahasia NYA, berpondasi sabar dan benar tersebut maka manusia akan menemukan rasa syukur dan ikhlas terhadap apapun yang digariskan dalam hidupnya.

Sebenarnya itu adalah bukti nyata Allah SWT selalu mengasihi dan menyayangi hamba-hamba NYA maka untuk berterima kasih kepada Allah SWT seorang hamba harus selalu berbelas kasih dan mempunyai rasa sayang terhadap sesama. Kami diperintahkan selama 4 bulan agar tidak menyakiti binatang ataupun menyia-nyiakan tumbuhan, Puasa selama 3 hari yaitu pada hari Rabu Pon, Kamis Wage Jumat Kliwon, dengan dzikir Bismillahirrohmanirrohim sebanyak 19.000 X, buka puasa di hari Kamis cukup dengan minum air segelas dilanjutkan Dzikiran tidak tidur sampai Jumat magrib, satu liyepan/kedipan terlena/tidur sesaat berarti gagal pelaksanaan.

Dengan semangat dan tekad bulat untuk mengerti serta mengetahui makna tersebut maka saya berusaha untuk melaksanakannya. Melaksanakan tirakat tersebut ternyata sangat berat sekali, apalagi mulai dari kamis sore sampai jumat sore kami tidak diperkenankan untuk tidur, dengan keadaan seperti itu terasa sangat berat saat pelaksanaan Sholat Jumat yang notabene berpuasa dan tadi malam tidak tidur, weleh-weleh itu hal yang sangat beraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattt (berat)..... namun karena tekad yang bulat maka saya selalu niatkan di dalam hati bahwa setiap kali berucap Bismillahirrohmanirrohim maka saya laksana mengawali jalan dimana saya harus selalu memohon berkah dari NYA ... saya akan berusaha sabar dan menjaga benar dalam langkah menyongsong segala macam kegiatan sehingga saya beristiqomah yakin bahwa Allah SWT sedang memperhatikan saya.... sayapun harus selalu memohon kepada Nya agar di jalan yang sedang saya pilih saya akan bersikap lemah dan lembut untuk sesama makhluk ciptaan NYA...



ALLAH MEMANG MAHA BESAR, PERTAMA KALI SAYA MELIHAT KEAJAIBAN LAFADZ BISMILLAHIRROHMANIRROHIM


Dengan ketekunan ingin mendalami Ilmu Sang Maha Sakti akhirnya saya bisa menyelesaikan amalan dan tirakat saya yang Pertama, sore itu saya ke rumah Pak Din dan berbuka puasa di rumahnya dilanjutkan pengijazahan amalan tersebut, banyak sekali wejangan (petuah) yang diberikan kepada saya, intinya tentang hidup manusia yang welas asih (Kasih sayang) dan penyayang kepada sesama, tumbuhan, hewan dan alam, ini baru tingkatan pertama, setelah pengijazahan.

Setelah lanjutkan Sholat Isya berjamaah dengan beliau, saya pulang dengan berjalan kaki, rumah Pak Din hanya berjarak sekitar 2 Km dari rumah saya, di tengah perjalanan, saya melewati rumah Ani, tiba-tiba dada saya berdebar (namanya juga lewat rumah orang yang kita kagumi jadi darah ini terasa deg deg ser denyutnya), Maa Syaa Allah , pantas saja deg deg an ternyata ada Ani yang sedang duduk di teras rumahnya, secara reflek dalam hati saya berdoa "Bismillahirrohmanirrohim, Yaa Allah saya ingin sekali melihat wajah Ani secara jelas walau ia ada di kegelapan itu", selesai berdoa dalam hati, saya melihat mobil Truck melintas namun tiba-tiba lampu mobil itu berbelok ke wajah Ani, wajahnya jelas sekali saya lihat, sopir Truck itu langsung menghentikan mobilnya, iapun turun memeriksa lampu mobilnya, kenapa mobil menghadap ke depan tetapi sorot lampunya serong ke arah Ani duduk, saya benar-benar menikmati wajah Ani yang selama ini membuat saya berjuang mendekatinya, tidak lama kemudian barulah saya tersadar ada kejanggalan dengan kejadian tersebut, saya langsung mengucapkan Istighfar, saat itu pula lampu mobil kembali normal lurus ke depan, Ma Syaa Allah ternyata lafadz Bismillahirrohmanirrohim atas kemurahan Allah SWT telah saya lihat keagungannya, saya lewati rumah Ani sembari menguatkan kembali agar saya terus patuh pada perintah-perintah Allah SWT dan Yakin dengan segala Firman NYA, ternyata benar JOPO MONTRO TANPO TOPO ORA ENEK OPO-OPO (Amalan tanpa di Tirakati dengan ketekunan dan keyakinan adalah sia-sia) malam itu hati saya semakin kuat untuk mendekatkan diri ini dengan Sang Maha Kuasa.



Al-An'am : 3

وَهُوَ اللَّهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْأَرْضِ ۖ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ

Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.

 

SAYA MULAI BELAJAR MAKNA ALHAMDULILLAHI ROBBIL 'AALAMIN



Setelah pelajaran Basmalah selesai Pak Din mulai mengajarkan Ayat ke-dua dari Al Fatihah yaitu Alhamdulillahi Robbil alamin (Segala Puji bagi Allah Tuhan sekalian alam) . Disini pak Din menjelaskan memang puji-pujian hanya milik Allah, lalu bagaimana bila ternyata kita sehari-hari masih memuji manusia, contoh : mungkin karena pandainya, tampan / cantiknya atau karena kayanya. Pak Din menerangkan Pujian ada 4 : 


1. Puji Quddus 'ala Quddus ( makhluk memuji makhluk ) ini berkaitan dengan sifat alami manusia seperti kita memuji seseorang karena kepandaiannya, memuji keindahan pepohonan, gunung dan lain-lain. Namun hanya sebatas memuji sederajad sebagai makhluk tanpa membandingkannya dengan Sang Kholiq.

2. Puji Qoddus 'ala Qodim ( Makhluk memuji Tuhannya ) mungkin dengan Bertasbih, Tahmid, Takbir ataupun Tahlil dan sebagainya.

3. Puji Qodim 'ala Quddus ( Tuhan memuji makhluk ) Allah SWT memuji hambanya yang bernama manusia mungkin karena manusia itu taat kepada orang tuanya, karena rajin sholatnya dan lain-lain, ini hanya Allah yang tahu, namun sebagai contoh Allah memuji Rosululloh SAW yang tercantum dalam Kitab Al Quran.

4. Puji Qodim 'ala Qodim ( Allah memuji dirinya sendiri ) ini hak Preogatif Allah, kita bisa melihatnya dalam Asmaul Husna dimana Allah menyatakan bahwa DIA Maha Adil, Maha Kuasa dan lain sebagainya.



Jadi kita sebagai insan beriman harus bisa memilah-milahnya.  Dan memang benar adanya.. agar kita terhindar dari gila pujian.. kita renungi firman Allah SWT  ...

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."   (QS. Al-Hadid: 20)




SELANJUTNYA SAYA DI BERIKAN PELAJARAN MAALIKIYAUMIDDIN


Inti dari ayat ini kita harus benar-benar yakin bahwa kelak ada yang akan menjadi Raja di hari Pembalasan, dimana kita harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan-perbuatan kita semasa di dunia, Dilanjutkan ke IYYAA KANA'BUDU WAIYYAA KANASHTA'IN Hanya kepada MU lah kami menyembah dan Hanya Kepada MU kami mohon pertolongan, jadi kita sebagai manusia wajib menyembah Allah setiap waktunya baru minta tolong.. dan jangan ketika minta tolong baru menyembah.. ini banyak terjadi pada kita.. pas butuh dan memohon pertolongan maka kita baru sholat, puasa ataupun amalan-amalan lainnya. Sampai ke IHDINASSHIROTOL MUSTAQIM kita wajib untuk memohon agar jalan yang kita jalani adalah jalan yang lurus. SHIROTOLADZI NA'AN'AM TA'ALAIHIM GHOIRIL MAGHDHUBI'ALAIHIM WALADDHOLLIN. Jalan manakah itu... ternyata jalannya orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, dan bukan jalan orang-orang yang tersesat atupun dholim pada kaumnya... saya belajar penerapannya hampir 6 bulan, dimana saya harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. 


Kesimpulan dari Surat Al Fatihah yang saya maknai adalah :

Ketahuilah!  Bahwa Alam yang kita lihat sangatlah Luas ini baik di langit maupun di bumi, mencakup keseluruhannya yaitu sekalian Alam, terhimpun atau terangkum akan rahasia Ilmunya di dalam 30 Juz Al-Qur’an. Artinya adalah siapa-siapa yang membaca dan memahami Al-Qur’an.maka sama halnya ia melihat kepada Sekalian Alam. Karena Hakikat penciptaan Alam ini termuat pada 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat. Sangat Agung sekali Kitab Al-Qur’an itu yang diturunkan kepada Rosulullah Saw yang kemudian menjadi Kitabnya orang-orang Islam. Bahkan dikatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyempurna dari pada kitab-kitab sebelumnya. Akan tetapi keagungan dari pada Al-Qur’an itu bukan lah di lihat dari pada tulisan dan bacaannya, melainkan dari pada makna yang tersirat/terkandung didalamnya.


Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di dalam kitab itu tidak ada bedanya dengan buku-buku bacaan biasa, sehingga letak keImanan seseorang apa bila terfokus kepada Kitabnya/bukunya itu sama halnya ia beriman kepada sesuatu yang bakal hancur. Saya katakana bakal hancur karena apabila kitabnya/bukunya itu di masukkan ke dalam api ia akan terbakar, dimasukkan ke dalam lautan ia akan basah. Jangan kan di bakar dan dimasukkan ke dalam air, di letakan saja di atas lemari, tidak di rawat dan di urus lambat laun ia akan rusak dan lapuk di makan oleh Rayap. Sudah kewajiban bagi seorang Mukmin untuk beriman/mempercayai kepada kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh Rosulullah Saw. Tetapi yang perlu direnungkan adalah keimanan/kepercayaan seseorang akan sesuatu itu, akan di bawa sampai mati bahkan sampai ke Robbul Jalil. Jika yang di Imani adalah sesuatu yang rusak dan hancur, maka keimanan nya akan dipertanggung jawabkan di Hari Kemudian kenapa beriman kepada sesuatu yang hancur.


Tetapi apabila ia mengerti bahwa yang diimani itu bukanlah “Kitabnya/bukunya” melainkan yang terkandung di dalamnya yaitu “Firman Allah” maka keimanan seperti itulah yang akan menjadi penolongnya di hari kemudian, karena Makna yang terkandung di dalam kitab itu yaitu “Firman Allah” itu tidak akan hancur dan tidak akan Musnah sampai kapan pun juga.

Allah Swt berfirman : Dan sekiranya Qur’an diletakkan di atas gunung, maka gunung dapat digoncangkan atau diletakkan pada bumi, maka bumi jadi terbelah atau diletakkan pada orang mati maka orang-orang yang sudah mati dapat berbicara”(QS, Ar Ra’d : 31)


Sehingga sangat keliru jika mengartikan Al-Qur’an itu hanya sebatas arti Harfiah saja yaitu diartikan sebagai “BACAAN”. Padahal kita mengetahui bahkan seluruh orang Muslim tahu bahwa Al-Qur’an itu adalah Firman Allah, Kalam Allah, Perkataan Allah dan Suara Allah. Jadi tidak bisa dipersamakan “FIRMAN ALLAH” dengan “BACAAN”. Lalu di mana letak keagungannya Al-Qur’an jika hanya sebatas “BACAAN” saja, tetapi jika Al-Qur’an itu dimaknai dengan “FIRMAN ALLAH”, maka itu lah keagungan yang sangat Mulia sekali.

Kemudian dari Firman Allah yang terdiri dari 30 Juz 114 Surah dan 6666 Ayat itu terangkum lagi tersimpulkan lagi di dalam Surah “Al-Fatihah”.


Di dalam Surah Al-Fatihah itu dikatakan di Hadits Qudsi sebagai 7 ayat yang berulang-ulang. Firman Allah “Aku turunkan kepada mu 7 ayat yang berulang-ulang yaitu : TIGA BAGI-KU, SATU ANTARA ENGKAU DAN AKU DAN TIGANYA LAGI BAGIMU. TIGA BAGI-KU ADALAH ; ALHAMDULILLAHIROBBIL’AALAMIIN. ARROHMAANIRROHIIM. MAALIKI YAU MIDDIIN. SATU ANTARA ENGKAU DAN AKU ADALAH ; IYYAAKA NA’BUDU WA IYYAAKA NAS TA’IIN. DAN TIGA BAGIMU ADALAH ; IHDINASHIROOTOL MUSTAQIIM. SHIROOTOLLADZIINA AN’AMTA ALAIHIM. GHOIRIL MAGHDU BI’ALAIHIM WALADHOO-LLIIN.


Surah Al-Fatihah itu terdiri dari pada 7 Ayat yang terbagi menjadi :

3 (Tiga) Bagi Allah …. 1 (Satu) Antara Insan dengan Allah …. 3 (Tiga) Bagi Insan

Lalu keseluruhan dari 7 Ayat tersebut sama dengan 3 1 3, sebagaimana juga diriwayatkan bahwa jumlah seluruh Rosul itu ada 313 Rosul. Kemudian Kandungan Surah Al-Fatihah itu terangkum lagi, tersimpulkan lagi pada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim”, artinya adalah : Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Penyayang. Akan tetapi makna dari pada Kalimah tsb adalah : Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya. Bagi mereka-mereka yang mengerti akan Makna daripada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim” maka sama halnya ia telah memaknai Surah Al-Fatihah, dan mereka yang dapat memaknai Al-Fatihah maka sama Halnya ia telah memaknai 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat, dan bagi mereka yang telah dapat memaknai 30 Juz Al-Qur’an maka sama Halnya ia telah memaknai rahasia Kehidupan Seluruh Sekalian Alam.


Karena itu setiap orang Muslim ketika ingin memulai sesuatu pekerjaan selalu didahului dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirohiim”. Dimana makna nya adalah, Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya.

Itulah yang dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad Swt, dan terus turun temurun sampai kepada orang-orang tua kita. Lalu menjadilah suatu budaya bagi orang muslim untuk memulai sesuatu pekerjaan itu dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirrohiim”. Kenapa kami katakan bahwa itu menjadi budaya bagi orang Muslim, padahal itu kan suatu kebaikan yang ada dalam Agama Islam sebagai “Sunnah”?. Benar! Akan tetapi sesuatu yang dilakukan atau diperbuat jika tidak mengetahui Rahasia dan Makna yang terkandung di dalamnya maka sesuatu itu tidak ubahnya sama halnya dengan Budaya?

Jika memang itu adalah suatu “Sunnah”, maka ketahuilah Rahasia dan Maknanya. Jika tidak maka apa yang di perbuat dan dilakukan tidak akan memberikan barokah pada dirinya walaupun ia telah memulainya dengan “Bismillahirrohmaanirrohiim”.
 



PERJUMPAAN SAYA DENGAN MAHLUK MENYERAMKAN DI TURUNAN RAWA TANJUNG INTAN

Malam itu seperti biasa ba'da Isya saya berangkat mengaji ke rumah pak Din, hujan rintik-rintik dan suasana jalanan terlihat sepi, ketika melintasi turunan rawa perempatan kearah SMU Negeri I Purbolinggo saya merasa ada yang mengikuti langkah saya, ia selalu di belakang saya, namun ujung jari jempol kakinya selalu terlihat di samping kanan dan kiri saya seperti lazimnya orang melangkah, jurus satu-satunya saya saya tancap gas alias jurus langkah seribu, 

Sesampainya di rumah pak Din saya menerima banyak sekali wejangan (petuah), hampir mendekati pukul 00.00 Wib, pak Din melihat saya seperti tidak ada niat untuk pulang, akhirnya ia pun berkata "Hmmm diganggu penghuni rawa yang di turunan ya?" saya kaget namun tidak menjawab " Ini saya beri amalan AJI BUNGKEM BUMI yaitu mengikat para jin yang nakal," akhirnya sayapun pulang, sesampainya di rawa saya langsung membaca rapalan tersebut, rapalan itu adalah 2 kalimat syahadat di tambah ayat kursi . Tiba-tiba saya melihat cahaya seperti rantai lalu mengikat mahluk tinggi besar berwarna hitam tersebut, ia menjerit sembari berteriak "Ampuuun (ampun) lepaskan saya, saya tidak akan mengganggu lagi", melihat hal tersebut bukannya saya mendengarkannya, saya justru langsung keluarkan jurus langkah 10.000 dengan gas 100 km/jam, saya tidak hiraukan panggilan mahluk tersebut yang terus memohon meminta dilepaskan, (jujur saya takut saat itu maka saya berlari sekuattenaga menjauhi makhluk itu), sampai saat ini sudah lebih dari 16 tahun, setiap melintasi jalan tersebut mahluk hitam tersebut selalu menampakan dirinya kepada saya untuk dilepaskan dari rantai tersebut. Maafkan saya wahay mahluk, saya hanya diberi amalan untuk mengikat namun tidak tahu bagaimana melepaskannya....



GADIS BERCADAR ITU MEMBUAT SUKMA SAYA KEMBALI MELAYANG



Saat itu saya duduk di bangku kelas 2 SMA, 1 minggu pihak sekolah melakukan masa orientasi kepada siswa baru kelas 1, Saya selaku Ketua IRM ( Ikatan Remaja Muhammadiyah) bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaannya kepada Kepala Sekolah dan Dewan Guru, Saat itu santer terdengar dari kakak-kakak pembina bahwa di kelas 1-2 ada seorang siswi yang memakai jilbab namun mulut dan hidungnya ditutup, hanya terlihat kedua mata yang lentik.

Allah Memang Maha Besar, entah kenapa ada jam pelajaran kosong di kelas tersebut, Dewan Guru meminta saya untuk mengisi kekosongan dengan pelajaran Akhlak. Saya masuk ke kelas tersebut dan langsung memperkenalkan diri, sontak semua siswa dan siswi terdiam seribu bahasa setelah tahu siapa saya (waktu itu katanya sih saya terkenal ganas sekali, kalau siswa laki-laki pasti deh kencing di celana, kalau siswi wanita pasti nangis tiada henti kalau saya marahi... semoga Allah memberikan hikmah untuk peristiwa tersebut).

Saya memperhatikan satu persatu siswa dan siswi di kelas 1-2, tepat saja, pada bangku ke dua tengah saya lihat seorang siswi memakai hijab bercadar... hanya matanya saja yang terlihat, saya pun berkata "Siapa di kelas ini yang bernama Sari?" dugaan saya tidak meleset, ia mengacungkan jari telunjuk tangan kanannya keatas (saat itu saya tahu dari kerut sekitar matanya dan pancaran pandangannya bahwa ia sedang dalam keadaan takut), tanpa sengaja saya tersenyum dengan ikhlasnya. ..



DI LAPANGAN MERDEKA PURBOLINGGO SAYA MERASAKAN ADA SENTUHAN SUKMA




Masa orientasi selesai, siswa dan siswi kembali disibukkan oleh banyaknya perlombaan-perlombaan untuk menyambut perayaan HUT RI ke-48, saya saat itu kebagian masuk siang untuk belajar di sekolahnya (karena kekurangan ruang kelas, sekolah kami membagi pagi dan siang untuk jadwal belajar) jadi pulangnya selalu pukul 16.30 Wib, seperti biasa, setiap pulang dari sekolah, saya selalu menyempatkan diri untuk pergi ke Lapangan Merdeka Purbolinggo untuk menyaksikan sekilas perlombaan sepak bola dan volly ball antar desa.

Di antara kerumunan orang-orang yang lalu lalang tiba-tiba jantung saya berdetak, saya merasa ada yang selalu memperhatikan saya.. saya tahan nafas sembari mengucapkan Lafadz YAA ALIM, YAA GHOIB saya satukan Latifatul Natiqoh, Latifatul Qolbi dan Latifatul Sirr, saya menengok kearah serong kiri... dada saya berdetak kencang melihat seorang gadis berkerudung dengan senyum yang menawan.... Yaa Allah siapakah dia.. lirih saya berdoa, saya secepatnya membuang muka saya,  takut memandangnya lama-lama, namun itu membuat saya semakin salah tingkah, bersyukur hal itu tidak berlangsung lama, saya coba melirik kearah gadis itu.. Subhanallah gadis itu sudah tidak ada.. saya menarik nafas panjang dan berniat untuk pulang, wahai gadis yang aneh, wajah mu belum pernah ku lihat sebelumnya.. saya jujur.. mungkin dirimu adalah bidadari yang bosen di langit sana dan turun ke bumi hanya untuk menggoda saya (sayapun berjalan sambil menahan senyum)...



AKHIRNYA GADIS ITU MENGHAMPIRI SAYA

Kali ini jam dinding saya rasakan mulai lemot jalannya, yang ada di pikiran saya bagaimana secepat mungkin saya bisa ke Lapangan merdeka, siapa tahu bisa bertemu Bidadari yang kemarin. Bel usai pelajaran langsung saya sambut senyum bahagia, dengan menahan nafas saya merapalkan YAA HAYYU YAA QOYYUM, YAA LATIF YAA KHOFITH YAA HU YAA ALLAH, ALLAHUMMA SHOLLIALA MUHAMMAD .. sebenarnya rapalan itu bisa digunakan untuk seapi angin (tetapi yoo ada lakunya ya..) tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama saya sudah di pinggir lapangan dan menanti harapan hati. Benar saja jantung saya berdetak kembali.. saya pun berdoa sambil memejamkan mata, Yaa Rohmaan Yaa Rohiim pertemukanlah ia dengan ku yaa Allah. Saya membuka mata dan Ma Syaa Allah gadis itu tepat di
depan saya sembari tersenyum... memang ada yang beda penampilannya saat ini, dia tidak memakai jilbab, rambutnya lurus sebahu.
Setelah saya balas senyumannya sayapun pergi meninggalkan lapangan untuk pulang, saat itu cukup sekian saja untuk menikmati sebuah anugerah, di tengah perjalanan pulang, gadis itu mengikuti langkah kaki saya, saya melangkah kanan, diapun kanan, saya kiri, diapun kiri, akhirnya saya berhenti.. sembari menyapa.."Maaf nona.. kita tidak saling mengenal , tolong tidak usah becanda!", gadis itu berdiri ke depan saya sembari meletakkan kedua tangannya ke pinggang (berkacak pinggang) "Ooh ini yang namanya kak.... (dia menyebutkan nama saya).. yang paling alim, paling galak.. paling dingin dan yang paling segalanya"... Saya terkejut karena ia tahu nama saya, saya pun menahan nafas dan melanjutkan berjalan, gadis itupun berjalan sejajar dengan saya, "Maaf nona saya belum tahu nona?" gadis itu menjawab ; "Kak, di kelas 1-2 kakak kan memanggil nama saya...", saya berhenti dan memandang wajahnya.. "Jadi ini gadis bercadar itu.. Subhanalloh cantik banget hehehehe". 

Sayapun tersenyum dan ia membalas dengan senyuman.. Terima kasih Yaa Alloh.... ternyata ia orang baru yang rumahnya tidak jauh dari rumahku.. Akupun berteriak dalam hati, wahai dunia iri lah kepadaku... maka aku akan semakin mesra... sejak saat itu saya dan Sari selalu berangkat ke sekolah bersama, itulah moment dimana pertama kalinya saya memanggil seorang gadis dengan sebutan "dee" padahal karakteristik saya selalu menyebut seorang gadis selalu dengan sebutan "non"


  
SAYA MELIHAT 2 SRIGALA BERWARNA PUTIH MENGEJAR SARI



Malam itu seperti biasa, saya melakukan sholat tahajjud, selesai sholat saya lanjutkan dengan bertafakkur sembari mendzikirkan kalimat Allah, tiba-tiba ada seseorang datang kepada saya, dia memakai gaun putih dan berkerudung.. saya sangat terkejut ternyata sosok itu adalah Sari, "Ada apa de kok malam-malam begini datang pada kakak?" (waktu itu saya sudah sedikit mengerti bahwa saya hanya berhubungan melalui SUKMA), Sari menangis dan memohon pamit kepada saya seraya memohon maaf, kemudian ia memalingkan wajahnya, saya pegang bahunya iapun tertunduk membelakangi saya dan berlari menjauhi saya, saya mengejarnya, tiba-tiba di belakang saya muncul 2 srigala berbulu putih, srigala yang satu menyerang saya dan yang satunya lagi mengejar Sari, karena saat itu saya di alam ruh maka saya membaca LAA ILAAHA ILLALLOH tangan saya bercahaya putih, maaf pembaca.. di alam halus amalan yang kita baca rupanya merupakan senjata, ada yang bersenjatakan Surat Alfatihah ataupun mantera-mantera lainnya... Ayatul Kursi di alam sukma bisa menjadi senjata berupa panah, Al Ikhlas bisa menjadi suatu tameng / perisai, Surat Al Fil bisa menjadi cemeti / cambuk dan lain-lain..  

Alhamdulillah srigala yang satu bisa saya lumpuhkan, sayapun mengejar Sari.. ia lari menuju 2 pohon pisang yang sejajar dan ingin tidur disela-sela kedua pohon pisang tersebut.. ASTAGHFIRULLOH ... itu adalah tanda-tanda kematian.. srigala yang mengejarnya semakin dekat namun dengan hentakan keras saya berteriak ALLAAHU AKBAR.. srigala itupun bersimbah darah berwarna putih, Sari menangis dan menutupi wajahnya dengan ke dua tangan, dengan lembut saya membuka tangan yang menutupi wajahnya, "Yaa Allah ampunilah dosa-dosanya.." wajah Sari berwarna hitam hangus dan mirip sekali dengan tengkorak, saya langsung memeluknya... tiada mahluk yang jelek di sisi Allah melainkan karena amalnya.... tiba-tiba bayangan Sari hilang dan saya sudah kembali ke jasad saya, saya membuka mata dan terkejut karena di sekeliling saya terdapat bercak-bercak darah berwarna putih... "Yaa Allah Dzat Yang Maha Agung.. apa yang terjadi pada Sari,...."



OBAT BUAT SARI



Esoknya, saya sekolah seperti biasa .. saya tidak melihat Sari sekolah, 3 hari lamanya saya tidak menjumpainya maka pulang sekolah saya mampir ke rumah Sari, saya baru tahu Sari sedang sakit, wajahnya sama seperti yang saya lihat di alam sukma, keluarganya saat itu sudah pasrah karena dokter bilang sudah berat untuk disembuhkan, saya langsung berdoa agar Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Sari, beberapa menit berikutnya saya langsung pulang, mengganti pakaian sekolah dan berlari menuju rumah Pak Din.

Sesampainya disana, saya melihat pak Din berdiri di depan pintu rumahnya sembari tersenyum, dengan mengucap salam saya langsung mencium tangan kanannya, di tangan kirinya saya melihat selembar daun sirih, saya dipersilahkan masuk, sambil menahan tangis saya menceritakan keadaan Sari dan saya bertekad untuk mencarikannya obat, Pak Din tersenyum kembali, senyumnya yang sejuk seakan memberikan jawaban... "Yang ada di tangan saya ini daun sirih temu ros" Ucapnya, "Saya berikan daun ini guna perintah padamu.. Sirih bisa juga diartikan sebagai Suruh, atau saya mandatkan padamu, obati gadis itu, cari hujan di hari Selasa Legi dan cari pohon Raja Nangka.. air yang jatuh dari pancuran pelepahnya, In Syaa Allah itu adalah obat untuk segala macam penyakit".

Saya langsung melihat kalender yang menempel di dinding rumah Pak Din, dan sayapun teriak "Hari ini Selasa Legi pak", saya bergegas keluar rumah beliau dan saya pandangi langit yang ternyata dalam keadaan cerah, .... "Pak tidak ada tanda-tanda turun hujan" ujar saya lirih menahan sedih, Pak Din kembali tersenyum.. "Pulanglah, linting daun sirih ini dan masukan ke air hujan tersebut, baca Al Fatihah 7x, Surat An Nasr 7 x, Al Qodr 7 x, Surat An Nas, 7x, Al Falaq 7x, Al Iklas 7 x dan Ayat Kursi 7x.. lalu tiupkan ke air hujan tersebut dan memohonlah Kepada Allah SWT agar menjadi obat..." 

Setelah menerima daun tersebut sayapun berlari pulang.... Allahu Akbar... langkah demi langkah dalam berlari, saya diikuti dengan gerakan awan yang menggumpal.. makin lama menjadi mendung.. saat langkah pertama menginjak teras rumah milik saya maka rintikan air hujan pertama turun pula ke bumi... saat itu hujan turun lebat sekali, saya berlari ke dapur untuk mengambil gelas dan berlari menuju rumah Supriadi, karena saya tahu disana banyak sekali pohon pisang, sesampainya di rumah Supriadi saya bertanya apakah ada pohon pisang raja nangka, Alhamdulillah ternyata ada, secepatnya saya berlari kearah pohon pisang raja nangka dan saya tadahi air yang terpancur dari pelepahnya.





SARI MULAI TERSADAR



Setelah mendapatkan air hujan tersebut saya bergegas pulang dan mandi, kemudian berangkat ke rumah Sari, sesampainya di rumah Sari, saya terkejut karena ternyata papan Nisan atas nama Sari sudah tertulis disana, saya pamit kepada kakaknya untuk menemui Sari, menurut dokter yang memeriksa Sari, diperkirakan oleh hitungan medis, 3 hari saja waktu untuk bertahan, dengan memuji Asma Allah SWT, saya meminumkan air hujan tersebut dengan sebuah sendok, tidak beberapa lama Sari terlihat mulai meminum sedikit demi sedikit tetesan air yang menempel di bibirnya... selanjutnya terlihat bisa meneguk air sesendok dan bahkan bisa meminumnya sampai satu gelas... Alhamdulillah.. Sari mulai membuka matanya.. tersenyum indah "kakak... " sapanya kepada saya... Subhanallah ia mulai bisa duduk dan kamipun bisa mengobrol walau dengan sedikit pembicaraan.... YAA ALLAH YANG MAHA KUASA... ATAS IZIN MU, ENGKAU SUDAH MEMBUAT HATIKU LEBIH YAKIN AKAN KEKUASAAN MU...obat sederhana itu ternyata bisa untuk memulihkan kesehatanmu Sari....

Pergolakan hawa Panas dan dingin telah Sari lewati.... sejak saat itu kami selalu berdua pergi ke pengajian-pengajian... niatku untuknya adalah semoga Sari bisa mengenal Islam dengan sepenuhnya......mari kita renungkan bersama....

Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit berserta obatnya, dan menjadikan obat bagi setiap penyakit, maka berobatah kamu dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (Hadis Riwayat Abu Daud dari Abu Darda’. Lihat ash-Shahihah no. 1633 (Hasan lighairihi)




MEMASUKI MAKNA ALIF LAM MIM




Pak Din akhirnya mulai membuka tabir makna Alif Lam Mim, dimana Alif itu bisa dimaknakan menyatakan SATU / ESA atau ALIYYIL (Maha Tinggi) LAM (Latifah / halus) MIM (Ma'rifat/dilihat/mengenal) maka Alif Lam Mim berarti menunjukan bahwa Allah itu Esa/ Satu dan Maha Tinggi, tidak ada yang lebih tinggi daripada DIA, dan kita tidak bisa mencari dimana ataupun bagaimana bentuk Allah karena DIA Maha Lembut namun Allah selalu Ma'rifat atau melihat kita dan kita harus berusaha mengenal Nya, apabila huruf-huruf tersebut dirangkai menjadi ALIF - LAM - MIM rangkaian huruf gundul yang bisa saja kita baca menjadi ALAM atau ILMU ... yaah orang yang berilmu pasti akan lembut terhadap alam ini karena hal tersebut membuktikan bahwa mata kita sedang terbuka (Ma'rifat) .

Lalu untuk mendapatkan maknanya masuklah kita pada ayat kedua DZALIKAL KITAABULA ROIBA FIHII HUDALLILMUTTAQIN ... Bahwa diturunkannya kitab Al Qur'an adalah sebagai petunjuk bagi orang Muttaqin/percaya.... ini akan menjawab makna Alif-lam-mim yang merupakan gambaran ilmu dan alam lalu kita harus membuka makna Muttaqin (percaya) agar kita bisa mendapatkan petunjuk dari Kitab yang diturunkan ini, bagaimanakah Muttaqin yang diinginkan oleh ayat tersebut???? ALLADZI...(yaitu) NAYU'MINUUNA BIL GHOIBI orang-orang  yang percaya pada yang ghoib... karena Allah SWT sendiri itu Ghoib... Malaikat, syetan dan lainnya ... lalu bila kita mau percaya pada yang ghoib bagaimana caranya untuk bisa tahu tentang yang Ghoib itu?? 

WAYUQIIMUNASSHOLAAH ... Sholatlah... karena sholat banyak sekali faedah dan manfaatnya... contoh saat kita ingin tahu sesuatu yang membingungkan diantara pilihan.. atau.. ingin mengetahui jodoh kita .. cobalah sholat Istikharoh.. lalu hadiahi Surat Al Fatihah 7 x kepada yang kita niatkan .. contoh pada nama orang yang kita sukai.. apakah ia jodoh atau tidak dengan kita... maka In Syaa Allah malamnya kita akan bermimpi bertemu dengannya.. bila di dalam mimpi tersebut ia datang dengan baju compang camping maka sifatnya mungkin saja sedang buruk.. bila ia datang dengan baju yang rapi bisa jadi sifatnya baik.... atau sholat hajad ketika kita ingin tahu pohon angker itu seperti apa wujud penghuninya .. maka cukup kita ambil tanah segenggam dari bawah pohon tersebut lalu kita sholat hajad dan kita ucapkan SALAM, bila pohon tersebut ada penghuninya maka tanah segenggam yang kita letakkan akan bergoyang, selanjutnya biasanya akan mengeluarkan asap dan menjelma menjadi wujud penghuni pohon tersebut... namun kesemuanya tentu ada lakunya... karena bisa saja diantara kita yang belum tercapai mendapatkan jawaban, berarti harus kita lengkapi kembali dengan WA MIMMA ROZAKNAHUM YUNFIKUN ... tambahkan bershodaqoh seikhlasnya kepada sesama.....



9 ORANG YANG MENJADI PERTIMBANGAN SAYA SAAT ITU



Suatu malam, tiba-tiba saya bermimpi didatangi oleh 8 orang memakai jubah putih, 4 orang diantaranya terlihat marah kepada saya dan 4 orang lainnya justru saya, saat itu saya tidak tahu kenapa ada yang marah dan ada pula yang membela, 4 orang yang terlihat marah mengatakan bahwa kenapa ilmu-ilmu kesaktian saya masih banyak yang belum dibuang, akan tetapi 4 orang yang lain mengatakan bahwa saya sudah banyak kemajuan dalam mencari JATI DIRI serta mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.

Di puncak perbedaan pendapat datanglah satu orang memakai baju setelan warna hitam dan memakai blangkon, orang tersebut ikut membela saya, dengan kedatangan orang tersebut maka ke-8 orang yang memakai baju putih berlalu pergi meninggalkan saya, tinggalah saya dengan orang yang memakai baju hitam, "Maaf, bapak ini siapa? dan siapa mereka? kenapa ada yang marah dan ada yang membela?" tanya saya, orang tersebut menjawab " Saya SUNAN KALI JAGA, mereka ada 8 WALI ALLAH lainnya, saya datang kemari untuk memberikan dukungan agar dirimu melanjutkan pencarian terhadap Jati dirimu" lalu orang tersebut memberikan saya selembar daun alang-alang "Pergunakanlah daun ini untuk hal-hal yang mendesak" setelah memberikan daun alang-alang tersebut orang itupun menghilang, sesaat kemudian saya melihat air bah yang besar sekali datang kearah saya... saat itu saya langsung teringat daun alang-alang yang saya pegang, dengan membaca BASMALLAH saya banting alang-alang tersebut ke tanah... MAA SYAA ALLAH alang-alang tersebut tiba-tiba menjadi rakit yang bisa menyelamatkan nyawa saya dari amukan gelombang ombak air BAH yang ganas.... Alhamdulillah dalam mimpi tersebut saya menemukan tempat mendarat... dan tempat itu adalah pemakaman Desa Tanjung Intan dimana saya pertama kali berhenti berjalan saat sukma saya berjalan pada Sinar laksana Matahari yang pernah saya jumpai.... Yaa Allah... mungkin ada banyak sekali yang saya perbuat sehingga Engkau harus mengirim Wali-wali MU untuk memperingatkan saya agar lebih taat kepada-MU.... berilah hikmah kepada hamba dalam salah satu firman-MU yaa Allah SWT...

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."(QS. Al-Baqarah: 152). 

Kini saya sadari mengapa saya saat itu diberi Daun alang-alang, alang-alang bermata tajam di kedua sisinya, mungkin saya harus selalu berhati-hati dalam mengamalkan sebuah ilmu kehidupan, daalam makna yang lain saya temukan bahwa alang-alang bisa juga diartikan agar jangan kepalang atau setengah-setengah dalam menjalankan sesuatu pekerjaan karena yang memberikannya adalah SUNAN KALI JAGA yang saya maknai dengan SUsuNAN KALImat yang harus di JAGA... kalimat tersebut tidak lain adalah..... ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH
 


PERTEMUAN DENGAN SESEORANG YANG MEMBAWA SAYA KE MAKAM RATU IBU TAMBAH LUHUR




Di depan rumah saya ada rumah kosong yang dihuni oleh satu orang, ia disendirikan oleh keluarganya karena memiliki sakit jantung bocor, agar menghindari tekanan bathin maka ia di ungsikan agar bisa tenang, kata dokter kemungkinan besar sulit dirinya untuk bisa bertahan hidup karena salah satu bagian jantung miliknya ada yang bolong, tanpa sengaja saya mampir ke rumahnya dan bisa ngobrol-ngobrol dengannya, sebut saja namanya Rahmat, ia bercerita ingin sekali pergi ziarah ke makam Ratu Ibu Desa Tambah Luhur, ia bercerita katanya ada kerajaan disana. Keakraban saya dan Rahmat dilihat oleh ibunya dan ibunya berpesan sambil menangis agar saya bisa membuat Rahmat senang karena di perkirakan hidupnya tinggal 3 hari lagi. Saat saya dan Rahmat berdua, dia memohon agar saya bersedia mengantarnyaa ke makam Ratu Ibu, karena saya ingat pesan ibunya agar saya bisa membuat Rahmat senang maka saya bersedia, kami berdua berangkat menuju makam Ratu ibu yang letaknya di pinggiran sungai dan hutan pinggir desa, sesampainya disana Rahmat tidak langsung menuju ke makam Ratu ibu, tetapi mengajak saya untuk menyeberangi sungai masuk ke hutan, dia mengatakan bahwa di sungai ada jembatannya dan di seberang ada kerajaan besar sekali, saya sebenarnya sedikit tahu daerah itu, tidak ada jembatan dan kerajaan, namun saya ikuti saja apa yang ia katakan, 

Saat itu Rahmat berjalan seakan-akan ada yang menuntunnya,  di pinggiran sungai saya melihat sebuah pohon besar tumbang dan melintang sehingga bisa kita bilang membentuk suatu jembatan penyeberangan, seperempat batangnya tenggelam ke dalam air sungai tiga perempatnya terlihat di atas air, Rahmat pun tanpa ragu-ragu langsung melangkahkan kakinya menginjak batang pohon yang tenggelam di dalam air, saya takjub karena sebelumnya Rahmat belum pernah kesini, dia terlihat pasrah seperti dibimbing oleh satu bisikan yang ia yakini, kamipun akhirnya bisa menyeberangi sungai tersebut melalui pohon besar yang tumbang itu, kami mulai berjalan memasuki hutan tersebut.... 

Subhanallah saya benar-benar melihat kabut tipis mengikuti kami.. haripun mulai mendekati sore... di tengah hutan kami melihat ratusan ekor ular membentuk setengah lingkaran menyambut kami... saya melihat Rahmat seperti berbicara kepada seseorang di depan nya, namun saya tidak tahu apa benar ada orang yang ia ajak bicara atau Rahmat sedang main-main, yang jelas saya tidak melihat siapapun juga selain kami berdua. Tidak lama kemudian ia mengajak saya untuk pulang, saat itu kami sampai di rumah tepat saat sholat Magrib, di rumah saya merenungi apa sebenarnya hikmah yang tadi kami lakukan. 

Keesokan harinya Rahmat beserta keluarganya pergi ke Rumah Sakit untuk chek keadaan jantung Rahmat, sore hari setelah mereka pulang dari RS, ibu Rahmat mendatangi saya sambil menangis... Ibunya bertanya kemana kami pergi kemarin, dan apa yang saya perbuat kepada Rahmat, saya menjawab dengan sejujur-jujurnya tentang apa yang kami perbuat saat di area makam Ratu Ibu, saya bertanya tentang penyakit Rahmat, ibunya menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan bahwa jantung Rahmat yang bolong sudah menutup bahkan tanpa bekas... Dokter bahkan beberapa kali bertanya dimana Rahmat berobat. 

Akhirnya keluarga besar Rahmat mengucapkan terima kasih kepada saya dan di dalam hati saya berterima kasih kepada Allah SWT, Yaa Allah yang Maha Penyembuh, terima kasih atas kemurahan yang Engkau berikan kepada sahabat saya, sampai saat ini Rahmat hidup normal, bahkan kini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu Pemerintahan Daerah Tingkat Kabupaten.... Allah Maha Penyembuh maka janganlah kita menyerah dan selalulah memohon kepada NYA....


PERCAYA - YAKIN - AINUL YAKIN - HAQQUL YAKIN




Sore itu Pak Din mengajak saya untuk pergi memancing ke sungai kecil di pinggiran sawah desa, kebetulan hari itu pagi harinya habis hujan lebat, Saat berangkat saya memperhatikan langkah pak Din yang mantap, saya teringat apa yang telah Pak Din ucapkan kepada saya .."Jika kita yakin.. dimana ada air disitu ada ikan".. Sayapun memberanikan diri bertanya kepada pak Din "Maaf guru, bukankah guru pernah berkata bahwa dimana ada air disitu ada ikannya? lalu kenapa kita harus ke sungai... itu ada air di parit" sembari saya menunjuk air yang mengalir di parit.. Pak Din pun melihat wajah saya dengan tajam... "Jadi dirimu tidak yakin dengan ucapan saya?" saya menjawab "Untuk yakin bukankah kita harus melihatnya dulu, guru" Pak Din tidak berkata-kata.. ia melemparkan mata kailnya ke parit.. hanya hitungan detik kail itu beliau angkat, dan ... SUBHAN ALLAH.. di mata kail Pak Din sudah ada seekor ikan gabus sebesar dua jari... saya pun terkejut.. pak Din berteriak "Ambil ikan ini dan bawa!" lalu kami melanjutkan perjalanan.. selama berjalan tidak henti-hentinya saya memperhatikan ikan tersebut.. lalu saya berkata "Guru, mungkin saja di parit tersebut ada ikannya.. lalu bagaimana dengan disitu??" saya menunjuk lubang kecil di pinggir jalan yang tergenang air.. dasar tanahnya pun terlihat karena dalamnya hanya 5 cm, Pak Din kembali melihat saya dengan mata yang tajam... lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya.. Pak Din melemparkan mata kailnya ke lubang tersebut dan sekali lagi ikan gabus sudah ada di mata kailnya.. 


"Kita pulang sekarang!!! percuma saya mengajak orang yang tidak punya keyakinan..." kata pak Din, lalu ia pulang dan saya mengikuti dari belakang... di samping rumah pak Din sayapun berkata "Lalu kalau disitu bagaimana Guru??" saya menunjuk pada belahan buah kelapa yang ada air hujan karena tertampung oleh belahan buah kelapa yang mengadah ke langit.. tanpa menjawab pak Din memasukkan mata kailnya ke belahan kelapa tersebut.. Maa Syaa Allah... ikan gabus kembali ada di mata kail Pak Din.. 

"Kamu makan semuanya nanti..." lalu pak Din memanggil istrinya untuk menggoreng ikan tersebut dan saya harus menghabiskannya sendirian... "Makanlah.. kalau itu sihir maka yang kamu makan bukan ikan tetapi hanya penipuan matamu saja.. tapi kalau benar-benar ikan itulah Kharomah dari Allah SWT, semua yang ada di dunia ini memang butuh sebuah keyakinan,namun jangan tinggalkan ikhtiar!!!". Saya pun memakannya dan menekatkan dalam hati."Yaa Allah Yang Maha Kuasa... yakinkan hati saya untuk selalu mempercayai kebesaran Engkau... dan mantapkanlah agar di dalam hati saya ada PERCAYA... YAKIN... AINUL YAKIN.... dan HAQQUL YAKIN...sehingga saya bisa tetap tegar dengan jalan yang saya tempuh selama ada di dunia ini... AAMIIN....."


ABU JAHAM MANUSIA HARIMAU DI DESA TAMBAH SUBUR



Saat itu saya lupa tepat pada waktunya... pukul 23.00 Wib saya merenung duduk di persawahan Desa Tanjung Inten... hati saya selalu bersholawat dan bertasbih menikmati Ciptaan Sang Pencipta... hening.. dingin.. dan tenang... tiba-tiba saya melihat sosok mendekati saya..hati saya sempat terkejut karena siapa yang malam-malam masih mau berjalan di kegelapan malam.. setelah dekat ternyata saya melihat seorang tua..ia berkata dengan nada yang berat..." Nak... kenapa engkau tidak melanjutkan Aji Senggoro Macan?? bukankah sayang bila engkau tidak melanjutkannya.. besok aku tunggu engkau di rumah ku".. lalu sang orang tua tersebut memberikan alamatnya pada saya... setelah itu ia berjalan meninggalkan saya dan lenyap di kegelapan malam... saya berfikir sangat keras kenapa orang tua itu datang pada saya.. namun saya tekatkan besok saya akan mencarinya... besoknya saya bertanya-tanya tentang nama dan alamat orang tua tadi malam namun masyarakat setempat tidak ada yang mengetahuinya... akhirnya saya menuju pesawahan pinggiran hutan lindung.. masyarakat sekitar berkata tidak ada orang yang tinggal disana akan tetapi dipinggiran hutan tersebut saya melihat rumah geribik kecil.. sang orang tua keluar dari pintu rumahnya dan menyapa saya "Selamat datang di gubuk ABU JAHAM pewaris terakhir Aji Senggoro Macan" saya pun di ajaknya berkomunikasi... saya lihat Abu Jaham memiliki 1 orang anak.. anak tersebut nakal sekali.. dia berlari, lompat keatas pohon dan ketika di samping saya dia mencakarkan kukunya ke meja di depan saya... Subhan Allah.. saya lihat anak itu tidak memiliki kuku yang tajam akan tetapi di meja saya terlihat sayatan seperti benda tajam... apakah kuku anak itu tidak terlihat oleh mata saya... saya langsung mengheningkan cipta untuk menganalisa apakah mereka adalah manusia seperti saya atau mahluk halus penunggu pinggiran hutan ini...  

Tiba-tiba Abu Jaham membuka pembicaraan "Anak muda, sebentar lagi kamu akan berjumpa dengan 7 murid-murid saya" , saya membuka mata dan berfikir apakah ini siasat dia untuk tidak menyelidiki keberadaannya.. tidak berselang lama datanglah 7 orang murid-murid Abu Jaham... mereka berbadan kekar dan berwajah dingin.. Abu Jaham berkata "Apakah engkau mau menjadi murid ke-delapan??" saya menarik nafas.. sebelum saya menjawab Abu Jaham kembali berkata "Kamu harus mengikuti tradisi perguruan yaitu menerima satu pukulan dari masing-masing murid saya".. dada yang kian menyesak akhirnya saya luapkan dengan kata-kata tegas saya "Maaf Pak, saya tidak berminat menjadi murid bapak.. saya sudah tidak memakai lagi aji Senggoro Macan.. saya ingin mendekatkan diri kepada Allah" ketika saya berkata Allah, Abu Jaham dan 7 muridnya termasuk anaknya kaget dan menutup telinga mereka seraya membuang muka. "Jangan ucapkan lagi Nama itu, kami tidak suka".. melihat tindak tanduk mereka langsung saja saya membaca Ayat Kursi... terus menerus tanpa henti.. Abu Jaham, Anaknya dan 7 muridnya berteriak-teriak sambil lompat kesana kemari lalu lama-kelamaan mereka sirna dari hadapan saya termasuk rumah dan alat perabotannya... saya tertegun karena saya ternyata sendiri di pinggiran hutan tersebut... Yaa Allah terima kasih atas kemurahan diri MU, andai mereka adalah mahluk yang nyata mungkin aku bukanlah tandingan mereka karena sesungguhnya aku tidak memiliki daya upaya apa-apa... sebagai bahan renungan untuk kita semua....
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu . Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS.Al-Anam : 112)
 
TIAP-TIAP PERTANYAAN PASTI ADA JAWABAN DAN PENJAWABNYA
Saat sepulang dari pengajian saya merasakan betapa dalam pikiran saya bayak sekali pertanyaan, sang Ustadz menerangkan bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan perintah-perintah Allah maka kelak di Syurga akan di buatkan rumah yang megah, saya berfikir apakah ustadz itu pernah melihat syurga sebelumnya, pertanyaan itu membuat saya memutuskan untuk mengambil air wudhu, lalu saya persiapan sholat sunah Tasbih.... dalam doa saya pun bertanya "Yaa Allah Yang Maha Agung, di pengajian tadi, kata pak kiai bilamana seseorang melakukan amal kebaikan sesuai dengan perintah-perintah Engkau, maka dia laksana membuat bangunan rumah untuk dirinya, mohon Yaa Allah, Engkau berikan jawaban atas apa yang menjadi ketidak mengertian hamba, sebab kiai ataupun ustadz belum pernah melihat syurga Engkau...Yaa Allah, bagaimana sedemikian yakinnya mereka mengatakannya..." malamnya saya tertidur... tiba-tiba saya merasakan seperti bermimpi... saya seperti berjalan di suatu pemukiman..penduduknya terlihat sepi... rumah-rumah tersusun rapi, masing-masing mayoritas berpagar, saya berhenti melihat suatu rumah yang belum selesai jadi, pagar dan rumahnya pun belum di cat, namun terasa indah dengan bentuk rumahnya, saya lihat pintunya belum dipasang, tak terasa entah kenapa hati saya tertarik dengan bentuk dan bangunan rumah tersebut.

Allah memang Maha Pengasih, saya melihat seorang ibu berjalan melewati saya, tanpa menunggu waktu yang terlalu lama saya pun langsung bertanya ke pada ibu tersebut... "maaf ibu, saya mau bertanya, rumah itu punya siapa ya???..... tiba-tiba saya lihat ibu itu setengah membentak kepada saya..."katanya mau tanya!!! kalau berbuat kebaikan dan menjalankan perintah-perintah Allah akan di bangunkan sebuah Istana di Syurga!!! rumahnya sendiri kok ditanya!!!'....saya lihat ibu itu pergi sambil menggerundel.... Astaghfirulloh... tanpa terasa air mata saya mengalir..." Yaa Allah... jadi ini rumah saya.. hiks..hiks... Janji Engkau selalu tepat adanya... hamba mohon ampunan Engkau .. Yaa Allah..." saya berjalan mendekati rumah tersebut dan memasukinya, di dalamnya saya melihat ada beberapa orang menempati ruang tengah, saya tersenyum pada mereka, saya lihat beberapa orang tua, ibu-ibu tua dan anak-anak kecil, salah satu ibu berkata... "Maaf tuan ... bolehkah kami tinggal di rumah ini sebelum tuan menempati rumah ini???... saya membalas dengan senyuman... "ibu.. bapak.. dan yang lainnya... silahkan.. saya iklas... namun saya mohon maaf ... karena rumah ini masih belum jadi... Insya Allah saya akan terus membuatnya menjadi indah... jika semuanya mau bertempat tinggal disini dengan apa adanya maka pakailah sampai tiba saatnya..."  tanpa terasa saya terbangun dengan air mata yang masih menetes di pipi saya... 

Yaa Allah... ampunilah saya yang telah bertanya tentang Janji-janji Engkau... hamba Yakin dengan semua isyarat-isyarat dari Engkau Yaa Allah......



TIAP-TIAP PERTANYAAN PASTI ADA JAWABAN DAN PENJAWABNYA BAGIAN II

Satu tahun berikutnya ketika selesai sholat Tarwih di lanjutkan dengan pengajian, Sang Ustadz berkata, apabila kita berpuasa 1 bulan penuh dalam bulan suci Romadhon maka kita bagaikan bayi kembali... pulangnya saya kembali melakukan sholat Sunah Tasbih seraya berdoa " Yaa Allah ... kata pak ustadz kalau kita berpuasa sebulan penuh dengan rasa iklas maka akan kembali seperti bayi kembali... apa mungkin.. karena hamba belum yakin ustadz itu berbicara seperti itu apakah memang ia sudah pernah merasakannya... malam itu setelah sholat sayapun tertidur... dalam mimpi saya seperti sedang duduk di bangku sekolah dasar, kira-kira kelas 5,  ibu guru yang mengajar kesal kepada saya yang tidak mau memperhatikan pelajarannya, ibu guru mendekati saya seraya bertanya "Kenapa saya tidak mau memperhatikan pelajaran-pelajaran yang ia berikan?" saya menjwabnya dengan enteng, "Maaf bu, saya ini sudah besar, SD sudah saya lewati dahulu kala, jadi saya merasa aneh saja kenapa harus memperhatikan pelajaran yang ibu berikan..." Ibu guru itu marah sekali, mistar di tangannya ia pukulkan di depan meja saya seraya berkata... "Katanya bertanya Kepada Allah.. bila puasa 1 bulan penuh mungkin tidak akan kembali menjadi bayi.. inilah kalau tidak mau memperhatikan pelajaran.!!". Astaghfirulloh.. saya pun terbangun sangking kagetnya.... Yaa Allah... Maha Suci Engkau Tuhan Sekalian Alam... Hamba sadari belum sempurnanya puasa hamba sehingga Engkau beri hamba gambaran kelas 5 SD, mungkin bila hamba bersungguh-sungguh dan ikhlas hamba bermimpi ditimang oleh ibu hamba kembali.... saya pun melanjutkan tidur dengan senyum-senyum sendiri... Alhamdulillah hehehehe bisa punya dosa-dosa seperti anak SD kelas 5 hehehehe... Alhamdulillah.....



PERTEMUAN SAYA DI ALAM SUKMA TERNYATA BISA DILANJUTKAN DI ALAM NYATA

Malam itu seperti biasa saya melaksanakan sholat Tahajjud.. dalam keheningan perputaran dzikir Nafas Dunia tiba-tiba saya disapa oleh suara seseorang... saya pun melangkah mengikuti suara tersebut sampai tiba pada suatu rumah reot dari geribik, 1 pintu papan, 1 jendela terbuka yang hanya di tutupi oleh beberapa bambu di belah 4 tuk menjadi penghalang, satu lampu minyak tanah yang di buat dari botol bekas krating daeng, saya berdiri di depan rumah tersebut, sang tuan rumah berdiri di depan pintu sambil berkata "besok sehabis sholat Magrib datanglah kemari" sesaat kemudian sukma saya kembali ke jasad saya.... Subhan Allah.. Maha Suci Engkau yaa Allah.. yang telah memberikan alamat agar saya bisa melihat dan bertemu pada orang-orang yang khusuk menyembah Engkau namun tak terlihat oleh mata manusia lainnya... Esoknya selesai sholat Magrib di Masjid Babussalam saya pun berjalan mengikuti arah-arah dimana tadi malam saya berjalan.. disana daerahnya belum pernah saya masuki.. dan Allahu Akbar... benar adanya apa yang saya
lihat tadi malam.. sebuah rumah dari geribik benar-benar nyata adanya... sesaat saya menjadi ragu.. dan saya putuskan mengambil sebuah kerikil kemudian saya berucap dalam hati "bila engkau adalah yang mengundang saya tadi malam.. tentulah engkau akan tahu kedatangan saya kemari" kemudian batu itu saya lemparkan ke atas genting rumah tersebut.... bunyi kerikil di atas gentingpun terdengar sampai jatuh kembali ke tanah... saya menunggu.. tidak berapa lama saya melihat seorang anak perempuan kecil kira-kira kelas 3 SD keluar rumah dan menghampiri saya... "oom .....(menyebutkan nama saya) dipanggil bapak ke dalam" anak kecil tersebut berkata kepada saya dan langsung lari memasuki rumahnya.. saya berjalan mendekati pintu rumah tersebut dan mengucapkan salam, sang tuan rumah menjawab salam saya sembari mempersilahkan saya duduk...sayapun menyodorkan tangan saya untuk salaman, sang tuan rumah menyambutnya dengan disertai senyuman, sang tuan rumah diam membisu sambil memandangi saya, saya pun mulai bertanya kenapa saya di panggil oleh anaknya, kemudian tuan rumah menjawab, "Nak...Sang Sukma Layang, saya hanya ingin memberikan ini, (ia mengambil sebuah kerikil di atas meja miliknya yang ternyata kerikil yang saya gunakan untuk melempar genting rumahnya) tapi saya inginkan anda membaca 4 Nama dari Asmaul Husnah setiap habis Sholat, dan besok puasa Sunah 1 hari, saya tunggu kabarnya 3 hari" lalu sang tuan rumah menyebutkan 4 Asmaul Husna 3 x pengucapan ... lalu ia berdiri dan mempersilahkan saya untuk pulang... sepanjang perjalanan saya selalu bertanya-tanya.. kok bisa tahu hehehe (Subhan Allah... ya'lamu ma baina aidihim wama kholfahum walaa yukhituuna bisyai'immnilmihi illaa bimaasyaa sesungguhnya Allah memberi tabir di depan dan di belakang agar kita tidak mengetahui apa-apa.. kecuali dengan seizin Nya)... sampai sekarang batu kerikil tersebut masih saya simpan... Esoknya saya tidak puasa... sampai 3 hari saya tidak mengamalkan apa yang orang itu kerjakan, seminggu saya baru ingat dan berniat puasa, namun sungguh aneh saya lupa Nama yang 4 Asmaul Husnah tersebut, saya panik, saya mengambil buku Asmaul Husnah.. satu persatu saya baca.. namun saya benar-benar lupa yang mana yang di berikan oleh orang tersebut, saya bergegas ke rumah orang tersebut ternyata rumahnya sudah di bongkar dan saya tanya kepada tetangganya ternyata orang tersebut baru 1 hari pindah rumah... yaa Allah hamba mohon ampun karena menyepelekan apa-apa yang telah menjadi rahasia Engkau yaa Allah... saya pulang dan terus membuka buku Asmaul Husna sambil mengingat yang mana amalan yang diberikan malam itu.....



AGUS KALAM SATU GURU DENGAN SAYA MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA UNTUK MENGETAHUI ALAM KUBUR

Mengaji kepada Pak Din ternyata membuat kawan saya ingin mengetahui rahasia alam kubur, kami mengaji setiap malam Rabu, saya , Agus Kalam dan Anan Hidayat, kami menjuluki diri kami dengan tikar terbang di tengah malam, karena walaupun hujan kami tetap mengaji ke rumah Pak Din dengan tikar masjid yang kami junjung tuk menahan air hujan, karena Agus yang paling tinggi dia di depan, saya di tengah dan Anan Hidayat di belakang, kami berjalan di jalanan becek menembus gelap dan hujan demi satu cita-cita, mencari jati diri dan mencari Ilahi Robbi ( Allah Subhana wa Ta'ala ) saya mulai menyadari betapa niat Agus Kalam yang menggebu-gebu untuk mencari jalan pintas agar bisa mengetahui rahasia menjadi orang yang taat, pada setiap pengajian Agus Kalam selalu menanyakan rahasia alam kubur.. Pak Din selalu menghindar dengan halus.. namun seperti pepatah mengatakan "Sebongkah batu karang akhirnya luluh karena terpaan tetes demi tetes air yang bertuju pada satu titik". Akhirnya pak Din memerintahkan kami untuk melaksanakan satu tirakatan yang berupa membaca Surat Yasin 40 x setiap selesai melaksanakan sholat Jumat, kami bertiga akhirnya melaksanakan tirakatan tersebut... pada jumat ketujuh tibalah kami selesai membaca 40 x surat Yasin di lanjutkan sholat Ashar, sekitar pukul 17.30 Wib.. kami bertiga menuju makam Desa Tanjung Intan yang letaknya berseberangan irigasi dan jalan provinsi.....kami bertigapun mengucapkan salam "Assalamualaikum yaa ahli kubur.." selanjutnya kami bertiga membaca Alfatihah yang kami tujukan kepada Junjungan kami Nabi besar Muhammad SAW... kemudian Al Fatihah untuk ke 2 orang tua kami, kepada guru kami dan kepada penghuni alam kubur... setelah itu kami masing-masing mencari 1 kuburan untuk kami lihat alam kuburnya.. saya mencari kuburan yang saya anggap alim waktu di dunianya.. Anan Hidayat entah mencari kuburan siapa....yang saya lirik Agus Kalam ia mendekati kuburan yang sangat terkenal durjana... kami masing-masing mengeluarkan jarum dan seutas benang... benang itu di masukan ke dalam lobang jarum dan kami jadikan seperti telescop seorang dokter.. hati saya menjadi ragu dan takut... nampaknya Anan Hidayatpun demikian.. kami hanya melihat dengan santainya Agus Kalam meletakan 2 ujung benang ke telinga kanan dan kirinya.. lalu ia menancapkan jarum tersebut ke kuburan di depannya... hanya hitungan detik tiba-tiba Agus Kalam mental ke belakang dan pingsan.. kami berdua langsung membopongnya ... karena lama sekali tidak sadarkan diri kami pun membawanya pulang.... orang tua Agus kaget sekali.. saya langsung ke rumah Pak Din dan membawanya ke rumah Agus Kalam.... sesampainya di rumah Agus Kalam.. pak Din berkonsentrasi sebentar kemudian menempeleng Agus kuat sekali... tiba-tiba Agus sadar dari ketidaksadarannya....kemudian Pak Din memberi wejangan kepada kami bertiga untuk mengukur diri agar belajar sesuatu dengan batas semampuan yang saat itu berlaku.... Subhan Allah... semenjak dari saat itu Agus Kalam dalam melaksanakan peribatannya semakin rajin... namun setiap kali kami bertanya tentang apa yang dia rasakan waktu di kuburan ia langsung menggigil dan tak mau menjawab... hingga saat ini....

SALAM ALAIKA YAA TERATE BIRU AGUS KALAM ...


KETAATAN AGUS KALAM AKHIRNYA MENJADI PENYEMANGAT AGAR SAYA LEBIH GIAT LAGI BERIBADAH SAMPAI AKHIRNYA SUKMA SAYA DI BAWA KE ALAM KUBUR
 
Sungguh Indah melihat Agus Kalam yang semakin taat dalam beribadah... namun untuk mencoba mendengar alam kubur belum ada keberanian di dalam hati saya....saya terus saja semakin ingin dekat kepada Allah.. kini niat saya bukan untuk mencari kesaktian.. namun hanya untuk mencari RIDHO NYA.... agar hidup saya menjadi semakin tenang... disaat hati telah menemukan keihklasan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha  Segalanya.... Ikhlas bahwa kita di ciptakan memang sebagai Hamba NYA.... ikhlas kita terhadap kehidupan, qodho dan qodar NYA... ikhlas dalam segala sesuatunya... maka saat ikhlas menyelimuti hati dan Jiwa ini.. tiba-tiba sukma saya di bawa oleh  2 orang ke suatu tempat yang saya lihat damai dan tentram, semua jenis rumahnya sama... pagarnya sama.... besarnya sama... hanya saja terbedakan oleh bersih atau kotornya tempat atau rumah dan pekarangan rumah tersebut....semua rumah memiliki pagar dari bambu setengah badan...ketika diantar saya melihat penghuni rumah masing-masing di depan rumahnya... namun ada juga yang sepertinya tidak mau keluar dari rumah... penghuni itu hanya melihat kami berdua berjalan... tibalah saatnya saya berhenti di depan sebuah rumah... saya di ajak masuk oleh seseorang itu.. kemudian berkata.. "Inilah rumah sementara mu... belajarlah sebelum ada yang akan memberi mu soal-soal nantinya"... saya melihat rumah tersebut memiliki 1 ruang berisikan 1 meja.. 1 kursi... satu lampu minyak tanah yang sedang menyala di atas meja... 1 lembar kertas kosong... dan 1 tempat tidur... setelah pengantar keluar rumah dan pagar... barulah penghuni rumah-rumah tetangga saya berlarian mendekati saya... mereka memberi salam dan menyapa saya... bahkan ada yang bertanya... "Sahabat kami.. engkau meninggal karena apa??"   saya tersentak kaget.. "Astaghfirulloh... apakah saya sudah meninggal dunia???" tanya saya sendiri dalam keadaan bingung... kemudian saya merenungi Firman Allah SWT yang berbunyi

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS Ali Imran 185)



kemudian saya menjawab.. "Maaf saudara-saudara sekalian.. tempat apakah ini??" dan saya belum meninggal dunia.." mereka semua tertawa.. salah seorang diantara mereka berkata.."Hahahha sahabat kami yang baru... ini adalah alam kubur... dan kertas kosong itu adalah ujian yang akan kamu isi nantinya... bila kamu berhasil menjawabnya selamatlah kamu.. namun bila kamu tidak bisa menjawab maka sang penanya akan menyiksa mu.... lihat lah rumah itu... itu... itu... (sambil menunjuk rumah-rumah yang terlihat kotor dan kumuh).. mereka tidak bisa menjawab pertanyaan... maka jangankan untuk membersihkan rumah.. ataupun untuk bertegur sapa dengan penghuni disini.. mereka sedang merasakan sakit yang luar biasa di dalam rumah mereka karena tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan kepada mereka.." 

Saya pun bertanya.. "Lalu kenapa saya belum di tanya dan kapan saya akan di tanya??" salah seorang dari mereka berkata.. "Ini hari Jum'at sahabat kami... pada hari ini kita semua tidak di berikan pertanyaan sampai nanti kita di kumpulkan di lapangan sebelah sana... seluruh penghuni disini setiap pertengahan hari Jumat selalu di kumpulkan di lapangan besar untuk mendengar KHOTBAH dari sang penghulu..." saya langsung ingat pada hari Jumat ada sholat Jumat bagi orang-orang Islam.... Subhan Allah.. sebegitu besar dan Mulyanya hari Jumat.. sehingga pertanyaan di alam kuburpun di hentikan untuk menghormatinya... lalu kenapa manusia yang masih hidup bayak lalai untuk melaksanakannya.... Ampuni kami Yaa Allah... sesungguhnyalah manusia akan menyesal kelak... Belum banyak saya mengetahui informasi di alam kubur... tiba-tiba saya melihat dua orang yang mengantar kami datang mendekati diriku sembari berkata... "Wahai Sang Sukma Layang... engkau belum saatnya menjadi penghuni disini.. kami menjemput kamu untuk kembali ke alam mu... " lalu saya di antar keluar dari rumah yang belum saya masuki itu... saya sempat melirik tetangga-tetangga yang ramah terhadap saya.. saya beri mereka senyuman.. dan mereka membalas dengan senyuman sembari melambaikan tangan ... Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana.... terima kasih Hamba ucapkan dan panjatkan selalu doa bersyukur kepada Engkau.... hamba akan terus belajar agar bisa mengisi lembaran putih kosong itu kelak... Aamiin......

tepat tanggal 1 Muharram 1992, saya Islamkan Jiwa saya degan kalimat Syahadat ASYHADU ANLA ILAAHA ILLALLAH.. WA ASYHA DUANNA MUHAMMADARRASUULULLAH...



KENANGAN INDAH SAAT SAYA BERSAHABAT DENGAN SEBUAH TASBIH




Setelah Islam masuk ke dalam jiwa saya, dengan mencongkel celengan saya membeli seutas Tasbih, walau tasbih itu sederhana namun saya sangat bersyukur, saat gembira, sepi dan sedih... saya selalu memutar butir demi butir dengan Subhan Allah…. walHamdulillah… Allahu Akbar dan Laa Ilaaha Illallah … benar-benar itulah sahabat yang terdekat bagi saya. Sampai suatu peristiwa terjadi, kehilafan saya membuat saya membenci prilaku saya yang sering khilaf, Tasbih yang biasa saya gunakan untuk berdzikir saya pergunakan untuk mencambuk punggung saya, saya berteriak di dalam hati “Aku benci perbuatan maksiat, namun aku tidak bisa menghentikannya” … Subhan Allah … Tasbih kesayangan saya putus, butir-butirnya berhamburan, penyesalan semakin menyiksa diri saya. Dengan menangis saya kumpulkan kembali butiran-butiran Tasbih yang berserakan di tanah, hati semakin bersedih karena butiran tasbih tersebut hanya bisa saya temukan 97 butir, padahal seharusnya 102 butir, terdiri dari butiran kecil 33 x 3 = 99 butir, pembatas 2 butir dan poros utama 1 butir. Sampai 3 kali saya menghitungnya namun jumlahnya tetaplah sama.


Dengan penuh rasa penyesalan saya berfikir Tasbih ini bukan alat penghukum namun sebuah sarana saya ingat kepada Allah SWT lalu kenapa saya mendzolimi Tasbih tersebut, Saya mengambil air wudhu dan sholat sunnah Tobat. Lalu saya cuci tasbih tersebut dan saya ganti tali penghubungnya, saya susun kembali sembari memasukan butir demi butir dengan membaca Surat Al Fatihah dalam 1 butirnya… Allahu Akbar … tasbih yang saya susun kini berjumlah 101, yah 101... hilang satu … mungkin itu adalah pengorbanan yang harus saya ingat agar saya tetap menempatkan Tasbih sebagai sarana Ingat Kepada Allah SWT dan bukan sebagai alat yang dipergunakan oleh nafsu dalam jiwaku.


YAA RASULULLAH SALAMUN ALAIK


Sebenarnya saya tidak berniat menceritakan bagian ini, namun semoga Allah SWT memberikan ampun kepada saya apa bila memang saya salah dalam menceritakan bagian ini, Bismillah bagian ini hanya untuk dipetik Hikmahnya saja. Entah kenapa saya sangat suka bersholawat, bahkan saat di sekolahpun saya senang menuliskan Asma Muhammad SAW, junjungan kami, Habiballah wa Rasulullah. Kurang lebih sekitar 3 bulan saya tergila-gila dengan nama tersebut sampailah saya bermimpi berada di gurun pasir dan saat itu terik panas sungguh luar biasa, saya merasakan keanehan karena saya melihat di atas kepala saya ada ujung awan yang memayungi saya, pusat lingkaran awan tersebut memayungi bangunan kubus yang tak lain adalah KA’BAH, di seputaran Ka’bah banyak sekali orang-orang jompo dan anak-anak kecil, namun entah kenapa saya merasa anak-anak tersebut adalah anak yatim, piatu ataupun yatim piatu, mereka semua berwajah berseri karena berkumpul mengelilingi lelaki berwajah teduh, dalam mimpi tersebut saya berdiri kira-kira 150 meter, namun wajah Lelaki tersebut membuat saya teduh dan tenang. Tiba-tiba jiwa saya merasa sangat bahagia, tanpa sengaja dalam hati saya berdoa lirih “Yaa Allah … Tuhan Penguasa Jagad Raya, siapakah lelaki tersebut, sungguh walau jauh dari tempatnya berdiri hati ini sangat tenang dan bahagia” , karena saya saat itu sedang bermimpi maka saya seolah-olah mendengar suara dari langit ….. Itulah MUHAMMAD SAW …. Panutan orang-orang Islam di bumi ini ….. Yaa Allah Yaa Rasulullah …. Saat itu tiba-tiba saya menangis….air mata saya keluar dengan sendirinya …. Saat saya mengusapnya saya sudah terbangun, saya usap mata saya berkali-kali … air mata itu tetap saja keluar …. Saya merenung sampai sholat Subuh tiba… dan pagi-pagi sekali saya menemui pak Din, disana saya bersimpuh dan memeluk lutut pak Din, beliau hanya mengusap rambut saya …. ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD ….  


SEJAK ITU SAYA KUATKAN TEKAD UNTUK BERGURU KEPADA HIKMAH-HIKMAH ALAM SEMESTA AGAR BISA LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA  ...


Setelah kejadian tersebut saya mulai melangkahkan kaki dengan penuh kehati-hatian dalam bertindak dan berkata, terlalu banyak hikmah-hikmah Allah Yang Maha Luas yang harus menjadikan dahulu hari kita laksana samudera agar bisa mendapatkan hidayah NYA..... setiap hari mulai saya mencari para kiai, ulama taupun ustadz.... semuanya karena ingin belajar Ilmu-ilmu Nya yang dititipkan kepada mereka....satu persatu saya meneliti ucapan-ucapan dan perbuatan mereka.....sebenarnya saya merasa kecewa terhadap mereka... memang menyamakan ucapan dan kelakuan sangatlah berbeda... memang tiada makhluk yang sempurna... namun setidak-tidaknya jangan terlihat mencolok kelakuannya... akhirnya saya memulai berguru pada alam semesta..perlahan demi perlahan saya merenungi dan mencari hikmah yang terkandung pada kejadian-kejadian setiap harinya.....saya mulai merenungi betapa hikmah Allah sungguh besar... di ciptakannya otak berada di dalam kepala kita.... itu pertanda fikiran manusia tersimpan erat tanpa ada yang bisa melihatnya.... hikmah berikutnya kenapa Allah menciptakan 2 buah mata berarti kita harus melihat segala kejadian, masalah ataupun yang lainnya dengan ke dua mata... jangan sebelah mata.. artinya kita harus memandang dari kedua belah sisi.... lalu kenapa Allah menciptakan 2 buah telinga di kanan dan kiri.. agar kita mengengarkan dahulu dari kanan dan kiri agar bisa menemukan solusinya... ke dua lubang hidung.. agar kita bisa mencium aromanya... arah dari kejadian ataupun masalah tersebut... barulah satu mulut agar kita dalam menentukan sesuatu satu suara.... sungguh besar hikmah-hikmah Engkau Yaa Allah... yang kami sendiri tidak menyadarinya.. Ayat-ayat Al Quran yang Engkau firmankan namun tidak banyak yang menelaahnya... tenangkan Jiwa Hamba.. jadikan Hamba orang yang mensyukuri akan hikmah-hikmah Engkau ,.. Aamiin.. ....



PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA YANG MAU MEMBERIKAN HIKMAH SUARA SEBUAH RASA SAKIT



  "Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima." (HR. Ibnu Majah )

Hari-hari selanjutnya… saya mulai sering berjalan melihat dan merenungi orang-orang yang sedang sakit.. saya melihat betapa mereka merintih … mengaduh dan terus mengeluh tentang penyakit yang mereka rasa… bahkan tidak sedikit yang memuji atau sebaliknya justru mencela Tuhannya…. Ketika saya melihat mereka saya justru seperti melihat sosok sang sakit yang berada dalam orang-orang yang sakit itu… aku bertanya secara lirih… siapakah sosok itu… sosok itu menjawab dengan lirih pula…” sebelum aku menjawab tolong berikan sebuah salam kepada ku… akupun mengucapkan Assalamualaikum… sang sakit pun menjawab…Waalaikum Salam… Akulah si demam, aku datang ke tubuh ini karena tubuh ini tidak memakai pelindung saat hujan datang… aku dan rekan-rekan ku datang karena kelalaian dan kecerobohan masing-masing manusia yang lalai terhadap Nikmat Kesehatan yang di berikan oleh Allah Azza wa Jalla” …. Lalu akupun bertanya.. “Apakah bangsa kalian selalu datang dengan adanya kelalaian manusia.. baik karena pola makan ataupun lainnya???.... sang rasa sakit menjawab… 

"Sesungguhnyalah bangsa kami berbeda-beda… ada yang datang karena kelalaian manusia itu sendiri.. ada pula yang datang karena semacam gangguan jin yang jahat karena bersekutu pada manusia… juga ada bangsa kami yang kusus datang sebagai ujian untuk manusia.. adapula yang datang karena azab Allah SWT pada manusia itu…. Maka bangsa kami tersenyum pada tabib-tabib yang mencoba mengusir bangsa kami agar pergi dari si manusia sedang mereka tidak tahu bawasannya manusia tersebut sedang dalam ujian atau bahkan mungkin saja sedang dalam azab Allah SWT…. Padahal kalau mereka tahu pastilah mereka malu kepada Allah SWT karena tiada pangkat atau derajat mereka untuk mengatur Allah SWT walau dengan dalil memohon sekalipun… makanya wahai Sang Sukma Layang pakailah tata cara sebelum engkau mau menggeser kami pulang kepada yang mengirim kami dengan berserah diri dahulu kepada Allah SWT… agar engkau tidak terjebak pada keinginan nafsu engkau” .. saya berucap “Subhan Allah.. terima kasih wahai rasa sakit… engkau sungguh memberikan kata-kata bijaksana kepada diri saya… dan saya lihat dan saya dengar setiap menyebut nama Allah engkau selalu menyebutkan Subhana wa Ta’ala… kenapa wahai rasa sakit???" Rasa sakit menjawab “Ya, karena Allah itu banyak wahai Sang Sukma Layang… bila engkau maksudkan yang ESA maka selalu engkau lengkapkan … Allah Subhana wa Ta’ala… Allah Azza wa Jalla dan lain sebagainya.. agar ucapan dan niat engkau menjadi satu adanya…"
Astaghfirulloh… ampuni hamba yaa Allahu Roohmanirrohiim atas apa-apa yang tidak hamba ketahui.... In Syaa Allah ... saya akan selalu melengkapi Asma ENGKAU dengan Asmaul Husna yang Engkau banggakan di Kitab MU… 
 
TERNYATA ALLAH AZZA WA JALLA SELALU MEMBERIKAN HIKMAH-HIKMAH NYA MELALUI PINTU-PINTU YANG TERAMAT BANYAK DAN DISESUAIKAN DENGAN HAMBA-HAMBA NYA
Selain senang melihat saya pun jadi senang takziah ke kuburan hanya untuk memetik hikmah-hikmah Allah SWT... setiap di kuburan saya selalu merenungi...

NASEHAT KUBUR

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dgn TAHAJUD.
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka LUASKAN aku dengan ber SILATURAHIM.
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka RAMAIkanlah aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH
5). Aku yang menghimpit mu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan himpitan itu dengan SHOLAT
6). Aku adalah tempat untuk merendam mu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan amal Ibadah mu

selesai takziah saya menuju rumah pak Din... saya menceritakan kepada pak Din perjalanan Sukma saya di alam kubur... maka pak Din memerintahkan saya untuk mengunjungi salah seorang yang kaya raya disana saya diperintahkan untuk merenungi sebuah hikmah....

saya tiba di sebuah keluarga kaya raya, tuan rumah memiliki seorang ayah yang sudah sering kali naik Haji, ia dan suaminya pun sudah beberapa kali menunaikan ibadah Haji. Tibalah saat sang ayah meninggal dunia, sebagai anak ia pun menggelar acara Yasinan di rumahnya selama 7 malam dengan memotong 7 sapi 7 kerbau dan 7 kambing serta ribuan ayam... sebulan dari meninggalnya sang ayah, tiba-tiba ayah yang sudah meninggal sebulan lalu kembali ke rumah, sontak satu keluarga kaget. Sang ayah selama 1 bulan tidak bisa berkata-kata. setelah  1bulan barulah sang anak bertanya kepada ayah nya

Anak : "Ayahanda, sewaktu ayah meninggal, kami sekeluarga menggelar acara Yasinan selama 7 malam, yang berdoapun ribuan jumlahnya tiap malamnya, apakah sewaktu di alam kubur ayah menerimanya???"

Ayah : "Ayah tidak pernah menerima apapun,... ayah tetap saja sendiri dan bergantung pada amal ayah, namun seingat ayah pada malam ke 7 ada seorang tua renta yang memberi ayah makan degan menggunakan daun pisang dengan lauk 2 ceker 2 tempe dan sedikit mie."

Sontak sang anak bersimpuh di kedua kaki ayahnya seraya menangis.... "Maafkan aku ayah... pada malam ke 7 aku melihat di teras dapur ada seorang pengemis meminta makan pada pelayan, melihat itu aku memberi ia makan dengan menggunakan daun pisang berlauk 2 ceker, 2 tempe dan sedikit mie, ia makan di teras belakang, selesai makan iapun mendoakan agar doa saya tersampaikan kepada Allah SWT."

rupanya sang pengemis berdoa degan keikhlasannya... tanpa peduli betapa banyak makanan yang sebenarnya ada di dapur tersebut ... lalu bagaimana tamu-tamu yang lain..... bayak sekali ulama dan guru-guru pondok pesantren yang saat itu datang....(Wallahu a'lam)
saya pulang dari rumah tersebut sembari merenungi hikmah yang terjadi barulah saya berfikir..... apakah ada sebuah niat si keluarga yang menggelar acara Yasinan... hanya untuk memperlihatkan sebagai orang yang kaya raya dan mampu... apakah ada niatan pimpinan pondok pesantren yang datang kesana ternyata niatnya ingin membalas budi kepada si haji dan hajah karena selalu diberi bantuan pembangunan ponpesnya,.. adakah niatan orang-orang yang datang karena mewahnya acara,.. atau karena tidak enak karena memang keluarga tersebut banyak menyumbang untuk pembangunan dan kegiatan di lingkungan... Subhan Allah...Ternyata Allah Azizul Jabbar tidak butuh itu semua... Allah hanya butuh doa seorang Hamba yang ikhlas berdoa kepada Nya.... yaa Allah Azza wa Jalla banyak sekali rahasia-rahasia MU dan berbagai macam pula gambaran yang Engkau berikan... sehingga kami hamba-hamba MU harus bayak menggali segala hikmah-hikmah MU....  

Yaa Allah Bimbinglah Hamba selalu agar semakin dekat kepada MU... Aamiin...
Yaa Allah Engkaulah Yang Maha Benar dengan segala Rahasia-rahasia MU

"(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu." (QS. ALI IMRAN:60)




UNTUK MENGUATKAN KEIMANAN SAYA  PAK DIN MEMPERTEMUKAN SAYA DENGAN PIMPINAN TOREQOH NAQSYA BANDIYAH... MBAH KIAI SUMERI 



Melihat ketekunan saya.... akhirnya pak Din membawa saya dan Agus Kalam untuk mempelajari hikmah-hikmah aliran Toriqoh Naqsyabandiyah pimpinan Mbah Kiai Sumeri.. di Ds. Toto Harjo.. karena Toreqohan dilaksanakan tiap malam Selasa dan Malam Jumat.. maka hari Senin dan Kamis kami berpuasa sunah, waktu itu Anan Hidayat sedang merantau jadi ia tidak ikut... karena maghrib saatnya kita berbuka ... tidak ada makanan untuk berbuka.. saya dan Agus Kalam memutuskan untuk berbuka puasa dengan meminum air sewaktu wudhu... maka kami menjadikan hikmah persaudaraan sejati dengan istilah SEPEMINUMAN AIR WUDHU YANG TERTELAN.... karena saya merasakan persahabatan yang hakiki....barulah selesai Sholat Isya dilanjutkan dengan Dzikir Toriqoh, lalu selesainya barulah kami makan dengan makanan ala kadarnya....  Subhan Allah .. kami berdua merasakan bahagia walau kami berdua yang termuda di mushola tersebut  .. karena jamaahnya rata-rata berumur 60 tahun ke atas.... dan setiap sholat maghrib.. saya selalu memperhatikan wajah mbah Kiai Sumeri yang membiaskan cahaya bulan bersinar... Subhan Allah.. sebuah Cahaya yang di berikan oleh Allah SWT pada orang-orang yang taat dalam berdzikir.. 

Setelah 4 bulan lamanya kami mengikuti kegiatan Toriqoh Naqsya Bandiyah... selesai Maghrib saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Mbah Kiai Sumeri... "Maaf Mbah ... kami berdua belajar Ilmu Toriqoh kepada mbah sudah 4 bulan, yang mau kami tanyakan berapa lama Guru Kami, Pak Din belajar disini??".. mbah Kiai Sumeri Justru tersenyum dengan sinar yang
tenang,... "Sang Sukma Layang... kulo niki yo muridte Pak Din... la panjenengan sedoyo adik seperguruan kulo, Guru nitip ake panjenengan mung ben mlampahe sesuai karo anak tangga...(Sang Sukma layang.. saya juga muridnya Pak Din, kalian berdua adalah adik seguru dengan saya, Guru cuma menitipkan kalian agar kalian itu berjalannya sesuai dengan urutan anak tangga)"...itulah jawaban Mbah Kiai Sumeri.... saya dan Agus Kalam terdiam dan menangis.... yaa Allah... betapa Kasih Sayang Engkau yang teramat besar Engkau limpahkan kepada kami.. sehingga kami bisa Engkau temukan dengan seorang yang Engkau rahmati namun bersembunyi dari pandangan manusia.. Mbah Kiai Sumeri yang terkenal ini justru berguru kepada Pak Din.. yang di masyarakat justru tidak memiliki derajat apa-apa... Subhanalloh.. Engkaulah DZAT yang Maha Suci dalam mengatur kehidupan di dunia ini......sepulang dari sana kami mendatangi pak Din dan memeluk tubuh pak Din sembari memohon restunya agar kami tetap di bimbing menuju ketenangan hati yang ingin selalu dekat dengan Illahi......



TERKUTUKLAH BAGI ORANG-ORANG YANG MEMILIKI ATAU MENDATANGI DUKUN ILMU-ILMU HITAM .... SANTET ... GUNA-GUNA .... TENUNG ... ATAUPUN SIHIR ....



Selesai Sholat Magrib di Masjid Al Falah Ds. T. Fajar..... saya berjalan menuju jembatan Ds. T. Harjo... sesampainya disana...Saya melihat sebuah bola api terbang melayang rendah… kira-kira setinggi pohon kelapa… bola api itu terbang menuju salah satu rumah di dekat saya berdiri… anehnya api tersebut dapat dilihat oleh orang-orang di sekitar saya… mereka menunjuk sembari berteriak takjub… lain halnya dengan saya.. saya justru berfirasat tidak baik akan hal tersebut… maka saya menajamkan mata saya.. memusatkan hati dan fikiran sembari menahan nafas di dalam hati saya membaca BISMILLAHIRROHMANIRROHIM… LAA KHAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH…. Lalu saya hentakan nafas saya sembari berkata .. TUJUUUUH!!! Kata TUJUH sebenarnya diambil dari makna Alif-Lam-Fa-Ta-kha-Ha(Ta' Marbutoh) atau AL FATIHAH, ATAU Kaf-Nun-Fa-Ya-Kaf-Waw-Nun atau Kun Fayakun..dan Subhan Allah… saya lihat bola api itu bergoyang dan apinya langsung mati…. Tapi sesuatu benda terdengar kuat mengenai genteng rumah yang di tuju oleh api tersebut…. Sang tuan rumah terlihat keluar, seorang ibu yang masih memakai mukena sholat Maghrib.. ia mendekati kearah genteng yang seperti terkena benda jatuh… sayapun mendekat…. Bersama orang-orang disekitar rumah tersebut.. terlihat lah tanah liat berbentuk bola sebesar kelapa… yaa Allah… itu rupanya bentuk api tadi…. Setelah itu tanah liat berbentuk bola itu di buang oleh warga setempat….. sungguh tidak disangka-sangka.. ibu yang menempati rumah tersebut 3 hari berikutnya sakit… hari semakin hari semakin parah… akhirnya dirujuk ke rumah sakit Gatot Subroto Jakarta… 

Seminggu kemudian kami mendengar ibu tersebut meninggal dunia… saya sangat terpukul mendengar kejadian tersebut… maka saya mengumpulkan.. Agus Kalam… Anan Hidayat.. untuk melawan orang-orang yang menggunakan ilmu-ilmu hitam untuk mencelakai orang.. hati saya sangat bersedih terlebih lagi ibu tersebut masih memakai mukena tanda sedang sholat yang artinya sedang mohon perlindungan… Agus Kalam dan Anan Hidayat menyarankan agar saya meminta izin kepada pak Din tentang niat saya, tapi saya tetap bersikukuh untuk melaksanakannya…. Memang saat itu di desa saya kala itu masih banyak sekali orang-orang yang memiliki ilmu seperti itu… selesai sholat maghrib saya menuju persawahan… hampir setiap malam saya
melaksanakannya… sampai lah saya melihat bola api seperti yang saya lihat terbang di atas pepohonan kelapa… saya yang sendiri di tengah persawahan tiba-tiba bergetar menahan amarah… saya menahan nafas membaca Bismillahirrohmanirrohim.. Laahaulawala quwata illa billah.. saya berteriak keras… TUJUUUUH!!!... bola api itu terlihat meledak di udara…. Alhamdulillah yaa Allah…. Semenjak itu saya mengibarkan bendera perang terhadap santet/teluh/ guna-guna/ ilmu hitam atau yang lainnya…dan entah sudah berapa kesekian kalinya saya terus menghancurkan bola-bola api itu (Sudah tentu dengan kemurahan dan izin Allah.. karena saya sebenarnya tidak mengetahui apa-apa tentang hal tersebut… saya hanyalah berbekal niat dan usaha agar tidak ada lagi korban sia-sia dari pengaruh ilmu hitam)….dan jenis bola api biasanya terkirim karena perubahan telur busuk yang bisa menyebabkan penyakit diluar diagnosa kedokteran.. bila api terbang berbentuk panah api biasanya karena peralihan dari jarum berkarat.. dan sebagainya.. saya juga hanya mendapatkan keterangan dari orang yang sebelum meninggal dan menyesal karena memiliki ilmu seperti itu... semoga orang-orang yang mendekati ilmu hitam tersadar betapa mereka telah mempersekutukan ALLAH AZZA WA JALLA……… 


"Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci. Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. AL HASYR:23)
 

PAK DIN MEMERINTAHKAN SAYA UNTUK MENGAMALKAN SUATU AMALAN ..

 
Saat itu bulan suci Romadhon akhirnya datang... Pak Din memerintahkan saya untuk melaksanakan sholat Tasbih... kemudian Dzikir Subhan Allahil adzim Subhan Allah wabihamdihi .. 1000 x dilanjutkan Sholat sunah Al Qodar 2 rekaat ... setelah Alfatihah rekaat pertama surat Al Qodar dan rekaat kedua surat Al Ikhlas...Dzikirannya membaca surat Al Qodar 1000 x ... lalu sholat Nifsu Lail 2 rekaat setelah Al Fatihah rekaat pertama surat Al Qodar.. rekaat ke dua surat Al Ikhlas.. Dzikirannya Yaa Syakur 1000 x  kemudian sholat Hajad 4 rekaat .. rekaat pertama setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 40 x ... rekaat kedua setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 30 x ... rekaat ketiga setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 20 x ... dan rekaat ke empat setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 10 x .. jadi jumlah lengkapnya 100 Al Ikhlas ... Dzikirannya Sholawat 1000 x.... 

Subhan Allah ... 10 hari terakhir saya melaksanakannya... ketika malam ke 27 saya merasakan saat sholat hajad rekaat kedua... saya merasakan ada selimut angin yang sejuk... saat itu tiba-tiba saya tidak sadarkan diri.... saya tersadar saat itu ternyata saya sudah duduk tahiyat akhir... saya terdiam karena tidak seberapa tahu apa yang baru saya alami.. yang jelas.. Kiai Jaimin mendekati saya lalu bertanya "Amalan apa yang kamu lakukan Sang Sukma Layang ?" ... saya menjawab "Saya hanya sholat sunah pak kiai.." beliau berkata... "Saya melihat 2 rekaat akhir sholat kamu tadi ada cahaya putih mengelilingi kamu.. sampai kamu salam" ... Maa Syaa Allah ... "Itukah yang terjadi pada saya tadi.. namun jujur saja yang saya rasakan hanya ada selimut angin datang.. selanjutnya saya tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi" ... gumanku dalam hati .... lalu saya pamit pulang untuk makan sahur kepada beliau.... sepanjang perjalanan saya selalu memuji Allah SWT ....

“Carilah kenikmatan itu dalam tiga perkara : Dalam salat, dalam dzikir, dalam membaca Al-Quran.”

IN SYAA ALLAH... GURU.... KAMI AKAN MENJADI PAKUNENG JAGAD... AGAR SYIAR AGAMA ISLAM KEKAL DI DUNIA INI...



SEMPEMINUMAN AIR WUDHU YANG TERTELAN akhirnya berpisah…. Saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMP… Pak Din duduk memandangi kami bertiga….. lalu berkata….” Saya mendapatkan alamat gambaran bagaimana membentuk PAKUNENG JAGAD…. (PAKU DUNIA)… yaitu mempersatukan.. ULAMA… MASYARAKAT.. DAN MILITER.. maka… Anan Hidayat… engkau saya harapkan menjadi tokoh di masyarakat… bentuklah masyarakat menjadi masyarakat Madani… seperti yang di Contohkan oleh Junjungan kita Nabi Muhammad SAW…. Berangkatlah ke gunung Tapa… cari hikmahnya disana… Agus Kalam… engkau adalah pengembara… berangkatlah ke tanah Banten cari silsilah Syarifa Mudaim… Syarif Hidayatullah… Nyimas Fannata Ghamma Sambangan… dan Pangeran Cakra Buana….. teruslah mengembara sampai engkau temukan hikmah-hikmah Allah SWT.. karena Rosullulloh juga pernah melakukan hijrah, jadilah Ulama Agama yang mengharumkan Agama Islam… Dan engkau Sang Sukma Layang…. Engkau bersikukuh untuk mondok di Tebu Ireng namun tidak diberi izin oleh ayah mu… jangan bersedih…. biarlah itu diemban oleh Agus Kalam.. Maka kini saya selaku gurumu menyarankan untuk masuk ke dunia militer…. Karena Rosululloh adalah Panglima Perang yang terbaik… tegas… berwibawa…
welas asih dan sangat lemah lembut.. sesuai dengan situasi saat itu… bentuklah benteng-benteng Negara kita menjadi abdi Negara yang beragama dan bermoral..”… 

Kami bertiga menundukan kepala… tanpa terasa air mata kami mulai menetes…pak Din kembali berkata  “TAK KAN BERGESER PASIR DI PANTAI TANPA KEHENDAK NYAsemoga hasil riadho saya selama ini bisa kalian mengerti….”

Yaa Rosulullah... Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad... hiks.. hiks.. hiks... engkaulah yang kini akan kujadikan pedoman dalam melangkah di Bumi Allah ini.. engkaulah akhlakul karimah... Ya Rosulullah... 

Sebuah perenungan 

"Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:" Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa ". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"." (QS. AL KAHFI:110)

Sepulang dari rumah pak Din, kami bertiga saling berpelukan… kalian sahabat-sahabat terbaik yang saya kenal… kelak persahabatan kita abadi… tidak termakan waktu… kita tetap bersama walau hanya melalui sukma… In Syaa Allah … perjalanan kita mendapat ridho dari NYA.. Aamiin… biarlah saya tetap disini menunggu guru kita… saya tunggu kabar dari kalian wahai sahabat-sahabat sepeminuman air wudhu yang tertelan…. saya akan mengikuti nasehat guru.. saya akan persiapkan mental… fisik … dan segalanya untuk bisa masuk di dunia militer.. agar cita-cita kita bersama terlaksana… saya akan upayakan agar bisa mengajak kalangan militer untuk menyempurnakan aqidahnya sehingga militer-masyarakat dan ulama bisa menjadi PAKUNENG JAGAD … di Negara Indonesia ini… 

Akhirnya Agus Kalam berkata.... "Kelak bila kita berada berjauhan... pandang lah bulan ketika bersinar penuh... setiap memandang akan aku ingat persahabatan kita"... saya dan Anan Hidayat pun mengangguk... yaa... kini setiap bulan bersinar penuh kami bertiga selalu memandang bulan dan saling mengenang persahabatan kami yang abadi.... walau berada dalam tempat yang berjauhan... Yaa Allah Azza wa Jalla.. terima kasih atas segala karunia persahabatan ini.....


DALAM KESENDIRIAN SAYA MULAI MENEMUKAN HIKMAH... SUBHANALLAH... ALHAMDULILLAH... ALLAHU AKBAR... LAA ILAAHA ILLALLAH....

Setelah tiga serangkai sepeminuman Air wudhu yang tertelan berpisah maka saya mencoba agar tidak tertinggal oleh mereka.. maka saya semakin bulat bertekad agar saya bisa menggali hikmah-hikmah Allah SWT di dunia ini... Terbersitlah fikiran kenapa Rosululloh senang membaca Subhan Allah…........... Alhamdulillah….......... Allahu Akbar… Laa ilaaha illallah setiap selesai sholat…. Saya mulai menyentuh hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya…. Subhan Allah… Maha Suci Allah…. Kita ada kalanya bertemu dengan suatu masalah… musuh… sakit… derita… kebahagiaan… tersesat… resah… ternyata Allah memberikan kepada kita tidak memiliki dendam ataupun sesuatu yang buruk… karena Allah Maha Suci…. Kenapa kita bertemu masalah???? 

Sebaiknya kita tetap berbaik sangka kepada Allah SWT… karena sesungguhnya masalah itu pasti akan memiliki hikmah yang terkandungnya… yaitu sebuah kekuatan jiwa bila kita berhasil melewatinya... kita bertemu musuh… maka kita ucapkan Subhanalloh (Maha Suci Allah) yang mempertemukannya pada kita… lalu saat menghadapi masalah.. penderitaan… sakit … resah atau yang lainnya kita berucap Allahu Akbar… karena Allah Maha Besar.. sehingga masalah akan mengecil.. sakit mereda.. resah menjadi tenang… dalam perjuangan melawan itu semua bila kita berhasil melewatkannya maka kita berucap Alhamdulillah… segala Puji bagi Allah… karena hanya Allah yang bisa.. meluluhkan itu semua…. Dan bila masalah.. sakit atau yang lainnya tidak bisa kita atasi…. Kalimat terakhir…. Laa Ilaaha Illallah… Tiada Tuhan Selain Allah…. Kapan lagi kita meninggalkan dunia fana ini dengan Khusnul Khotimah… kapan lagi ketika masalah tidak selesai bila kita tetap pada ke Islaman… kapan lagi kesempatan kita berada dalam naungan Allah SWT dalam menghadapi segala kemungkinan di dunia ini… dan tetap pada satu keimanan….. hal ini akan selalu berputar bagaikan CAKRA ... dimana nafas, hari dan lainnya akan selalu berputar mengikuti Perintah Allah SWT .. maka kini Sukma saya bisa merasa tenang.. bila bertemu dengan apaun juga.. karena…. Subhanalloh.. walhamdulillah.. walaa ilaahaillallah.. Allohu Akbar sudah terpatri dalam hati saya… maka akan ada saatnya saya mengalami sakit, maka… khusnuzon (berbaik sangka) akan tetap berada di dalam hati saya…..sedikit pengalaman yang benar-benar saya alami...

Masih saya ingat... saat kaki saya terkilir yang mengakibatkan keseleo...
Pakde tukang Pijat degan sabarnya memijat kaki saya yang keseleo....

Di saat ia memijat, pakde bertanya....

Pakde "Maaf Nak Sang Sukma Layang... sudah 10 menit bapak memijat... namun bapak tidak melihat anak merintih kesakitan...  maaf bila bapak mijatnya tidak bertenaga..."

Saya "Hahahha pakde.... jari-jari pakde saya rasakan seperti sebuah baja yang kokoh...apalah artinya daging kulit dan otot saya yang sedang sakit ini hehhe"

Pakde "Lalu kenapa dari tadi saya tidak melihat anak merintih kesakitan..."

Saya "Hehehe pakde... saya merasakan sangat sakit pakde... namun hati saya selalu berucap Subhanalloh.. Maha suci Allah yang telah memberikan saya sakit... lalu harus kah saya menunjukannya... saya sedang menikmatinya.. seraya berucap Allahu Akbar... Allah lah Yang Maha Besar dengan segala kekuasaan NYA, saya merasa sebagai manusia biasa yang memiliki rasa sakit... sedih.. rindu dan lainnya,... bila itu tidak ada maka saya takut menjadi golongan bangsa lelembut hehehhe...untuk itu dalam hati saya selalu mengucapkan Alhamdulillah....."

Saya sempat melirik kepada Pakde, ia melanjutkan pemijatannya dengan tatapan mata yang terlihat sedang bertanya jawab sendiri....

Hasbi Rabbi jallallah > Cukuplah Tuhan bagiku, Allah maha Agung...

Mafi qalbi ghairullah> Tiada di dalam hati kecuali Allah...

Nur Muhammad sallallah> Cahaya Muhammad selamat atasNya...

Haqqul laillahhaillallah> Benarlah tiada Tuhan selain Allah....

Yaa Allah terima kasih kepada hikmah Mu yang Maha Luas.... dengan sakit ini saya dapat merasakan nikmatnya sehat... dan mendapatkan hikmah bagaimana rasa sakit yang sebenarnya.. pada hamba... sahabat-sahabat hamba... dan orang yang mengenal dan tidak mengenal hamba... Jadikan rasa sakit kami untuk ingat kepada Mu yaa Allah... Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.........


PERTEMUAN SAYA DENGAN GADIS BERAGAMA KRISTEN

Maha Suci Allah... yang akhirnya memberikan pelajaran lain... di kala Iman dan keyakinan semakin bersemayam di dalam hati... justru saya dipertemukan dengan seorang gadis beragama Kristen... gadis itu cantik dan baik.. saat itu saya melihat pertandingan catur... dan terlihat Sarbini tidak terkalahkan... maka Sarbini pun menantang siapa yang mau melawan catur dengannya... tiba-tiba. seorang gadis bernama Indah... berkata (sedikit menahan jengkel terhadap Sarbini) "Siapa yang bisa mengalahkan Sarbini maka dia kalau laki-laki akan Indah jadikan pacar... kalau perempuan akan Indah jadikan saudara"..... 

Akupun tersenyum dan duduk di depan Sarbini .. niat saya hanya sekedar ingin memperingatkan Sarbini untuk tidak sombong... dalam hati ... saya berdoa... "Bismillahirrohmanirrohim... yaa Allah yang memegang rasa... kelembutan sebuah rasa.... saya ingin merasakan jiwa Sarbini... izinkanlah dan kabulkanlah yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...".... Maka kamipun bertanding otak di permainan catur... Allah SWT memang Maha Memegang rasa... saya merasakan fikiran Sarbini dalam memainkan bidak caturnya.... maka saya selalu menangkalnya... dan set pertama saya dapat mendesaknya.. sampai saya meletak pion Ster ke depan rajanya.... Sarbini tanpa sadar berteriak.. "Raja Saya Mati.." Skak Mat....saya pura-pura bertanya.. "Mati bagaimana kang?" Sarbini menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.. diapun menyusun kembali bidak caturnya.... Alhamdulillah pada set kedua.. saya kembali berhasil mengalahkannya... di dalam hati saya menginginkan agar Sarbini tidak besar kepala... namun tanpa saya duga... Indah tersenyum manis kepada saya....seraya berkata..."Hmm ini Pacar idaman Indah".... saya pun kaget dan teringat ucapan Indah yang menyatakan bahwa siapa yang menang bila laki-laki akan ia jadikan pacar... saya langsung berdiri dan keluar rumah sembari menahan malu... hehehhe malu.. malu.. mau.....

Malam harinya Indah sakit.. semua teman-teman panik, tidak ada yang bisa mengatasinya selain memberikan dorongan moril dan memijit semampu mereka... saya memberanikan diri mendekati.. salah seorang berkata bahwa laki-laki jangan ada yang mendekat... saya hanya berkata... apakah boleh diperkenankan mencoba melihat saja... saya melihat Indah dalam kesengsaraan luar biasa memegang perutnya dan penyakit ini sudah ia rasakan sejak lama, dalam rintihannya Indah berkata agar saya mendekat... benar saja saya lihat keringat membasahi seluruh tubuhnya karena berusaha menahan sakit yang luar biasa... saya memejamkan mata sembari berdoa... "Subhan Allah... Bismillahirrohmanirrohim... Yaa Allah Dzat Pemberi Sakit... apa yang sedang Engkau tunjukkan kali ini... mohon berilah kami semua Rahmat MU" .... saya tiba-tiba mendengar suara Indah... "Indah Sakit Maag Kronis"... saya pun menjawab... "Mmmm bisakah saat ini mbak menenangkan diri dan menutup mata mbak sebentar...?? Indah menutup matanya dan ku arahkan telapak tangan kanan saya ke arahnya saya mulai membaca dua kalimat syahadat.. saya merasakan hembusan angin lembut keluar dari tangan saya.. saya hanya membayangkan angin tersebut memasuki perut Indah dan membawa penyakit keluar... teman-teman yang melihat berdiam diri.. karena saya dan Indah berjarak 1 meter sehingga tidak ada sentuhan antara lelaki dan perempuan... tidak lama Indah membuka matanya... ia tersenyum dan berkata.. terima kasih mas.. saya merasa tenang ... 

Hanya berjarak 5 detik ia berkata Indah sudah tertidur.... kami semua keluar dari kamar... selang 2 jam saya masuk ke dalam kamar untuk mengambil gelas.. saya membelakangi Indah seraya berkata..."Sesungguhnyalah tidur itu tiada... yang tiada tidur adalah tidur...". Indah membuka matanya dan tersenyum.. "Mas,.. kenapa mas bisa merasakan bahwa Indah tidak tidur??? saya berbalik dan memandang wajahnya... "Rasa... itulah sentuhan jiwa yang hakiki... tanpa kata atau yang terlihat.. ia akan selalu memberikan gambarannya"... Indah mengeliat dan dari lehernya tersembul sebuah kalung berliontin salib... saya memejamkan mata dan menerawang ke liontin tersebut... bertuliskan "INRI".. "Hmm rupanya Mbak beragama Kristiani ya?"... saya mulai bertanya... Indah pun menganggukan kepalanya... saya bertanya tentang arti INRI dan Indah selalu menjawab semua pertanyaan saya...

Esok nya saya menyendiri di sebuah rumah geribik kosong... saya merenungi hikmah-hikmah yang ada.. tidak berselang lama, Indah masuk ke rumah tersebut dan duduk tidak jauh dari saya.. ia pun mengucapkan terima kasih karena sudah meredakan sakitnya... saya hanya menjawab bahwa Allah Azaa wa Jalla lah yang berhak mendapatkan kata terima kasih atau kata bersyukur karena manusia hanya menjalankannya saja... maka kami terlibat pembicaraan tentang agama yang pada akhirnya Indah berkata...  "Maukan menuntun diriku agar bisa mengenal agama Mas??? dan jadikan Indah sebagai pacar mas...???"... Saya berdiam diri, saat itu yang  terlintas adalah amalan mulya bila bisa mengIslamkan seseorang.... lalu sayapun berkata "Maaf mbak Indah, Islam adalah rohmatan Lil'alamin, bila seseorang bisa mendapatkan Hidayah dari Allah SWT barulah ia akan tergerak hatinya untuk mendalami Islam secara hakiki, Saya saja sudah sangat bersyukur lahir dari rahim seorang ibu beragama Islam dan seorang ayah juga beragama Islam, namun saya tetap saja yakin, bahwa bukan karena itu saya beragama Islam... 

Yang saya yakini adalah Allah SWT sudah memberi hidayah Islam kepada saya sebelum saya dititipkan pada rahim ibu saya, maka kini saya selalu mencari dan selalu berusaha mendekatkan diri saya kepada Allah SWT, bila mbak ingin mengenal Islam karena simpatik kepada saya itu bukanlah hidayah karena bila kelak mbak membenci saya maka mbak saat itu pastilah membenci Islam juga, maka yakinkan dulu dalam hati mbak, bila perlu minta tolonglah kepada Tuhan yang mbak yakini agar mendapatkan petunjuk apakah perlu mengenal Islam.. 

Pertama-tama kita tinggalkan dulu kata ISLAM yang berasal dari kata Arab karena bisa saja membuat opini bahwa Islam itu agama arab, kita memulainya dengan bahasa Indonesia yang berarti SELAMAT, dalam agama saya ada Firman yang berbunyi Innaddiina 'indallahil islaam (Sesungguhnya  agama yang (diridhoi) di sisi Allah adalah Islam / selamat).... ini yang harus kita cermati, karena agama-agama lain sebelum Islam pasti juga membawa selamat, namun Rasul sebelumnya pasti setidaknya akan memberikan amanah kepada kaumnya untuk mengikuti Rasul penutup agar SELAMAT, maka pelajari dulu kitab yang mbak imani dan cari apakah ada perintah untuk selamat tersebut berbentuk penyempurnaan ajaran yang belum beliau selesaikan sehingga harus disempurnakan dengan adanya kitab lanjutan yang sempurna yang dibawa oleh Rasul penutup, bila ada maka keselamatan / keislaman akan mbak temui dan selamat bagi saya adalah saat kita mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh NYA lalu kita bisa pulang kepada NYA dengan tenang maka saat itu kita bisa dikatakan SELAMAT".. Indah tertunduk dan berkata saya akan coba mencari petunjuk.... 

Tidak lama.. Sakur dan Lia masuk mendekati kami.. lalu kami semua bersenda gurau membahas  kejadian lucu sewaktu bersama.... setelah kami semua kembali ketempat masing-masing... dalam hati sayapun berdoa.. "Yaa Allah SWT... jangan uji saya dengan sayang kepada orang yang akan menjauhkan saya dari Engkau yaa Allah... hamba ikhlas menukar kebahagiaan di dunia yang fana ini untuk kebahagiaan hakiki yang Engkau janjikan kelak.... mohon tetapkan hamba pada Iman, Islam dan Ikhsan, madep mantep kepada MU yaa Allah Tuhan sekalian Alam......."

SESUNGGUHNYA HATI ADALAH MILIK ALLAH AZZA WA JALLA DAN MANUSIA SEHARUSNYA MENYADARI BAHWA KITA ADALAH CIPTAAN NYA..

Masih saya ingat saat kemarau panjang.. hujan tidak kunjung turun juga.. masyarakat sudah bayak yang mulai megungsi ke rawa-rawa atau sawah-sawah untuk mencari air.. selesai sholat Jumat para pemuka agama membicarakan hal tersebut... ketika mereka asyik-asyik bercerita maka saya memberanikan diri mendekat dan usul untuk sholat sunah Istisqo (sholat minta hujan)... saya meminta agar masyarakat di kumpulkan di tengah lapangan agar bisa melaksanakannya secara berjamaah.... terlihat wajah para pemuka datar saja atas usul saya.. bahkan ada yang berkata bahwa sabar saja nanti hujan akan turun juga pada saatnya... saya berkata .."Maaf bapak-bapak sekalian... bukan kan Rosululloh telah memberikan contoh kepada kita... agar melakukan sholat  Istisqo bila sudah saatnya... maaf saya mungkin terlalu terbuka berkata bahwa sesungguhnya bapak-sekalian malu ... bila sudah mengumpulkan warga kemudian hujan tidak turun.. sehingga bapak-bapak takut di bilang pendoa yang tidak di kabulkan... maaf pak.. kita sareatnya hanya bisa meminta bukan pemaksa.. jadi bila hujan turun dan tidaknya itu Kehendak Allah SWT.. bukan karena doa bapak atau doa warga yang tidak di dengar NYA... mari bapak-bapak kita siarkan untuk pelaksanaan sholat Istisqo"... 

Namun yang saya temui hanyalah sebuah kekecewaan... mereka tetap saja menjawab sabar.. nanti pasti akan hujan juga pada waktunya... sayapun pamit.. sambil berkata.. "Bapak-bapak sekalian .. tolong jangan ada yang pulang.. saya mau sholat Istisqo sendiri..." lalu saya sholat sendiri... dalam doa saya berkata.. "Yaa Allah Engkau sudah berjanji.. maka hamba yakin janji itu tepat adanya.. bila saja Rosululloh melakukan ini atas petunjuk MU maka berilah hamba sebuah keyakinan pada kebenaran Janji MU Yaa Allah  ".... Subhan Allah... hanya berjelang 8 menit hujan gerimis datang.. saya menangis melihatnya.. saya pun berkata... "Mari pak kita bersama-sama.. bila hanya sendiri hujan gerimis maka mari kita yakinkan bila berjamaah niscaya hujan yang lebat".. tetapi sungguh hati ini msemakin sedih mereka tetap saja tidak mau melakukannya...

Jumat selanjutnya hal serupa saya usulkan kembali... namun tetap saja hal sama terjadi.. kata-kata sabar yang terlontarkan.. maka saya sholat kembali dengan doa yang sama... Subhan Allah hujan lebat turun 5 menit.. sembari menangis saya berkata "Pak lihat lah tanda-tanda ini.. bila sendiri 5 menit maka bila berjamaan In Syaaa Allah 2 jam"... salah seorang pemuka malah berkata.. "Ini sudah saatnya turun hujan Nak" saya pulang ke rumah dan berdoa "Yaa Allah tunjukan kepada hamba hujan dari bumi dan bukannya dari langit"... 

Saat itu kemarau masih terasa panjang namun bersyukur sumur saya tidak mengalami kekeringan... "Yaa Allah inikan hujan yang berupa dari bumi itu, hamba memohon tepatkanlah hati hamba sebagai seorang hamba, bila berdoa mohon berilah hamba keikhlasan untuk menerimanya, sesungguhnya hamba hanya bisa meminta, ketentuan dan pengabulan semuanya ada di Tangan MU yaa Allah Azza wa Jalla, bahkan sangat banyak orang takut bila Engkau masukan mereka ke dalam Neraka, padahal jika mereka menyadari bahwa sesungguhnya Nerakapun Milik MU yaa Allah SWT, berilah selalu hati ini Hidayah Mu agar hamba selalu dekat dengan MU Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..."

Kini saya tidak perduli akan pandangan manusia kepada saya, karena saya akan mendahulukan pandangan Allah SWT daripada pandangan manusia, kita memang hanyalah seorang hamba, lalu kenapa harus merasa malu ataupun ragu bila sesuatu yang kita doakan belum dikabulkan, Allah lah yang memegang  ketentuan-ketentuan dengan sifatnya NYA Yang Agung.. Maha Suci Allah....


DUA KALIMAT SYAHADAT PENGIKAT CINTA KASIH HAMBA YANG ABADI



Hari itu Ani mendatangi saya dengan air mata yang menetes… sungguh saya merasakan sebuah kesedihan yang mendalam. Ani menceritakan keadaan kedua orang tuanya yang memang saya ketahui sudah tidak serumah walau belum bercerai, keduanya sama-sama mempertahankan keteguhan masing-masing, ayah Ani tinggal di depan rumah ibunya, Ani menanyakan kepada saya apakah keduanya bisa bersatu kembali, maka saya berkata kepadanya tolong ambil helaian benang pakaian yang sangat disukai oleh keduanya.

3 hari kemudian barulah Ani memberikannya kepada saya, malam itu niat saya mengikat kedua benang itu 7 ikatan dengan membaca ASYHADU ANLA ILAA HA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARROSULULLOH 120 x tiap 1 ikatannya…. Tetapi baru satu ikatan, tiba-tiba datanglah seekor kalajengking hitam yang besa, saya meliriknya sembari berfikir apakah ini godaan penglihatan saya saja atau memang secara kebetulan ada seekor kalajengking. Yang pasti itu akan membuyarkan kekhusukan saya dalam mengamalkan kalimat syahadat yang saya baca, kemudian saya tutup kedua mata saya, kalajengking itu ternyata semakin mendekat dan hampir menyentuh lutut saya, saya membuka kembali mata saya, "Yaa Allah SWT.. sebenarnya saya tidak ingin membunuh, tetapi Rosululloh pernah mengeluarkan sabdanya agar kita membunuh binatang yang bisa membahayakan bagi diri kita dan orang di sekitar kita". Maka saya mengambil lidi korek api, saya tekan tepat di punggung sang kala jengking sambil berucap.. Bismillahirrohmanirrohim La khaula walaa quwwata illah billah ujung ekor binatang berbisa itu menyengat ujung jari saya.. sayapun menekan lebih keras.. tidak lama binatang itupun mati… lalu saya bungkus ia dengan kain tissue.. sebenarnya niat saya ingin melanjutkan mengikat sebayak 12 kali ikatan.. namun saya hentikan…. esoknya entah kenapa saya main ke rumah bapaknya Ani.. disana saya berbincang-bincang dengan beliau... beliau berkata... "Nak... jika engkau kelak memilih seorang istri carilah yang sholihah.. karena bapak adalah gambaran pengalaman agar engkau tidak mengalami seperti yang bapak alami".. sayapun pulang dengan termenung.. yaa Allah.. hikmah ini begitu menyentuh kalbu... sepasang suami istri namun tidak tinggal dalam 1 rumah dan tidak pula bercerai... kelak berilah hamba istri yang sholihah yaa Allah... Aamiin...


KUTUK IBU KEPADA KAKAK PEREMPUAN SAYA

Air mata ini menetes tak kala melihat ibu marah karena berulang-ulang kali melihat kakak perempuan saya melawan dan mengecewakan hati ibu… kakak perempuan sering kali keluar rumah tanpa izin… bahkan terkadang selalu membalas kata-kata ibu dengan nada yang tinggi… maka mungkin karena sudah sangat sering kalinya maka hati ibu terluka dan berucap… “Demi Allah… dirimu belum pernah merasakan derita ibu mendampingi bapak mu yang keras… maka ibu berdoa agar engkau merasakan derita seperti ibu bila mempunyai suami kelak” … kakak perempuan saya hanya membalas dengan senyuman sinis… sedangkan saya menangis melihatnya…. Kakak perempuan saya langsung pergi… saya dekati ibu seraya memeluknya..”Buuu kenapa ibu berucap seperti itu?? Kasihan mbak nantinya”.. ibu menjawab.. "Anak ku biarlah.. ibu sudah merasakan sakit di dalam hati…”.. 3 hari dari kutuk tersebut ibu saya bermimpi kiamat.. di dalam mimpi tersebut ibu mencari anak-anaknya dan memeluknya… ibu saya berkata bahwa kakak perempuan dan saya yang tidak ada dalam pelukannya…. Ketika itu ibu menjerit dan memanggil nama saya dan kakak perempuan saya.. saat itulah ibu melihat saya datang menghampiri dengan memakai baju putih… ibupun memanggil saya.."Nak kesini.. biar ibu peluk kalian semua… dunia ini sedang kiamat nak…” di dalam mimpi, ibu saya mendengar kalimat yang saya ucapkan "Ibu.. terima kasih.. saya sudah menemukan jalan saya sendiri… ibu jaga adik-adik… biarlah saya meringankan beban ibu…” 

ibu terbangun dan mengumpulkan kami semua… dengan penuh air mata ibu menceritakan kepada kami anak-anak nya… mendengar cerita ibu, sayapun meneteskan air mata…. "Yaa Allah SWT… benarkah saya sudah bisa meringankan beban pundak tanggung jawab orang tua hamba…. Lalu dimanakah kakak hamba yaa Allah..”….. benar saja… kakak perempuan saya akhirnya menikah.. keluarganya sangat kacau.. hampir setiap hari kakak perempuan saya bertengkar dengan suaminya… selalu begitu setiap harinya… puncaknya.. malam itu saya masuk ke kamar ibu yang sedang tidur… saya membawa silet yang sangat tajam…. dengan derai air mata saya berdoa ROBBANA DZOLAMNA ANFUSANA WAILLAM TAGHFIRLANA WATARHAMNA LANA KUNANNA MINAL KHOSIRIN (Yaa Allah kami telah menganiaya diri kami.. maka jika Engkau tak ampuni tidak Engkau sayangi.. jadilah kami orang-orang yang merugi) lalu saya sambil mengerok kuku ibu jari kaki milik ibu saya sebelah kanan dan kiri..… serbuk kuku ibu jari kaki ibu tersebut saya masukan ke segelas air putih kemudian saya berikan kepada kakak perempuan saya… "NENG minumlah air ini… memohon ampunlah kepada Allah SWT dan meminta maaflah kepada ibu.. agar neng dan keluarga menemukan kerukunan… ingat neng… jangan buat murka ibu… terlebih lagi murka Allah SWT… “ kakak perempuan saya menangis dan meminumnya… lalu membangunkan ibu dan memohon maaf atas kesalahan-kesalahan di masa lalu.. ibu pun menangis seraya menciumi muka kakak perempuan saya… Saya besumpah akan selalu membuat kedua orang tua saya bahagia... apapun akan saya kuatkan demi mereka...


SAYA MELIHAT BUTIR-BUTIR AIR MATA DI PIPI IBU...


Ujian kelulusan akhirnya tiba... rekan-rekan di sekolah bertanya apakah tahun ini saya akan memegang kembali juara di kelas A-1.. saya tersenyum.. kali ini saya akan berikan pada rekan-rekan.. karena pastilah orang tua kalian akan bahagia.... benar saja pada akhir ujian saya juara 4... guru pembimbing sangat marah sekali kepada saya, kenapa saya tidak mempertahankan juara dari kelas 1.. saya haya tersenyum.. "Ibu guru... yang akan saya pakai dalam menyongsong hari depan adalah penerapan ilmu yang saya dapatkan.. bukan juara 1 atau nilai raportnya"... Tidak lama dari pembagian raport sekolah memberikan informasi bahwa peringkat 1 sampai ke 5 akan mendapatkan masuk Universitas tanpa tes... 

Ketika pulang saya langsung bercerita kepada ibu dengan rasa bersyukur... esoknya saya melihat ibu di dapur sedang menangis... saya mendekatinya seraya mengusap air matanya.."Kenapa ibu menangis??' ibu menjawab.. "Anakku maafkan ibu nak... sedari kecil kami tidak bisa memberikan keinginan-keinginan mu.. saat minta mainan.. ibu tidak bisa memberikannya... saat minta makanan dan jajanan ibupun tidak bisa memberikannya... bahkan saat engkau minta ke pondok Tebu Ireng pun ibu tidak bisa mengabulkannya... maafkan kami nak... yang sudah mematahkan semangat mu.. bapak bilang tidak punya uang untuk menguliahkan mu... maaf kan kami nak..".. kupeluk ibu... seraya berkata.."Demi Allah SWT Tuhan ku bu... tidak akan aku tuntut dari bapak dan ibu kelak di akhirat karena semua ini... aku justru ingin berterimakasih karena bapak dan ibu yang sudi mempunyai anak seperti aku.... akulah yang memohon kepada kalian berdua.. jangan menyesal punya anak seperti aku...." 

Yaa Allah Yang Maha Perkasa ... hamba pernah mendengar bawasannya ada orang tua yang tertahan di pintu syurga karena anaknya masuk ke dalam neraka... maka dengarkanlah doa ku yaa Allah... bila kelak memang aku Engkau perkenankan masuk ke dalam Syurga MU.. sedangkan kedua orang tuaku di neraka MU maka.. hamba memohon ajaklah mereka bersamaku... namun bila Engkau tidak memperkenankannya... maka mohon masukkan aku pula ke Neraka MU untuk menemani mereka...Perkenankanlah Doa ku ini Yaa Allah Yang maha Adil lagi Maha Bijaksana....


 HANYA ALLAH DENGAN SEGALA KEHENDAK NYA

Setelah tamat SMA.. hati saya menjadi hampa… kuliah sudah pasti tidak terlaksana… maka saya harus menerapkan huruf BA dalam lafadz Bismaillahirrohmanirrohim.. saat itulah saya merasa tiada yang mampu menjawab pertanyaan saya kecuali Allah SWT… dalam pemikiran itu seorang tua renta suku Sulawesi berkata kepada saya… “Nak.. sebenarnya bumi yang kita pijak ini amat tidak ikhlas bila tidak ada satu ucapan untuknya… apakah ucapan tersebut??? Tolong anak cari jawabannya” ….. saya termenung dengan kata-kata bapak tersebut… lalu apa yang harus saya lafadzkan pada bumi yang tiap hari saya pijak ini… tiap hari harus menyaksikan kesalahan-kesalahan saya…. Menyaksikan bagaimana lalainya saya menjalankan perintah-perintah Allah SWT… wajar saja bila bumi kelak akan menghimpit jasad kita dengan keperkasaannya… dalam kepasrahan saya berniat dalam hati.. Yaa Allah Azza wa Jalla Tuhan hamba Yang Maha Sempurna…. Hamba tidak tahu sama sekali tentang siapa hamba… lalu bagaimana hamba bisa kenal Engkau Yaa Tuhan hamba… kini hamba ingin melihat kekuasaan MU pada diri hamba… hamba ingin menghadap MU namun dalam tidak ada rasa bahwa hamba yang melaksanakannya”…. 

Niat tulus itu saya yakinkan… SUBHAN ALLAH … saya berjalan ke arah tempat air wudhu.. padahal otak saya tidak sedang memerintahkannya.. saya mengambil air wudhu dengan tanpa saya gerakan ataupun saya niatkan… seluruh tubuh saya melaksanakan nya dengan sendirinya.. hanya pikiran saya saja yang terus mengikuti perjalanannya… saya menggelar sejadah kemudian diluar perintah otak saya tangan melaksanakan Takbiratul ikhrom.. dengan mulut berucap lirih Allahu Akbar .. dan hati tiba tiba mengartikannya Allah Maha Besar… lalu angan angan menggambarkannya dengan betapa besarnya Allah SWT dalam menciptakan dunia ini…

Sholat Dhuhur 4 rekaat berjalan dengan sendirinya tanpa kuasa akal saya saat itu… selesai sholat bibir saya berucap LAA KHAULAA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYIL ADZIM…. Lalu hati saya mengucap tiada daya dan upaya diri ini kecuali Hanyalah Allah yang Maha Tinggi…. Otak Saya tiba-tiba bergerak sendiri sujud kepada Allah Tuhan Yang Maha Perkasa…. Butiran air mata ini menetes membasahi sejadah sembari memohon ampun berulang-ulang kepada NYA…. Yaa Allah… hamba tiada kuasa sedikitpun atas diri hamba… juga tiada kuasa untuk memijak bumi MU yaa Allah… maka Laahaulaawalaaquwwataillabillahilaliyiladzim… Hanya Engkaulah Yaa Allah yang memiliki jiwa hamba dan alam semesta ini…. Hamba ada karena Engkau Ada yaa Allah.. dan hamba tiada karena memang Engkaulah Tuhan Yang Maha Segalanya… Engkaulah Allah Yang Maha Esa… Engkaulah Yang Berdiri sendiri pada Singgasana MU yang Agung…….kini… setiap saat mari kita serahkan Jiwa raga ini dengan dua kalimat syahadat kita lanjutkan bersholawat atas nabi dan berucap dengan keikhlasan Laa khaulaa walaa quwwata illa billahil aliyil adzim….


MAA SYAA ALLAH ... ITU KAH WUJUD DAN RUPA SYETAN...


Dalam perjalanan waktu yang semakin berjalan… tiba-tiba hari itu saya benar-benar memasuki suasana yang lain… mana kala saya melihat wujud-wujud manusia yang ternyata bukan manusia… itu adalah wujud syetan-syetan yang menggoda manusia… Subhan Allah.. sungguh wujud mereka sama percis dengan manusia… pakaian.. wajah ataupun lainnya... mereka banyak sekali… mungkin lebih banyak dari manusia.. sehingga 1 manusia akan dikelilingi oleh syetan sekitar 5-7 syetan yang selalu menggoda dari depan, samping, belakang atau dari segala penjuru… mereka duduk di antara panas dan dingin, di tempat-tempat kotor.. dan selalu melihat kegiatan manusia… 

Saat itu saya berada di terminal Pasar Purbolinggo… saya melihat masing-masing manusia digoda dan digoda.. terus digoda.. setiap insan manusia yang tergoda maka syetan-syetan akan bersorak bahagia… dan yang tidak tergoda maka wajah syetan menjadi muram dan mengeluarkan sumpah serapah.. kira-kira salah satu bunyinya seperti ini  "Bodoh kau manusia… diberi nasehat yang enak tapi tidak mau  saya melihat dengan penuh analisa.. sayapun mulai melihat syetan-syetan mendekati saya dan berbisik merdu seraya menggoda saya…. Saya berfikir pernah mendengar ayat-ayat Allah yang berbunyi.. "Sesungguhnya tipu daya (godaan) syetan itu lemah (QS. An Nisa : 76)” benar saja.. bila manusia tidak menuruti godaan syetan maka syetan-syetan tersebut hanya menggerutu dan mengeluarkan sumpah serapah… tidak mungkin pula syetan mengambil golok lalu mengancam kita untuk memaksakan kehendaknya… lalu kenapa banyak yang tergoda syetan… mungkin manusia itu lebih lemah… dan saya tidak pula melihat ada syetan yang masuk ke hati manusia dari godaan syetan yang sebenarnya lemah.. mereka benar-benar di luar manusia yang hanya bisa merayu dan menggoda… lalu bagaimana hati kita yang tergoda.. mungkin itulah kalimat godoaan yang masuk ke dalam hati..  bukan syetannya… karena yang sanggup masuk ke dalam hati kita hanya hembusan godaan yang menjanjikan kenikmatan semu dan sesaat…

Kini mari kita renungkan bersama... Iblis dan syetan diciptakan hanya  untuk menggoda manusia atau menyesatkan manusia... lalu apakah ada syetan yang tidak patuh??? apakah ada syetan yang tidak menggoda dan menyesatkan manusia??? mereka hanya menjalankan perintah Tuhannya ... lalu bagaimana dengan manusia??? Allah SWT memerintahkan agar kita jangan tergoda oleh syetan (QS Yasin : 60) ... syetan terus menggoda dan menggoda... tanpa lelah... dan manusia harusnya tidak tergoda dan tidak tergoda... kini bila manusia itu tergoda syetan maka apakah manusia itu dapat di katakan patuh???

Astaghfirullah ... apakah kita masih memiliki rasa kesombongan dalam diri.. apabila dalam kenyataanya terbukti kita jauh kalah oleh kepatuhan syetan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT .... 



BISMILLAHI TAWAKALTU 'ALALLAH... LAA KHAULAA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL ALIYIL ADZIM, SAYA BERANGKAT UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA...

Akhirnya saya putuskan untuk melaksanakan apa yang diamanatkan oleh guru kepada saya, agar saya menjadi benteng Agama, Negara dan Bangsa, dengan keterbatasan semuanya saya Yakinkan bahwa saya akan melangkah dengan penuh keyakinan.... Bapak saya hanya berpesan ia hanya bisa memberi semangat.. tidak untuk uang... karena posisi ekonomi kami sedang kurang baik.... 

Akhirnya saya berangkat ke Kota Palembang bersama ibu... ia mengantarkan saya ke rumah bapak Satimun... seorang PNS yang bekerja di Zibang Dam II/ Sriwijaya... ibu tidak memberikan uang kepada saya... semua akan di atur oleh istri Pak Satimun... banyak hikmah yang harus saya terima... keluarga ini bila makan selalu bersama.... pukul 02.00 wib, dan pukul 21.00 Wib.... karena perbedaan tempat... makanan mereka sangat aneh bagi lidah dan perut saya... apalagi karena beliau memiliki banyak anak... maka piring nasi dan lauknya selalu di jatah... Subhan Allah... saya harus kuat... harus... dan harus... demi cita-cita saya harus kuat... 

Saya mendaftar di Ajendam II / Swj utk Secaba PK II ... yang mana perjalanan harus saya tempuh 3 kali ganti mobil.... saya di beri sangu setiap harinya Rp. 1000,- dengan rincian ....Rp.300,- Plaju - Lemabang dan Rp. 200,- Lemabang - Sekojo ... jadi Rp. 1000,- pas utk PP, semuanya tanpa makan siang, karena di harapkan jam 2 saya sudah pulang untuk makan siang bersama di rumah Pak Satimun, Tiap berangkat saya selalu habis subuh, menunggu mobil bis yang lewat sangat jarang, kalau mau putus mobil ke pasar dulu maka uangnya tidak cukup, waktu selalu saja cepat berlalu... walau saya persiapkan dari subuh saya selalu saja terlambat sampai di Ajendam II / Swj... dan saya selalu mendapatkan hukuman, mulai dari push up, jungkir, atau pun tangan kiri memegang kuping kanan dan tangan kanan menyetuh bumi lalu berputar, dalam push up saya niatkan untuk latihan... ketika mendorong saya membaca ALLAHU AKBAR ..dalam turun saya menbaca ALHAMDULILLAH , dalam jungkir saya membaca SUBHAN ALLAH dalam berputar saya berdoa LAA ILAAHA ILLALLAH saya tambahkan bumi ini bulat... bumi ini bulat .. sehingga nyaris saya jarang sekali mengalami pusing... semua saya nikmati.... setiap hari selalu begitu... akhirnya rambut saya di cukur gundul... di sanalah saya mulai di segani oleh kernet bus... saya jarang di mintai ongkos, saya gunakan uang untuk membeli nasi uduk atau lontong.... karena kalau pulang lewat dari jam 2 saya sudah tidak kebagian makan.... yaa Allah kuatkanlah hati hamba... kuatkanlah jasad hamba ... agar hamba bisa menggapai cita-cita hamba.... MAN JADDA WAJADA ... siapa yang bersungguh-sungguh niscaya akan meraih keberhasilan... Aamiin...


SAYA MERASAKAN BAHWA PERTOLONGAN ALLAH ITU PADA PUNCAK KETIADA BERDAYAAN DIRI KITA




Tes demi tes saya lalui dengan kegembiraan dan keikhlasan.. tes kesehatan cukup membuat saya tertegun.. karena tes kesehatan saya dinyatakan gugur karena parises...para peserta tes yang lulus langsung menuju kantor Jasdam II/ Swj untuk tes selanjutnya.... saya duduk di depan kantor Kesdam II/ Sriwijaya dengan desahan-desahan Dzikir.. memohon akan mukjizat dari Sang Pencipta... bayangan kegagalan tidak akan tega saya tunjukan kepada ibu... tiba-tiba saya ingat bagaimana kalimat tegas.. IYYAKANA'BUDU WA IYYA KANASHTA'IN.. hanya kepada MU kami menyembah.. dan hanya kepada MU kami mohon pertolongan... maka sayapun berdoa... Yaa Allah, terlalu hina bagi hamba jika hanya untuk menuntut janji MU... hamba hanya mohon tambahkan iman hamba bahwa Engkau selalu berfirman MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA ....

Saat itulah saya melihat seorang ibu PNS keluar menghampiri saya dan langsung bertanya "Nak apakah nomor tes kamu 2023?" sayapun menjawab " Iya bu, memang kenapa?" ibu itu berkata " Tadi sidang tes kesehatan nomor kamu 50 % meluluskan, 50 % menggugurkan, ibu masuk mengantar air minum kedalam ruangan dan di tanya oleh pimpinan sidang bahwa nomor ini bagaimana pendapat ibu, lulus atau gugur? ya ibu jawab luluskan saja pak, kemudian pimpinan sidang menyuruh ibu mencari pemilik nomor ini, bila ketemu beruntung bila tidak ya sudah, entah kenapa ibu berjalan kesini dan menemui kamu, ini ambil nomor kamu dan bergegaslah ke Kantor Jasmani Kodam II/ Sriwijaya untuk tes fisik" saya ambil nomor saya lalu saya cium tangan ibu tersebut sembari mengucapkan terima kasih... hati saya langsung memuji kemurahan Allah dalam menolong saya... 

Saya langsung berlari menuju Jasdam II/ Swj...  sesampainya di Jasdam II/ Swj saya melihat semua peserta sudah berdiri rapi dan banyak yang berguguran, saya di tanya anggota Panitia kenapa terlambat, lalu saya jawab baru dari kamar kecil, saya langsung mendapatkan hukuman 25 kali phus up... dalam pelaksanaanya saya merasakan nikmat.. saya anggap ini adalah tanda di terimanya saya di kantor ini, selesai push up saya izin masuk barisan namun Ka Jasdam II/Swj Letnan Kolonel Infanteri Soni memerintahkan saya berdiri di belakangnya.. suaranya yang lantang berkata "Kamu disini saja, jangan masuk barisan!!!" beliau membawa spidol memberi tanda silang pada dada peserta yang ada di barisan lalu berkata "Yang saya coret berarti gugur!!! lalu beliau melirik saya "Kamu mau saya coret tidak?" sayapun menjawab " Siap, saya menerima segala putusan" lalu dia berkata.. "Sudah kamu pergi sana masuk barisan untuk tes berikutnya".. Ma Syaa Allah.. terima kasih yaa Allah... sayapun berlari menuju barisan berikutnya..... selanjutnya Tes Mental Idiologi... Psykologi dan terakhir Pantohirda... Alhamdulillah saya masuk peringkat 10 besar.... kami persiapkan untuk berangkat ke GEGER KALONG BANDUNG untuk bersaing kembali dalam tes bersaing dari Kodam-kodam lain se Indonesia....


PERTEMUANKU DENGAN ENI TRIANA


Tes Tingkat Kodam berhasil saya lewati dengan gemilang, saat itu pada Calon TNI di beri libur menunggu pemberangkatan ke Geger Kalong Bandung. Karena waktu itu bertepatan dengan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, di Kota Plaju Palembang tanggal 17 Agustus Malam, di Lapangan Desa diadakan lomba-lomba, mulai dari panjat pinang sampai hiburan rakyat lainnya, sebagai orang asing di wilayah itu saya tidak banyak melakukan ulah, apalagi saya akan melaksanakan tes selanjutnya. Saat menonton panjat pinang hati saya bergetar melihat seorang gadis yang entah kenapa membuat jiwa saya bergelora, Sukma saya serasa terpanggil, saya mendekatinya lalu di dalam hati saya berkata “Lihatlah kebelakang wahai gadis” tiba-tiba saya terkejut alang kepalang, gadis itu membalikkan kepalanya sembari tersenyum kepada saya, wajahnya mirip sekali dengan ANI, hati saya berdesis “Aniiii” Gadis itu kembali menolehkan kepalanya sembari berkata “Nama saya Eni mas, bukan Ani” , Kali ini benar-benar membuat saya semakin bergetar, bagaimana tidak, saya berucap dalam hati dia berhasil menjawabnya dengan tepat, saya pun berkata dalam hati “Gila ni cewek, hebat bener bisa mendengar suara hati” Subhanallah, lagi-lagi saya di buat takjub olehnya, dengan ringan ia berkata “Apakah sesuatu yang hebat itu musti gila mas?” sayapun tersenyum lalu di dalam hati saya ucapkan “Boleh kenalan tidak de?” Gadis itu sembari menyodorkan tangannya berkata di sertai senyum yang manis sekali “Nama saya ENI TRIANA, kalau boleh nama mas siapa?” sayapun menyambut sodoran tangannya sembari menyebutkan nama saya, selanjutnya saya meminta alamatnya, setelah itu saya pamit meninggalkannya, sembari pulang tak henti-hentinya hati ini bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karena sudah memperlihatkan 1 bidadari Nya yang ada di dunia ini.    Eni Triana … semoga kita dipertemukan kembali oleh Allah Tuhan kita Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  

 

SEMANGAT, YAKIN DAN PERCAYA DIRI ADALAH DASAR UNTUK KUAT DALAM MERAIH CITA-CITA

Tingkat Kodam akhirnya sudah saya lalui.... dengan tidak bisa pulang saya berpamitan hanya lewat surat... bekal yang di berikanpun hanya Rp. 15.000,- terlihat para orang tua mengantar anaknya menuju pemberangkatan, saya hanya ikut tersenyum dan senang dengan kebahagiaan yang di berikan orang tua para sahabat... dalam perjalanan saya tidak berani membelanjakan uang saya karena hanya Rp. 15.000,- saya hanya berjaga-jaga untuk keperluan disana... saya lihat dalam tas masing-masing sahabat banyak sekali makanan... saya lihat makanan tesebut namun yang punya cepat-cepat menutupinya... saya membalas dengan senyum... yaah saya tahu kalian semua butuh bekal... namun di dalam mobil masih ada yang berbaik hati memberikan saya makanan ringan dan minuman mineral... sayapun hanya mengambil sedikit saja karena menjaga diri... 1 hari 1 malam perjalanan akhirnya menumui akhir... kami masuk ke TRAPUS Geger Kalong... disana kami di kumpulkan di Lapangan besar... Komandan Trapus memberikan arahan dengan suara lantang tentang tata tertib dan aturan Trapus.... saya mendengarkan dengan menahan lapar... semua terlihat kenyang dan nyaman.. apalagi di dalam tas mereka banyak sekali makanan untuk bekal... tanpa di sangka.. tiba-tiba Komandan Trapus berkata :

"Semua masuk ke dalam Trapus ini dalam keadaan NOL ... kalian harus membeli Baju kaos Loreng , sapu, alat pel dan perlengkapan pemberisan mulai dari sikat, semir, sikat gigi, odol, sabun dan lainnya... masing-masing orang mengumpulkan uang Rp. 14.500,- untuk ganti Administrasinya... sekarang kumpulkan dan ambil bungkusan perorang 1 !!! " Ma Shaa Allah... uang saya untung cukup... apa jadinya bila tadi saya jajan di jalan... saya pun berucap dalam hati.... lalu Komandan Trapus berteriak... "Saat ini yang membawa makanan saya perintahkan untuk di habiskan di tempat!! jangan ada yang tersisa... yang masih membawa makanan maka akan digugurkan!!! sontak semua kawan menjadi kaget... dalam keadaan perut kenyang mereka harus menghabiskan bekal makanan mereka yang ada di dalam Tas... sahabat saya yang menutupi makanan saat saya lihat di mobilpun berbisik kepada saya... "Sobat, tolong saya ... tolong bantu saya menghabiskan makanan di tas saya" hati saya langsung berucap "Subhan Allah... yaa Allah inikan hikmah Engkau beri lapar saya sampai di Trapus ini.... ", saya pun menjawab "iya sobat" diapun mengucapkan terima kasih... kami semua langsung digeledah tas dan semua makan wajib dihabiskan.... saya sempat melirik ke muka para sahabat yang tersiksa karena harus memakan makanan dalam keadaan perut kenyang.... diantara ribuan orang yang menahan siksa... saya justru merasakan kenikmatan dalam makan.... yah 1 hari 1 malam tidak makan membuat perut saya lapar sekali...  apalagi dalam perjalanan.... hehehe Alhamdulillah.... Allah masih tetap memberikan nikmat Nya kepada saya....janji Allah selalu tepat adanya...

Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan yang menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

CUKUPLAH ALLAH SWT YANG MENJADI TEMPAT BERGANTUNG DIRI INI

Tes terakhir tingkat pusat ternyata banyak sekali hembusan-hembusan untuk saling menjatuhkan calon yang sedang dalam persaingan.. munculah berbagai watak asli manusia... diantaranya mulai menyebutkan BACKING,,, saat itu saya sangat bingung karena memang di Bandung tidak memiliki sanak keluarga sama sekali .... Yaa Allah Dzat yang maha sempurna... Engkaulah tempat diri ini bergantung untuk memohon ridho MU .... hamba siap dan Yaqin bahwa Engkaulah Yang Memiliki Kekuasaan pada Alam Semesta beserta isinya..

selanjutnya kami mulai memasuki tes MI (Mental Idiologi)... saya bertemu dengan seorang testor yang berperawakan seram dan kejam... dia mengatakan hanya akan memberikan pertanyaan dan selanjutnya akan menggugurkanya... karena memang dia diperintahkan untuk mengetes yang gugur saja.... pertanyaan yang sangat berkesan ketika itu adalah.. kamu adalah calon Komandan Regu... apa yang kamu lakukan saat dalam keadaan perang tidak ada makanan dan di hutan itu yang ada hanya babi hutan... saya pun menjawab

"Siap untuk kelangsungan hidup anggota saya, maka saya izinkan mereka memakan nya"... sang testor bertanya... lalu bagai mana dengan dirimu?.. saya pun menjawab.. "Siap saya tidak memakannya!"... sang testor menggebrakan tangan besarnya ke meja saja dengan suara lantang ... : "Berarti kamu tidak bertanggung jawab karena kamu akan mati!"... saya pun menjawab.. : "Siap !! kematian datangnya bukan dari makan tetapi dari Allah SWT pak!!"... dia membentak lagi... "Kalau kamu tidak makan kamu akan mati, itu maksud saya!!"... sayapun menjawab.. "Siap, lalu bila saya makan daging babi itu lalu saya mati bagaimana pak?"... dia berdiri kemudian memelototi saya... "Lalu apakah kamu bisa hidup tanpa makan?"... sayapun menjawab.. "Siap, saya akan makan.. tetapi yang lain pak"... dia kembali mengebrak meja di depan saya.. "Makan apa!!!!"... saya menjawab ; "Siap.. pucuk-pucuk daun muda pepohonan pak"..sang testor membentak "Ini adanya daging babi tidak ada lainnya!!!"... sayapun menjawab.. "Siap!! babi hutan tinggal di hutan pak... dan hutan adalah rangkaian pepohonan.. jadi pasti ada pohonnya dan semua pohon di hutan pasti ada daunnya pak!!"... dia membentak... "Kamu dari tadi saya katakan!! hanya ada babi!!! tidak ada pohon!!!.... kalau kamu bertahan namamu akan saya coret.. mengerti!!!".. sayapun menjawab "Siap!! saya akan makan pak"... dia menjawab.. "Nah begitu... kamu bohong tidak mau makan daging babi?... saya menjawab... "Siap, walau di dalam surat Al Maidah ayat 1-3), bila kita dalam keadaan terdesak dan terpaksa maka kita diperbolehkan memakannya namun saya jawab seperti ini karena saya tidak mau nama saya bapak coret, pelaksanaannya saya tetap tidak akan memakannya, karena saya saat ini tidak dalam keadaan terdesak".... sang testor diam... dia melihat saya dalam-dalam... dia memberikan tangan saya untuk bersalaman... saya pun menyambutnya.. sang testor berkata "SELAMAT DANRU, ANDA PANTAS MENYANDANGNYA" lalu dia duduk kembali dan mempersilahkan saya untuk keluar setelah 4 jam saya diberikan pertanyaan tanpa tawa dan ramah... "Hai calon Danru (Komandan Regu).. hafalkan teman-temanmu yang satu barisan dengan mu.. lihatlah!! kamu tidak akan melihat mereka di pendidikan karena mereka tidak akan ada yang lulus.. saya pertaruhkan pangkat dan jabatan saya untuk membantu kamu untuk lulus.. maka bersyukurlah!!"..

Yaa Allah... hati saya saat itu bersedih dan bergembira.. di satu sisi rekan saya gugur.. namun di satu sisi saya lulus.. dan semua adalah kehendak MU yaa Allahurobbil'alaamiin...


KAWAH CANDRA DIMUKA MENANTI DIRI KU


Inilah jalan yang dipilihkan oleh Allah Tuhan ku.... cita-cita ku sebenarnya ingin dekat dengan belaian kasih MU dalam kasih sayang dan kelembutan... namun jalan hidupku ENGKAU tuliskan di dunia yang amat keras... yaa dunia kemiliteran ...namun saya yaqin... TAK AKAN BERGESER PASIR DI PANTAI TANPA KEHENDAK ALLAH.... begitu pula dengan jalan hidup saya... bagaimanapun Rosulullah adalah Panglima Perang.... Beliau tegas berwibawa namun tetap memiliki kelembutan hati... Nawaitu tawakaltu 'alAllah.. Laa khaulaawalaa quwwata illa billah...

Memasuki Kawah Candra dimuka... dimana disana sudah menunggu Pelatih-pelatih handal dan berwibawa... wajah seram dan otot kekar... sebelum memasuki Kstariaan "JAROT SUPADMO" tertulis RAGU-RAGU KEMBALI ... sebuah tulisan yang menantang hatiku saat itu... Yaa Allah jadikanlah hamba sebagai Ksatria yang mencintai Agama... Negara .. dan sahabat juga orang-orang yang hidup di dunia ini.

Bersama 280 orang Calon Bintara PK II aku mulai berbaris di Lapangan berlantaikan aspal panas, semua baju sipil kami dilucuti dan dimasukan ke dalam gudang Pusat Pendidikan Artileri. Lalu kami dibagikan bulsak dengan isi di dalamnya adalah masing-masing 2 stell baju Loreng (PDL) , PDH, kaos , Piyama dan perlengkapan sebagai calon Anggota Tentara Republik Indonesia.

Setelah menerima semua perlengkapan ... kami diminta untuk menjahit sendiri semua atribut dengan menggunakan jarum tangan, lalu kami diminta untuk mencukur rambut hingga gundul, tanpa perterkecuali dengan alat sebisanya, ada yang memakai gunting, silet, pecahan kaca dan lain-lain, hari itu juga kami tanpa sadar sebenarnya kami sudah diajari SEBUAH KEHIDUPAN BARU, YAITU KEHIDUPAN DIMANA KITA MEMBUTUHKAN ORANG LAIN DI SEKELILING KITA. yaah... kita butuh orang lain, walau sepele sekalipun, contoh saat kita ingin tersenyum kita butuh orang lain, karena jika kita senyum tanpa orang lain.. maka maknanya akan berbeda.


Malampun tiba, tiba-tiba hujan turun lebat, saat itu sebuah suara halus membisikan ke telinga ku : “Letakkan sepatumu ke guyuran hujan tersebut” . aku tidak mengerti maksud dari suara itu, namun ku pandangi sepatu boot tentara yang masih baru, sepatu itu masih kaku dan keras,  aku putuskan untuk meletakan di halaman sehingga ia basah kuyup karena terkena air hujan, suara lembut itupun kembali berbisik : “Nanti setelah 3 jam maka ambilah, dan semirlah tebal-tebal”, akupun melaksanakannya, setelah 3 jam aku mengambilnya dan aku semir tebal-tebal.

Paginya kami dikumpulkan di Lapangan Jarot Supadmo ... beberapa rekan mulai merasakan betapa kakunya sepatu baru yang kami pakai... tidak sedikit sahabat-sahabat saya mulai merasakan lecet pada kakinya... Subhanallah... sepatu yang ku pakai begitu lentur... nampaknya hujan  dan semir teballah yang membuat sepatu dari kulit ini menjadi lentur... Alhamdulillah... ternyata tadi malam suara bisikan lembut itu membuat kakiku menjadi nyaman dengan sepatu yang baru aku pakai...

  

MASA ORIENTASIPUN DIBUKA

Pagi yang cerah itu nampak seperti pagi-pagi yang lalu... namun siapa sangka di pagi itu di sebuah lapangan luas dalam pendidikan sudah di tanam TNT yang akan membuat jantung berdetak. 280 Calon Bintara PK II TA 1994-1995 berbaris di Lapangan Jarot Supadmo, Upacara berlangsung hidmat dan tertib, saat itulah Danpusdik Art menyatakan resmi pendidikan Secaba PK II dibuka. setelah itu kami mendengar suara serine yang panjang sekali di hiasi teriakan TIARAP!!! selanjutnya terdengar ledakan TNT dari dalam tanah DUUUMM... DUUUMMM... DUMMM.... telinga kami merasakan pekak, lalu suara rentetan senjata mengudara tatatattatatatatatat .... "Tiaraaaaaaaaappp (tiarap) bodoh!!!" bentak tentara disana, kamipun tiarap, saya lirik ratusan Tentara aktif (RAI DEMLAT) berlarian memasuki lapangan dengan membawa kayu kopi, bambu dan sebagainya, ia mulai memukuli calon TNI yang lambat tiarap, pagi itu suasana sangat gaduh, teriakan, ledakan dan rentetan suara senjata menghiasi langit di kota CIMAHI.

Dari pukul 10.00 s.d. 14.00 kami merasakan pukulan kayu, bambu dan tendangan sepatu PDL, berguling, merangkak, tiarap, merayap kami lakukan, tidak sedikit yang mulai menangis, memanggil orang tua masing-masing, menyebut Asma Allah dan lain-lain. saya hanya merasakan kesejukan, dalam tiap-tiap gerakan semua saya nikmati sembari di dalam hati mensucikan Allah, Subhan Allah... saat pukulan saya terima, Allahu Akbar saat berguling merayap, merangkak ataupun berjungkir, Alhamdulillah saat ada waktu sedikit untuk menarik nafas dan Laa Ilaaha Illallah saat injakan di tubuh saya, terkadang saya bersholawat ketika melihat sahabat-sahabat saya terlihat menahan kelelahan dan rasa sakit. Saya tetap menjaga ketenangan, yang saya hiaskan di dalam jiwa adalah bagaimana dahulu para Pahlawan lebih menderita dari apa yang saya terima pada hari ini.

 

SEORANG KAKEK YANG MISTERIUS



Setelah satu harian penuh kami di gojlok di dalam keadaan yang menengangkan, mengerikan dan melelahkan, lepas makan siang kamipun diperintahkan untuk berlari ke puncak Gunung Lagadar, Salah satu gunung tertinggi di Kota Cimahi, dalam keadaan dipaksakan terus berlari kami berjumlah 280 orang berlali menuju Gunung Lagadar yang berjarak 25 Km dari Ksatriaan. Dalam keadaan berlari akupun terus memuji Asma Allah Yang Maha Pemurah, tiba-tiba di sampingku berjalan seorang kakek dengan baju yang amat lusuh, kakek itu bertanya "Jang (panggilan seorang lelaki khas suku Sunda) jalan iye menuju kamana nya'? (Jang, ini jalan menuju kemana ya?) begitulah kira-kira artinya, akupun dalam keadaan lelah berusaha tersenyum, "Saya tidak tahu kek, coba tanya dengan penduduk yang ada di sekitar sini" aku terus mengatur irama nafasku agar kuat sampai puncak gunung Lagadar. 

Bila aku sadari sebenarnya ada keganjilan pada diri kakek tersebut, aku dalam posisi berlari dan sang kakek dalam posisi berjalan, namun aku tidak mendahuluinya, kakek tersebut dengan santai tetap berada disisi kiriku tanpa ketinggalaan sama sekali, karena aku dalam keadaan lelah, apalagi takut di marah dan di hukum pelatih bila ketahuan mengobrol maka pertanyanyaan sang kakek tidak aku hiraukan, Sang kakek tanpa lelah bertanya pertanyaan yang sama, bahkan dengan berani ia memegang lenganku, Syetan berhasil masuk ke dalam hatiku, amarahku memuncak, ku kerahkan tenaga menyeret sang kakek ke depan, hingga ia jatuh terduduk, tidak sampai disitu tanpa sadar kuangkat senjata Garand (laras Panjang) untuk memukul kakek tersebut, saat senjata ku angkat lalu ku niatkan memukul kakek tersebut betapa kagetnya aku, seorang diri aku seudah berada di puncak gunung Lagadar, angin begitu kencang di atas, ku lihat di bawah gunung banyak rekan-rekan ku yang masih berlarian menuju lereng gunung, nafasku serasa terhenti, ku ucapkan "ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM"  ku perhatikan keadaan gunung yang sunyi, lalu aku berbisik lirih "Siapapun adanya engkau wahai kakek, maafkan aku, aku telah menganiaya dirimu, sekali lagi aku mohon maaf". 

Sesaat ku termenung tiba-tiba sebuah bentakan dari bawah berjarak 20 meter membahana "Hai kamu yang di atas sana!!! kamu pelajar darimana????!!!" , aku melihat 3 orang Pelatih berbaju kuning menandakan dari Tim Jasmani, mereka bertiga adalah tim peluncur pertama ke puncak gunung Lagadar, akupun berteriak "Siap, dari Pusdik Armed" , ketiga Pelatih tersebut bengong, mereka mendekatiku "kami adalah yang pertama menaiki gunung ini, kamu lewat mana tadi??? sehingga bisa mendahului kami yang hanya memiliki jalan setapak cuma ini!!!" Mereka sambil menunjuk jalan setapak yang mereka lalui, Yaa, memang benar, seharusnya kami baru tiba di gunung ini 2 jam bila di tempuh dalam keadaan berlari, namun aku benar-benar sudah di puncak gunung dengan penuh kebingungan, ketiga pelatih saling berbisik satu dengan lain sambil memperhatikanku dengan bingung, salah satu diantaranya membentak "Sudahlah, tidak usah di jawab!!! kamu duduk disana sambil menunggu rekan-rekanmu yang di bawah!!" akupun duduk termenung, dalam keadaan termenung ku coba untuk membayangkan wajah sang kakek yang kemunculan dan kepergiannya penuh dengan Misteri.... kembali hati ini berbisik lirih ... "KAKEK, SIAPAPUN ENGKAU, MAAFKANLAH AKU"


"Tidak seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml : 65)


MALAM ITU AKU MELIHAT KERETA API YANG MEWAH MEMASUKI PUSAT PENDIDIKAN ARTILERI



Setiap hari kami ditempa ilmu-ilmu bertempur dan kemiliteran hanya untuk menjadi Kesatria Negara yang memiliki watak pengayom dan pelindung Negara. Kehidupan pribadi kamipun harus kami tanggalkan hanya demi tugas Negara. Selesai latihan keras dan berat serta padat, malam itu aku menyelesaikan tugas jaga serambi dari pukul 01-02 malam, demi menjaga kesehatan akupun langsung tidur untuk mempersiapkan fisik di hari esok. Dalam istirahat itu tiba-tiba aku mendengar suara gemueuh kereta api, ku buka mataku, betapa sebuah sinar cemerlang dan terang membuat mataku menjadi silau, aku terbangun, anehnya sahabat-sahabatku tidak ada yang bangun, aku berdiri sembari takjub melihat sebuah kereta api mewah masuk ke dalam Pusdik kami, berhenti tepat di samping barak dimana aku tidur, dari dalam kereta api turun sesosok orang tua yang sangat aku kenal, beliau adalah Mbah ARSIMAN adik seperguruan kakekku, senyumnya manis sekali, ia mendekatiku sembari berkata "Cung (cucu) nanti saat libur, datanglah ke rumah embah, ada banyak yang diamanahkan oleh kakekmu yang harus aku sampaikan kepadamu" . 

Saat itu aku teringat almarhum kakek yang berpesan bahwa beliau memiliki 7 sahabat seperguruan yang berguru kepada seorang Alim, 3 diantaranya sudah meninggal dunia, dan Ilmu mereka hanya bisa diwariskan silang, yaitu anak, cucu dan keturunan mereka hanya bisa memperoleh ilmu dari rekan seperguruannya, maka Kakek tidak bisa menurunkan ilmunya kepadaku, beliau menyebutkan nama ARSIMAN, dan keturunan mbah Arsimanpun harus berguru kepada rekan seperguruan mbah Arsiman, intinya harus silang. Aku hanya mengangguk sambil mencium tangan mbah Arsiman, tidak lama beliau memasuki kereta mewah itu dan pergi meninggalkan Pusdik dimana aku berdiri. Suasana kembali menjadi hening. Aku hanya berdiri tertegun tidak mengerti apa yang barusan aku alami sampai akhirnya pundakku di tepuk oleh jaga serambi barak, setelah menghela nafas akhirnya akupun melanjutkan tidurku sembari membayangkan peristiwa yang ku rasa aneh dan ganjil, bagaimana tidak, sebuah kereta tanpa rel bisa masuk ke dalam PUSAT KESENJATAAN ARTILERI BAROS CIMAHI tanpa menimbulkan kerusakan pada pagar betis Kesatriaan Jarot Supadmo itu.


SEDIKIT MENGENANG TENTANG KAKEK



Kakek, menurut cerita dari ibu adalah seorang putra kiai Madura, disana hidup seorang Kiai benama Kiai Haji Bulanan, beliau mempunyai 2 orang putra yang kembar, Putra Pertamanya bernama PANGERAN SUPARI dan yang satunya saya belum mengetahuinya, Supari amat nakal semasa hidupnya, ia selalu merugikan masyarakat sekitar karena kenakalannya, Hanya karena nama Arif lagi bijaksana seorang KH. Bulananlah yang membuat kenakalannya bisa di toleransi oleh warga, saudara kembar Supari merupakan anak sholeh yang taat beribadah, sungguh jauh berbeda sifat keduanya. Sampai saatnya suatu ketika Supari membuat sebuah sesalahan fatal, segerombolan jawara dendam kepadanya hingga gerombolan tersebut berniat membunuh Supari, Allah Maha Berahasia, segerombol jawara itu salah sasaran, saudara kembar Supari yang mereka hadang dan di ajak bertempur, saat itu saudara kembar Supari rupanya memiliki ilmu olah kanuragan dan keghoiban, seluruh anggota gerombolan berhasil ia tahlukan, namun setelah mendapatkan keterangan bahwa Suparilah yang bersalah maka saat itu saudara kembar Supari menyerahkan nyawanya, hingga berakibat meninggal dunia. 

Hati Supari amat terpukul, murka ayahnya pun meledak, ia di usir dari tanah Madura, Pangeran Supari melarikan diri ke wilayah Sumatera, ia berubah nama menjadi NGATIJO, hanya itu yang diketahui oleh ibu, selanjutnya saya masih ingat bagaimana saat sholat malam saya terbangun dan duduk di pangkuan kakek yang sedang berzikir usai melakukan sholat malam, kakek bercerita dalam perantauannya ia bertemu seorang tua berwajah tenang di tengah ladang yang sedang sholat Dhuhur. Tanpa mengucapkan salam kakek langsung duduk memakan makanan yang ada di gubuk berupa panggung itu, sedang asyik-asyiknya makan, orang tua berwajah tenang selesai melaksanakan sholat dhuhur dan tersenyum memandangi Supari yang tanpa merasa berdosa menghabiskan bekal sang orang tua berwajah tenang penunggu perladangan.

Suara lembut sang orang tua berwajah tenang menegur "Anak muda, dirimu sepertinya kelaparan, namun yang engkau makan itu bukan milikmu". Supari menatap tajam sang orang tua berwajah tenang, suaranya sinis bertanya "Hai kakek tua, memang kenapa, kamu tidak suka, ayo kita keluar dari gubuk ini, mungkin hari ini nyawamu terakhir berada dalam jasad rentamu." Sang orang tua berwajah tenang yang terlihat renta bukannya gentar, ia justru mengipas-kipaskan caping miliknya seraya berkata "Anak muda nyawaku ini milik Allah Yang Maha Perkasa, aku tidak takut akan kematian, yang aku takutkan justru aku tidak cukup bekal saat kematian itu datang." Supari berdiri dan bertolak pinggang "Takut?? apa arti takut, dan siapa yang harus kita takuti kakek renta?? semua tempat angker sudah ku datangi, semua makhluk menyeramkan itu justru takut melihatku!!" 

orang tua berwajah tenang itupun berdiri "Hehehehe anak muda, kalau dirimu mau tahu rasa takut, coba engkau cari yang ber "AZMA ALLAH" siapa tahu engkau akan mengerti apa arti takut untuk dirimu?" Supari mencengkeram kerah kaos orang tua berwajah tenang itu sambil membentak "Jangan sebut nama Allah di depan mukaku kakek, ayahku menceritakan bagaimana Maha Pengasih Nya Allah pada semua hamba Nya, kalau Dia sayang mengapa Dia ciptakan Neraka, mengapa Dia menakut-nakuti dengan dosa dan pembalasan, aku yang bersalah mengapa saudara kembarku yang harus menanggungnya, (Supari melepaskan kerah kaos orang tua berwajah tenang lalu menghadap ke langit seraya berteriak) Wahaiii Allah!! tunjukan diri Mu bila Engkau patut untuk aku takuti!!" 

Sang orang tua berwajah tenang berdiri mendekati Supari lalu menepuk pundak kanannya, "Ikutlah ke gubuk ku, aku akan tunjukan jalan menjumpai Allah" Tepukan itu sebenarnya tidak kuat, namun Supari merasa sampai ke dalam tulang sum-sumnya menjadi bergetar, anehnya ia tidak membentak namun seperti sapi yang tercucuk hidungnya mengikuti sang orang tua berwajah tenang turun dari panggung gubuk tersebut, Supari mengikuti tanpa ada suatu pertanyaan satupun, otak nya terasa berhenti berfikir, jiwanya seolah-olah ikut kata-kata sang orang tua berwajah tenang untuk mempertemukan dirinya dengan Allah yang Menguasai jagad semesta ini.

Sesampainya di gubuk setelah berjalan 3 jam perjalanan, sang orang tua berwajah tenang memberi Supari hidangan dan diberi pakaian yang bersih, Sang orang tua berwajah tenang sholat Ashar, Supari menunggu sampai Magrib, bahkan ke Isya, sang orang tua berwajah tenang tetap dalam lingkar sejadahnya, setelah tengah malam sang orang tua berwajah tenang berkata "Anak muda, esok hari berdiamlah engkau seperti orang mati, apapun yang aku lakukan engkau diam saja, itu bila engkau ingin bertemu dengan Allah Tuhan Sekalian alam."

Akhirnya subuhpun tiba, Sang orang tua berwajah tenang mengetuk kamar Supari sambil berkata "Bangun anak muda, ayo sholat subuh!" karena niat Supari ingin bertemu Allah, maka ia diam saja, ia bertekad untuk pura-pura mati hari itu. Selesai sholat subuh sang orang tua berwajah tenang kembali membangunkan Supari, sampai akhirnya ia masuk ke kamar lalu menggoyang-goyangkan badan Supari, Supari tetap diam, ia ingin menjaga agar ia tetap seperti orang mati, Sang orang tua berwajah tenang berkata lirih "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un" lalu sang orang tua berwajah tenang keluar gubuknya, terdengar seperti mencangkul tanah pelataran miliknya, lalu ia masuk kembali dan membopong Supari, dimandikannya tubuh Supari dengan tata cara memandikan jenazah, mengkafani lalu menyolatkannya, sekitar matahari setombak tingginya Suparipun di masukan ke dalam kubur, karena orang tua berwajah tenang tahu Supari pura-pura mati maka sang orang tua berwajah tenang memberikan bambu yang tengahnya sudah ia bolongi untuk bernafas Supari, selesai Azan dan iqomah sang orang tua berwajah tenang berbisik "Anak muda sebelum bertemu Allah, engkau akan bertemu dengan 2 pengawal Nya, mereka adalah Munkar dan Nakir, mereka akan engkau jumpai setelah 7 langkah terakhir penziarah yang ada, nah semoga engkau bertemu Malikiyau middin (Raja Akhirat)"

Cerita itu berhenti sebentar, Saya melihat kakek mulai menangis, karena saat itu umur saya masih 6 tahun saya belum mengerti mengapa kakek setua itu harus menangis, mata terpejam, lalu kakek melanjutkan ceritanya....

Saat di dalam kubur, suara langkah orang terakhir begitu jelas terdengar, dumm.... dummm dummm, Supari mulai menghitung langkah penziarah terakhir, tepat setelah 7 langkah, tiba-tiba ia melihat sebuah kilat yang besar sekali seolah-olah berhenti di keningnya, suaranya menggelegar keras DHARRRR... Suparipun menjerit sekuat tenaga, saat itu ia merasakan betapa hatinya ketakutan yang sangat besar, tubuhnya menggigil, belum lagi ketakutannya itu mereda, ia mendengar sebuah gerbang seperti dibuka, mendengar suara gerbang dibuka itu hatinya 10 kali lipat lebih takut dari ketakutan pertama, kembali ia menjerit ketakutan, tidak lama ia mendengar seperti ada dua orang yang melangkah mendekatinya, kali ini 100 kali lipat ketakutan dari suara gerbang terbuka, ia menjerit... menjerit dan menjerit... sampai akhirnya orang tua berwajah tenang dengan cangkulnya menggali kuburan tempat supari berada, dengan senyum yang teduh sang orang tua berwajah tenang bertanya "Kenapa anda menjerit tuan??? apakah anda sudah bertemu raja akhirat???" Supari yang dalam keadaan basah kuyup karena keringat tetap berteriak-teriak, namun dalam teriakannya ia menjawab belum bertemu, orang tua berwajah tenang kembali tersenyum, "Apakah anda sudah bertemu pengawalnya???" kembali supari berteriak ketakutan "Belum kakek, saya hanya mendengar suara melangkah mendekati saya", senyum ketiga kembali terlihat di wajah orang tua berwajah tenang "Kalau begitu aku akan menguburkan anda kembali sampai anda bertemu Raja Akhirat" Supari berteriak sambil memohon ampun kepada orang tua berwajah tenang "Ampun kakek, tolong keluarkan saya dari lubang ini, sungguh saya takut kakek, saya takut kek, saya takut kek". 

Orang tua berwajah tenang berdiri "Lalu bagaimana?" Supari menangis sambil berkata "Tolong ajari aku agar aku menjadikan rasa takut ini sebagai awal aku bisa menyembah Allah, kek

Kakekpun pun memelukku, "Cucuku, aku menginginkan dirimu mengenal Allah lebih dekat kelak". Saya yang saat itu masih sangat kecil hanya merasakanan betapa hangatnya pelukan sang kakek, ketenangan, kedamaian, cinta dan segala rasa indah ada saat itu.... walau saya tidak tahu... rasa apakah itu... 


"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali ALLAH itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di Akhirat. Tidak ada perubahan bagi Kalimat-Kalimat (Janji-Janji) ALLAH. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (QS. Yunus : 62 - 64)


ALLAH SEBAGAI TEMPAT MEMINTA PERTOLONGAN


Setelah 2 bulan kami di latih kemiliteran dalam kawah candra dimuka, saat pertama pesiar, hari minggu sore setelah apel siang pukul 15.00 kami diperbolehkan keluar Kesatriaan untuk melenturkan kembali mental kami yang di tempa dan dibatasi oleh peraturan dan harus apel malam pukul 21.00, dengan menggunakan pakaian dinas PDH sayapun bersiap untuk keluar Kesatriaan, rekan saya Sodikin bertanya, apa saya punya uang, dengan jujur saya jawab saya tidak punya uang, rencana saya keluar hanya ingin jalan-jalan saja, akhirnya Sodikin memetuskan untuk jalan bersama saya, kami berdua keluar Kesatriaan dan berjalan menuju pasan Antri Cimahi yang berjarak sekitar 7 Km dari tempat kami di tempa, kami berdua berjalan dengan menghirup udara segar, melepaskan segala tekanan yang ada, sesampainya di pasar, Sodikin mengajak saya mampir ke sebuah warung nasi, sayapun berkata kepadanya bahwa saya tidak punya uang, dia bilang kita hanya duduk-duduk saja melihat orang makan, akhirnya saya menuruti yang ia ajak, sesampai di sebuah rumah makan kami berdua hanya melihat rekan-rekan kami makan karena masih menyimpan uang, Sodikin mengajak mereka mengobrol sembari minta 2 teguk kopi mereka dan meminjam rokok untuk sekali isap, heheh pintar juga tu Sodikin, kebetulan saya tidak mengopi dan merokok jadi saya merasa senang melihat Sodikin berulang-ulang melakukan apa yang dia kerjakan dari awal, rekan-rekan bertanya kenapa saya tidak makan, saya pun tersenyum, dan dengan senyuman itu cukup untuk menjawab bahwa saya tidak punya uang, saya mengerti bahwa rekan-rekan sayapun tidak akan mungkin mentraktir saya karena mereka juga dalam keterbatasan uang. 

Tanpa terasa di dalam hati saya berdoa, "Yaa Allah, dengan Kemurahan dan Maha Kaya Diri MU, bila diperkankan sudilah kiranya pinjamkan hamba uang" , belum lama doa yang bersal dari dalam relung hati itu melewati detik-detik waktu,saya melihat dari salah satu saku celana rekan saya tersembul uang pecahan Rp. 5000,- ... dan Subhan Allah uang itu terus bergerak keluar sampai akhirnya jatuh ke lantai, tidak ada yang melihat kejadian tersebut, perlahan saya tertegun melihat uang itu, saya beri tahu yang punya atau saya ambil, dengan sedikit membungkuk saya ambil seraya berkata dalam hati, "Yaa Allah, andai ini jawaban atas doaku tadi maka Engkau lah saksi bahwa aku pinjam uang ini, selanjutnya Engkau lah yang Maha Mengetahui" lalu uang itu saya kantongi, sayapun mengajak Sodikin berlalu dari tempat itu, dengan wajah yang menahan marah Sodikin pun mengikuti saya, ia terus memarahi saya, namun dengan halus saya bilang bahwa saya menemukan uang walau itu dari rekan sendiri, ia tersenyum dan setuju saja, Alhamdulillah kami berdua akhirnya bisa makan dengan nikmat. (Setelah 5 tahun kami bertugas Allah mempertemukan saya dengan rekan yang uangnya saya pinjam di Kesdam II/Sriwijaya, sayapun mengembalikan uang dengan berkata 'Sobat dahulu aku pinjam uang kepadamu kini aku kembalikan' saat itu saya kembalikan Rp. 20.000,- dan rekan saya hanya melotot kebingungan karena tidak merasa pernah menghutangi saya) . 

Yaa Allah, Engkau lah saksi atas diriku dan Engkau juga yang telah membimbingku, menuntunku untuk menunaikan tanggunganku, maka Asyhadu anla ilaaha illallah ... wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah.... 

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."(QS. Al-Baqarah: 152).


BERGANDA SEBAGAI PENGHUJUNG DIKSAR (PENDIDIKAN DASAR) MILITER



Dipenghujung Diksar Secaba kami semua diberi Cuti untuk pulang ke rumah masing-masing yang bertepatan denga Hari Raya Idul Fitri. Sebelum cuti kami dikumpulkan oleh pelatih, mereka berpesan agar kami memohon doa restu kepada orang tua masing-masing agar BERGANDA (Ujian terakhir di Diksar) agar berjalan lancer tanpa ada kendala, rencananya kami akan Berganda di Pengalengan, pelatihpun menceritakan tentang mimpi buruk beberapa pelatih yang sama, yaitu kami terlihat berlumuran darah, namun karena itu hanya mimpi kami diminta untuk tidak gentar, namun tidak pula menyepelekan mimpi tersebut, maka kami di perintahkan untuk meminta restu kepada orang tua. Sesampainya di desa tempat tinggal saya, pertama saya sungkem kepada kedua orang tua, lalu saya menemui Pak Din, disana saya diajak sholat berjamaah, selesai berdzikir Pak Din memanggil istrinya untuk mengambilkan sebutir telur yang baru pertama ditelurkan oleh seekor ayam, setelah diberikan oleh sang istri Pak Din berkata kepada Saya “Wahay Sang Sukma Layang , bawa telur ini dan sesampainya di tempat engkau ujian terakhir pertama kali sampai disana masukan telur ini pada tempatnya” , Saya bingung akan tetapi beliau menambahkan bahwa saya akan tahu sendiri nanti bila disana. Beliau meminta saya sebelum memasukan telur tersebut pada tempatnya agar membaca AL FATIHAH 7 X, ANNAS 7 X, AL FALAQ 7 X, AL IKLAS 7 X, AL QODR 7 X, AL INSIRAH 7 X dan AYATUL KURSI 7 X.



Masa cutipun selesai maka saya kembali dengan tekad agar Berganda berjalan lancer. Sesampainya di Pusdik Armed kami mempersiapkan untuk Berganda, kami berangkat ke Pengalengan yang luar biasa dingin, hujan lebat menemani perjalanan kami, kami semua diinapkan di Pusdik Secata Pengalengan Bandung Selatan, saat turun dari mobil saya berteduh di bawah pohon besar, hujan lebat pukul 03.00 dini hari membuat kami menunggu saat Pimpinan berkoordinasi dimana kami akan istirahat, tiba-tiba saya langsung ingat pesan Pak Din, saya menggeser ke Pohon yang tidak ada rekan saya, karena saya takut dikira akan melakukan ritual yang bukan-bukan, Subhanallah saat di bawah pohon tersebut dalam sendiri saya melihat sebuah lubang sebesar telur yang saya bawa di tanah tepat di bawah pohon tersebut, pinggiran lubang tersebut dihiasi seperti jamur berwarna putih, saya sempat berfikir apakah ini lubang yang di maksud oleh Pak Din, tanpa membuang waktu saya segera membaca surat-surat Al Quran yang di wejangkan oleh Pak Din, setelah itu saya masukan telur tersebut dan telur tersebut ‘pas’ tidak kebesaran ataupun kekecilan, saya kubur telur tersebut sembari berdzikir memuji kebesaran ALLAH SWT.    


Ilmu-ilmu kemiliteranpun mulai diuji satu persatu, sampailah pada bagian Esayy … yaitu melewati doper hujan peluru, di bagian ini kami harus merayap mendekati sasaran musuh, Pelatih memberikan petunjuk bahwa ini adalah puncak nyawa para prajurit, berjarak 100 meter dengan melewati lumpur dan kebetulan saat itu hujan lebat kami diminta memperhatikan bendera merah karena disitu aka nada ledakan TNT yang ditanam dalam tanah, dalam merayappun kami diminta maju stabil sesuai dengan petunjuk pelatih, karena bila terlambat merayap kami akan terkena tembakan yang berjarak hanya 1 jengkal.

Pelatih memberikan kami semua masing-masing selembar kertas, amplop dan pena, Pelatih mengisntruksikan agar kami menuliskan pesan terakhir kepada kedua orang tua bila kami tidak selamat dari ujian ini, dalam hujan saya lihat para sahabat menuliskan pesan wasiat kepada keluarga masing-masing sambil menangis, mereka semua teringat dosa-dosa kepada orang tua, rata-rata menuliskan permohonan maaf dan pengakuan kesalahan. Saya memperhatikan sahabat semua dan akhirnya saya menuliskan di surat tersebut LAA ILAAHA ILLALLAH… MUHAMMADURRASULULLAH …lalu kertas tersebut saya masukan ke dalam amplop lalu dikumpulkan kepada Pelatih. Selanjutnya Pelatih berkata “Ini adalah surat yang akan kami sampaikan kepada kedua orang tua kalian apabila kalian gugur di ujian ini” .


Selanjutnya giliran sayapun tiba, begitu mendengar kalimat SERANG , maka regu saya mulai merayap, di bawah guyuran hujan saya melihat percik api dari laras panjang milik pelatih, selanjutnya tanah di kanan dan kiri saya berterbangan karena dihantam peluru berkaliber 7,26 mm dan 5,56 mm , benar-benar jaraknya sangat dekat, dalam keadaan  itu saya merayap dengan penuh keyakinan “Yaa Allah … ini baru permulaan, aku tidak akan mati saat ini, Laa Ilaaha Illalah, Muhammadar_Rasulullaah” Saya merayap dengan irama yang diperintahkan pelatih seraya memperhatikan bendera merah,saya merayap sembari menghindari bendera-bendera tersebut, saat melewatinya terdengar DUUUUMMMM… ledakan TNT menerbangkan tanah, sebagian ada yang jatuh ke helm tempur saya, terlihat asap menempel pada tanah tersebut, adapula tanah yang berupa lumpur jatuh di punggung saya, rasanya panas… namun karena hujan lebat maka panas tersebut berubah menjadi hangat. Akhirnya saya sampai ke garis penyerbuan, Pelatihpun mengababa-abakan, “Ganti magasen, pasang sangkur, lempar granat”

Sayapun melaksanakan perintah tersebut, setelah melempar granat lalu perintah  menjadi “Sikap Berdiri senjata di pinggang bersaf serbu!!!”, Saya lalu berdiri dan meletakkan senjata M 16 dipinggang saya lalu menembaki sasaran, tak lama kami langsung melaksanakan PERKELAHIAN SANGKUR … sampai akhirnya sasaran berhasil kita kuasai, lalu kami melaksanakan konsolidasi dilanjutkan penyisiran, dimana kami harus memeriksa para musuh yang sudah tewas dalam penyerbuan, disini kami menerapkan ilmu menggulingkan mayat musuh dengan tali, karena bisa jadi ada mayat yang sudah menarik kunci geranat namun masih tergenggam, dengan seutas tali kami menggulingkan mayat tersebut sembari tiarap, lagi-lagi DUUUM .. ledakan granat kembali terjadi. Terakhir kami laporan kepada Komandan Regu tentang kerugian-kerugian amunisi dan korban. Terlihat mata para sahabat memancarkan kegembiraan tanda berhasil melewati masa kritis ujian …. Subhan Allah … Alhamdulillah ….  



PERSIAPAN PELANTIKAN SEBAGAI BINTARA MUDA



Masa berganda akhirnya selesai, kami semua kembali ke Pusat Pendidikan Artileri, setelah beristirahat esoknya kami dikumpulkan, tampak canda tawa karena berhasil melewati momen yang membuat jantung berdetup kencang, disanalah pelatih memberi kabar bahwa dari kita semuanya bisa selamat, namun dari satuan lain ada yang gugur dalam Esayy. Padahal mimpi para pelatih mereka diberi gambaran bahwa kami semua berlumur darah dan mereka bersyukur bahwa mimpi itu tidak menjadi kenyataan. Saya menunduk mengenang telur yang saya tanam disana, “Yaa Allah kami semua berlindung kepada MU dari segala ketetapann MU dan hamba yaqin bahwa doa bisa menyelamatkan kami dari Taqdir MU”.

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mu’min 60)

Tibalah Pelatih membacakan surat wasiat kami satu persatu, sungguh banyak sekali tulisan pengakuan dosa terhadap orang tua ataupun sangkutan dosa dengan orang lain yang diwasiatkan agar disampaikan kepada orang yang bersangkutan untuk jembarnya langkah menuju Allah SWT, saya tersenyum saat melihat wajah teman-teman yang menahan malu tidak menyangka bahwa surat wasiat mereka dibacakan di depan rekan-rekan seangkatan. Tibalah surat wasiat saya dibacakan pelatih, sang pembaca terdiam sehabis membacakannya, keningnya Nampak berkerut berfikir keras. “Sang Sukma Layang, ini maksudnya apa?”  sayapun berteriak “Siap Pelatih, saat itu saya tidak ingat apa-apa kecuali apa yang saya tuliskan itu”.  Akhirnya pelatihpun membacakan surat wasiat yang lain disertai canda tawa kembali. Puji Syukur kepada MU yaa Allah Tuhan Yang Maha Melindungi.



PELANTIKAN TANPA DISAKSIKAN OLEH KELUARGA



Akhirnya saat Pelantikanpun semakin dekat, kami yang memiliki kemampuan kusus diminta untuk melaksanakan demonstrasi untuk memeriahkan suasana hari kebahagiaan. Beberapa rekan mulai mengangkat tangan tanda bersedia, ada yang memperagakan demonstrasi perkelahian beladiri KEMPO, sungguh indah melihatnya, ada yang memecahkan marmer dengan kepala dan gerakan yang luar biasa lainnya, sayapun dipanggil oleh Pelatih “Sang Sukma Layang, apa yang akan kamu sumbangkan kepada Almamatermu?”

Sungguh pertanyaan yang mendadak itu membuat saya terkesima dan tanpa sadar saya menjawab : “Siap! Saya akan mengangkat Meriam 76 mm dengan tangan kiri sampai di atas kepala” . Pelatih itu sangat terkejut mendengar jawaban saya, begitupun Danki Pelajar, dia mendekat sambil berkata “Kamu tahu berat meriam tersebut 720 kg?” . Sayapun menunduk sembari berfikir di dalam hati “Astaghfirullahal Adzim, apa yang sudah saya ucapkan, saya tidak sekuat itu dan saya tidak memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengangkat beban seberat itu”. Sayapun mengangkat kepala seraya berteriak “Siap salah, Komandan”. Danki Pelajarpun menjawab “Yaa sudah,yang lain saja”, Akhirnya saya diminta ke tengah-tengah Lapangan dan diminta untuk mendemonstrasikan apa yang saya mampu. Sayapunmeminta agar rekan saya untuk memukul saya dengan catatan dipenuhi oleh nafsu amarah, rekan saya Samsul seorang sensei karate maju, dan berlari memukul saya, saya memejamkan mata saat tangannya dikepalkan lurus kearah muka saya, tiba-tiba ia menghentikan tinjunya, dia menyatakan kalau tidak dihentikan pastilah tinjunya akan sampai di muka saya. Saya sempat berfikir,bahwa memang saya tidak memiliki kemampuan, namun pelatih berteriak menyatakan bahwa Samsul adalah seorang sinsei karate yang sudah bisa menguasai gejolak dorongan amarah. Akhirnya majulah beberapa orang dan salah satunya adalah Zul Mariani, ia berkonsentrasi mengumpulkan amarahnya, yang ia bayangkan bagaimana ia sangat jengkel kepada saya, lalu berteriak memukul saya dengan pukulan yang benar-benar ditujukan kepada saya tanparagu-ragu. Jarak 6 meter saat Zul Mariani akan sampai, saya memejamkan mata dan mengingat bagaimana Pak Din berkata : “Anakku Sang Sukma Layang, apa yang kamu lakukan bila kamu mendengar sebuah lagu yang paling kamu senangi dinyanyikan?” Saya menjawab :Saya akan mendekatinya lalu mendengarkannya pak”. Pak Din mengangguk-angguk lalu bertanya kembali : “Lalu apa yang kamu lakukan bila melihat seorang penyanyi dengan merdu menyanyikan sebuah lagu yang kamu senangi?”,   Sayapun menjawab : “Saya akan mendengarkannya dengan senang dan tenang, pak dan saya ingin selalu dekat dengannya”. Pak Din tersenyum sembari berkata : “Begitupun pula bila kamu membaca ayat-ayat Allah SWT, masing-masing ayat memiliki penggemarnya sendiri-sendiri, bisa saja Malaikat atau dari golongan Jin Muslim”. Sayapun memandangi beliau dengan serius, lalu beliau bertanya kembali “Apa yang kamu lakukan bila orang sedang menyanyikan dipertengahan lagu tersebut diganggu orang lain atau bahkan akan dicelakai oleh orang lain?” Sayapun mengepalkan tangan saya lalu berkata : “Saya akan halangi orang tersebut pak!” , Kali ini Pak Din terlihat serius : “Begitupula saat kita membaca ayat-ayat Allah SWT, lalu ada orang yang hendak menghentikan kita membacanya, Malaikat ataupun Jin Muslim niscaya akan menghalaunya!”


Sayapun memejamkan kedua mata saya lalu mulai membaca Ayat Kursi dengan khusuk tanpa peduli dengan siapa saja di sekeliling saya, sayapun tidak peduli bahwa Zul Mariani 6 m lagi akan mendaratkan tinju kerasnya kewajah saya. Subhan Allah, 1 jengkal lagi tinju itu akan menyentuh hidung saya tiba-tia ia berteriak sembari terpental 3 m kebelakang, lalu ia bergulingan menahan sesak dadanya,pelatihpun berlari mendekati Zul Mariani untuk memberikan pertolongan, salah seorang Pelatih mendekati saya “Sang Sukma Layang besok kamu atraksi ini namun kendalikan kekuatanmu agar jangan sampai mencelakai rekanmu, anggap saja besok adalah memeriahkan kelulusan kalian sebagai Prajurit TNI”,  Sayapun menjawab “Siap”. Saya merenungi apa yang baru saja terjadi, dan tampak seorang pelatih sedang menetralkan kondisi Zul Mariani, saat Zul Mariani bisa berdiri walau sempoyongan rekan-rekan seangkatan bertepuk tangan riuh dengan penuh kegembiraan.

Esoknya kami sejumlah 280 orang dilantik menjadi Bintara Muda, Upacara Pelantikan dan demonstrasi berjalan lancer dan membanggakan. Saat semuanya selesai maka para keluarga mencari anak ataupun keluarga masing-masing, mereka banyak sekali membawa makanan, foto-foto dan melepas kerinduan juga kebanggaan. Saya termenung dan ikut merasakan kebahagiaan walau tidak ada satupun yang menjenguk dan menemui saya. Setiap kali keluarga para sahabat berfoto, orang tua dan sahabat saya memanggil untuk ikut berfoto, yaah foto saya banyak sekali di kenangan para sahabat dan saya sendiri tidak memilikinya … Subhan Allah wal Hamdulillah …

Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan."Katakanlah:"Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira ".(QS:Yunus:58)



SEBAB KETIDAK HADIRAN IBU SAAT PELANTIKAN DIRIKU

Pelantikan sangatlah mirip dengan wisuda, tidak adanya keluarga yang menyaksikan tidak membuatku kecil hati, perjalanan pulang ke rumahku ku hiasi dengan bercerengkama kepada sesama, sopir Bus, kernet, para pedagang ataupun orang yang aku jumpai, menjelang Hari Raya jalanan dan penyeberangan padat. Satu tekadku, aku sudah memiliki pekerjaan, benakku dipenuhi bayangan ibu yang menangis takkala tetangga mencemooh ibu dengan kata-kata lebih sayang uang daripada anak, yaah lulus tanpa tes untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri memang idaman seseorang, namun kemampuan jualah yang menentukan, perjalanan 1 hari akhirnya aku tiba di kampung halamanku, tukang ojek dengan suka rela ingin mengantarku, namun aku ingin berjalan, walau dengan baju dinas Militer aku menikmatinya. Aku berjalan dari terminal menuju rumahku, melewati Pasar dan pasar sayur, semua orang yang mengenaliku menyapa, bersalaman dan tak sedikit yang bertanya, macam-macam pertanyaannya, mereka merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilanku, jauh di relung hatiku akupun merasakan kebahagiaan bisa melihat mereka tersenyum. Sesampainya di rumah aku sungkem kepada Ibu, ku lihat perut ibu besar sekali, dalam usia tua akupun berfikir tentang perut tersebut, ternyata ibu hamil lagi, sungguh dalam usia tersebut ku bayangkan apakah ibu malu, ternyata tidak, ibu menyatakan apa yang harus dimalukan bila ini adalah amanah dari Sang Pencipta Alam semesta. Itulah kelahiran adikku BETA HEKSA PUTRA. 


للَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 Yaa Allah..Bantulah hamba untuk (senantiasa ) mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta memperbaiki (kualitas) ibadahku kepada-Mu.”




AKU BERSILATURRAHIM KE RUMAH PAK DIN




Sorenya aku berjalan menuju rumah Pak Din yang berjarak 2 Km dari rumahku, karena motor hanya satu dan itupun akan dipakai bapak, maka aku berjalan sambil mengenang memori semasa sekolah, melewati pinggiran ledeng aku berjalan sembari menyapa sahabat-sahabatku. Sesampainya di rumah Pak Din akupun mencium tangan Pak Din, aku memeluknya seraya berbisik “Pak Din aku sudah melaksanakan tugas yang diberikan kepada ku, menjadi Abdi Negara yang siap menjalankan misi Akhlakul Karimah di Bidang Kemiliteran, aku akan mengajak mereka menjadi Prajurit yang taat kepada Tuhan, Rasul dan Negara”.

Pak Din tersenyum lalu menyuruhku duduk, wejangan tetap sama, Yaqin, sabar dan terus menggali hikmah kehidupan yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla, kami melanjutkan Sholat Magrib berjama’ah lalu Solat Isya berjamaah. Setelah menerima wejangan akhirnya akupun pulang, karena rumah Ani pasti ku lewati maka aku mampir ke rumahnya. Senyuman Ani begitu manis, yaah tidak berubah, senyuman yang tertahan,menyebabkan tahi lalatnya akan menjadi titik focus pandangan. Kami berdua duduk di ruang tamu, kakak dan adik Anipun menyapaku dan menanyakan kabar, setelah itu mereka membiarkan kami berdua duduk untuk saling bertukar kabar.


Tak Lama ibu Anipun keluar, Ani memohon izin untuk ke belakang, disitulah sang ibu menanyakan berapa gaji ku, dimana tempat dinas ku nanti dan seputaran duniawi, bahkan kata-katanya begitu tajam, ia menerangkan rumahnya besar dan Ani akan mewarisi rumah tersebut, sudah tentu ia berkata Ani tidak akan kemana-mana. Akupun mendengarkan semua petuah itu dengan sesekali tersenyum dan mengangguk, namun tak aku sangka perkataan ibu itupun melebar, bercerita tentang Bapakku yang sering mabuk. Kali ini aku tidak bisa tersenyum, aku berdiri memohon pamit karena sudah malam, ku dengar ibunya Ani terus berkata-kata, tetapi semua tidak aku masukkan ke dalam hati , kalimat terakhir justru sangat  menyayat hati, buah tidak akan jauh jatuhnya dari pohonnya. Istighfar itulah rantai api dalam dadaku, Ilmu kemiliteran yang kejam menjadikan ototku bagaikan kawat, tulang laksana baja dan daging laksana besi, namun aku tetap menahannya walau nafsu amarahku berteriak “Wahai Sang Sukma Layang, lepaskan rantai sabarmu, akan ku robek mulut si tua itu!!!” . 

Akupun berdoa kepada Allah SWT agar rantai itu tetap kuat mengikat nafsu amarahku walau ku fikir apa yang dikatakan nafsuku benar. Hatiku terhibur takkala Ani mengantarku ke teras depan rumahnya, ia mencium tanganku seraya berkata “Maafkan ibu ya mas, harap maklum”. , Kalimat yang menenangkan jiwaku apalagi dihiasi dengan senyum manisnya. Akupun pamit meninggalkan rumah tersebut. Hatiku membaja “BAPAK... WALAU ORANG-ORANG MENGANGGAPMU IBLIS NAMUN ENGKAULAH MALAIKATKU, DAN AKU AKAN MENJAGA KEMALAIKATANMU DENGAN DOAKU SELALU… ALLAHUMMAGHFIRLI DZUNUBI WALI WALI DAYYA WARHAMHUMA KAMAA ROBBAYANI SHOGHIRO ….”



MASA CUTI TAHAP SATU USAI



Selesai melaksanakan Cuti Pendidikan taraf satu aku harus kembali ke Pusat Pendidikan Artileri, dimana aku harus mempelajari ilmu-ilmu Kemiliteran di bidang Senjata Berat. Setelah berpamitan akupun berangkat menuju Bandung, dengan menaiki mobil Damri aku membiasakan duduk di dekat pintu, selain bisa menjaga penumpang yang ada di mobil itu aku senang bisa bercerita dengan sang kondrektur (Kernet) aku haus akan riwayat hidup orang lain, sungguh itu adalah ilmu kehidupan yang ku anggap amat berharga.

Allah Maha Berahasia, duduk di sampingku seorang gadis belia, ia cantik dan putih, sungguh kalau duduk bersamaku rasanya tidak pantas, hehehe saat itu aku merasa minder. Ku coba untuk mencari tempat yang lebih nyaman untuknya di bangku depan, namun semua terisi dan tidak ada yang mau bertukar tempat, ku lihat ia tertidur, ku lepas jaketku ku selimuti ia agar tidak kedinginan.

Di tengah perjalanan ia terbangun, ia berterima kasih dan mengajakku berkenalan, namanya Eichi Listiani, anak seorang kepala BRI Teluk Betung, ia kuliah di Bandung dan Kos disana.

Selama di perjalanan ia selalu ku jaga, karena seorang anak perempuan berjalan jauh amat berbahaya dari gangguan yang bisa saja muncul, karena kami harus melewati terminal, pelabuhan bahkan tempat-tempat yang mungkin saja bisa berbahaya.


Setelah sampai di Bandung ia memberikan alamat kepadaku, Aku tersenyum … yah … saat pendidikan waktu amat sempit, namun aku tetap terima alamat yang ia berikan, semoga aku bisa bersilaturrahmi ke tempatmu Eichi …. 





SEDIKIT HIKMAH SAAT PERKENALANKU DENGAN EICHI





Ini merupakan hikmah dari perkenalanku dengan Eichi, saya lewatkan dulu kisah saat masuk kembali ke Pusdik. Setelah mendapatkan pesiar pertama saat pendidikan Tahap II/ Armed, saya benar-benar mendatangi kontrakan Eichi, dengan berbaju dinas saya tidak menyangka kalau ibu kos Eichi begitu dingin, tidak ada basa basi, dibikinkan minumpun tidak hehehe luar biasa, sang ibu kos memanggil Eichi tetapi kami berdua ditunggui dan diperhatikan olehnya.

Jujur, saya kaget begitu melihat Eichi saat pertama di rumah ibu kos, dengan pakaian dasternya (karena memang situasi rumahan) Eichi begitu terlihat sangat cantik, sangat berbeda sewaktu saya lihat di mobil. Eichi terbengong-bengong melihat saya, ia tidak percaya bahwa saya akan benar-benar mencarinya. Kami ngobrol setengah berbisik, disitu saya baru tahu ibu kos yang berumur kepala lima itu ternyata perawan tua, yah belum menikah … aneh memang … tetapi saya tidak mau banyak mendalami hal tersebut, beliau paling tidak suka ada tamu lelaki untuk menemui penghuni kos putri miliknya.

Hanya 10 menit saya berada disana, saya pamit kepada Eichi dan ibu kos, lagi-lagi saya melihat benar-benar dingin. Eichi tersenyum dan memberikan saya tantangan, kalau saya bisa membuat ibu kos tersenyum maka Eichi akan mentraktir saya makan.

2 minggu berselang dari waktu tersebut, pukul 10.00 saya coba untuk menelpon kosan Eichi, saya sudah tebak yang mengangkatnya pasti ibu kos, pertama-tama yang saya ucapkan setelah salam adalah berpura-pura menebak suaranya “Ini ibu kos yaa? Saya sampai pangling bu, suara ibu masih terdengar lembut dan renyah, seperti suara gadis muda belia” … dugaan saya tidak meleset beliau tertawa dan menjawab dengan ramah.

Selanjutnya saya tanya agar ibu kos menebak saya, beliau bingung dan akhirnya saya bilang saya kakaknya Eichi dan saya bilang saya saat ini ada di Bandung dan tidak punya kenalan siapa-siapa, maka saya akan ke rumah kos dimana Eichi berada. Luar biasa dengan keramahan sang ibu kos menjawab akan menunggu saya.

Subhan Allah, dengan berpakaian preman saya datang ke rumah kos Eichi, setelah mengucapkan salam saya sapa ibu kos dengan ramah “Ibuuu…. Ibu makin kelihatan cantik saja” , Sang ibu kos tersenyum lebar, ia mempersilahkan saya duduk, tak banyak basa basi ia menawarkan saya mau minum apa… saya tersenyum saja, lalu ibu kos memanggil Eichi dan diperintahkan untuk berdandan, Eichi melihat saya dengan tertegun, ibu kos berubah menjadi ramah bahkan baru kali ini membuatkan minum untuk tamu lelaki di rumah kos putri.


Ibu Kos menyuguhkan minuman susu dengan gelas besar, setelah selesai ibu kos memerintahkan Eichi untuk mengajak saya jalan-jalan keluar sampai jam 17.00, kami berdua makan bersama sambil bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan, pukul 16.30 saya mengantar Eichi pulang. Senyum Ibu Kos dan Eichi begitu sempurna mengantar kepulangan saya …. Itu lah perjumpaan terakhir saya dengan sahabat sesaat … EICHI LISTIANI … semoga Allah memberikan kebahagiaan dan kesuksesan kepada dirimu … semoga kelak persahabatan kita kembali terajut dalam waktu yang entah kapan akan terjadi.



PENDIDIKAN KEJURUAN PUN AKHIRNYA KU LALUI




Saat menjalani Pendidikan Kejuruan di Corp Artileri Medan yang saat itu terbagi menjadi dua kelompok, kelompok satu bersenjatakan Meriam 105 MM dan 76 MM, Alhamdulillah, Allah SWT memasukan diriku dalam kelompok Meriam 76 MM, sambutan orientasi kami melaksanakan MANGKRAH yaitu membawa meriam dengan personel 6 orang, meriam tersebut kami geret dan dorong melintasi medan-medan sulit, setelah orientasi kamipun mulai melanjutkan pembelajaran seperti biasa.

Satu kenanganku adalah dimana aku sempat akrab dengan satu letting ku yang bernama Antahi Yusuf, beliau mengaku berdarah biru keturunan bugis, ia meminta izin untuk meramal anak pertamaku, dengan hanya melihat dadaku ia meramalkan bahwa dengan siapapun aku menikah maka anak pertamaku adalah perempuan, yaah itu akan menjadi sejarah tersendiri bagiku, karena aku sudah berdoa mulai dari kelas II SMP secara istiqomah meminta istri yang sholihah.

Kenangan selanjutnya adalah saat Pelatihku Sertu Sholeh mengajakku sering mendatangi beberapa orang yang berpenyakit aneh, lebih anehnya lagi adalah saat orang-orang tersebut bisa sembuh tanpa aku tahu bagaimana cara menyembuhkannya. Dan bagaimana aku mendapatkan orang tua angkat yang menyayangi diriku (Letkol Arm Kunandar)

Terakhir sebelum pelantikan aku berkenalan dengan Mayor Arm Royke Kaparang, Dansat Secata yang saat itu ada masalah internal, Alhamdulillah, masalah itupun berhasil terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kebahagiaan kepada mereka semua ... Aamiin ...

Kami dilantik dengan sebuah tradisi pembaretan di Batu Jajar (Pusdik Kopassus) dan di Pusdik Armed kami dilantik menyandang pangkat SERSAN DUA, Penugasan aku diamanahkan ke BATALIYON ARMED 15-76/CAILENDRA , Sungai Tuha Martapura , Oku, Sumsel.



BATALYON ARMED 15-76/CAILENDRA MENANTI KU


Lagi-lagi Pelantikan menjadi Anggota TNI aku tidak disertai keluargaku, semua dengan riang berfoto-foto ria dengan keluarganya, sungguh momen yang indah, aku ikut bahagia melihat kebahagiaan sahabat-sahabatku beserta keluarga mereka masing-masing. Batalyon Armed 15-76/Cailendra menerima 10 Baja (Bintara Remaja) Aku, Serda Mardes, Serda Fatkurrahman, Serda Supriyadi, Serda Nasir (alm), Serda Sambudi, Serda J. Tampubolon, Serda Junardi, Serda Arpin, Serda Endang Jumanto. Kami mengalami pembayatan yang luar biasa menjadi kenangan indah, dari Gerbang Sungai Tuha sampai Makoyon kami jungkir, tangan besar kakak letting Milsuk 9 Sertu Luud Guntono selalu bersarang di ulu hati, sampai kami harus membuat tenda di Lapangan Hellipad yang belum jadi. Disanalah aku mengalami sebuah pengalaman baru, saat sekitar pukul 02.00 dini hari aku dibangunkan suara lembut dari seorang wanita “Mas Sukma Layang bangunlah, ini aku menantimu disini” , Aku terbangun dan berdiri memandangi pohon besar dari dimana suara itu berasal, ku cubit tanganku, terasa sakit, membuktikan aku sedang tidak tidur, ku melangkah mendekati pohon besar yang hanya bisa dilalui oleh jalanan setapak. Di tengah perjalanan aku bertemu seekor ular dengan sisik yang terbalik, yaah sisiknya justru kearah kepala, lidahnya bergerak dan matanya terlihat merah bagai dua titik lampu di malam kelam. Ku ucapkan “Salaamun ‘ala Nuhin fil ‘alaamiin, Assalamualaikum, maaf bang saya numpang lewat”  Ular itu tak bergeming, tidak ada tanda-tanda ia akan menjawab maupun bergeser, akupun mengalah untuk melewatinya dengan berjalan lewat semak belukar, lalu ku lanjutkan untuk mendekati pohon besar tinggi yang disana ada suara memanggilku.

Sesampainya di bawah pohon besar tersebut aku melihat sosok wanita cantik, memakai baju putih, baju masa kini, ia menggendong seorang bayi. Suara lembutnya kembali ku dengar, “Kemarilah suamiku, aku merindukanmu, ini anak kita, lihatlah betapa lucunya ia”  . Aku termenung melihatnya, lalu dalam hatiku muncul kerinduan, dan alam fikirku mulai berkata, “Yaah aku rindu dirimu istriku”  Namun aku tetap berfikir kapan aku menikah, bukankah aku baru lulus pendidikan, jadi tidak mungkin aku pernah menikah, ku pandangi wajah cantik di depanku, akupun berkata “Maaf, mbak, saya ini Bintara Remaja disini, belum pernah menikah, dan maaf saya bukan suami mbak”  . Wanita tersebut tiba-tiba menangis seraya menjawab “Lupakah dirimu suamiku, betapa kekejaman selalu aku alami hanya untuk menemuimu, rantai dan penjaga bertubuh hitam besar mengekangku, jangan lupakan penderitaanku suamiku!!”  , akupun menghela nafas, lalu kujawab kembali “Kapan kita menikah, dimana, siapa wali kita, kenapa aku tidak bisa mengingatnya?”  .

Wanita itu mendekatiku, “Suamiku, suatu kelak dirimu akan menyadarinya, aku ingin menitipkan anak kita, agar aman dan bisa menjadi penerusmu kelak.”  . Aku menarik nafas, terbayang betapa aku sendiri tidak tahu nasibku di Batalyon ini, tempaan pembayatan masih harus ku lalui, bagaimana bisa aku harus merawat bayi. Ku tatap wajah wanita tersebut “Walau aku tak mengerti apa yang harus ku lakukan, tolong beritahu bagaimana mungkin aku bisa merawat seorang bayi sedang aku sendiri tidak tahu cara merawatnya?”  . Wanita tersebut tersenyum lalu berbisik kepadaku “Esok datanglah ke bawah bukit ini, aku akan menitipkan anak kita kepada orang tua di bawah sana, terima kasih mas Sukma Layang .”  perlahan aroma wangi ku cium indah lalu aku merasakan aku sedang seorang diri berdiri di depan pohon besar gagah dan kokoh tanpa aku ketahui bahwa esoknya pohon tersebut roboh menjadi dua.

Aku berjalan mendekati tenda, ku lihat rekanku Mardes yang jaga serambi bertanya kepadaku bahwa aku dari mana, dengan ringanku jawab bahwa aku baru saja buang air kecil …..


Wahai wanita cantik nan lembut … siapakah dirimu ….. 


Esoknya menjelang magrib barulah aku bisa turun ke bawah bukit dimana terdapat rumah seorang tua yang dikenal dengan nama Mbah Amat, beliau termasuk tetua-tua di wilayah Sungai Tuha. Iseng saja aku menanyakan apakah ada titipan buat saya, Mbah Amat terkejut dan sempat mengucapkan Istighfar, beliau menjelaskan tadi malam ada seorang tua berjubah putih seperti seorang RESI, beliau menitipkan seorang bayi yang menjadi keris kecil terbuat dari emas, pesannya agar ini disampaikan kepada seorang Tentara.

Karena mbah Amat tidak diberi tahu nama tentara tersebut maka ia putuskan akan memberikannya kepada siapapun Tentara yang pertama kali datang ke rumahnya, dan pagi itu datanglah Prada Sucipto maka diberikannya keris kecil tersebut pada Prada Sucipto. Akupun tidak mempermasalahkannya, karena kehidupan ini adalah amanah jadi sah-sah saja apa-apa yang ada di dunia ini hayalah titipan yang umurnya hanya sementara

Semenjak memegang keris tersebut nama Sucipto sempat terkenal karena kemanjurannya mengobati segala macam penyakit, namun Prada Sucipto setiap kali tidur selalu mengigau dan tidak nyenyak dalam tidur. Berselang 3 bulan tepatnya pukul 21.00 Prada Sucipto menghadap saya menyampaikan bahwa keris tersebut punya saya dan oleh Sucipto dikembalikan kepada mbah Amat dan selesai apel malam akupun turun bukit melalui semak belukar pada jalan setapak menuju ke rumah mbah Amat …. Itu pertama kalinya aku melihat ada keris kecil berwarna kuning emas yang diamanahkan kepadaku.

   
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58)


MASA ORIENTASI USAI

Akhirnya masa orientasi selesai, kami bersepuluh Bintara Remaja ditempatkan di Barak Darurat, sebuah asrama di ujung Batalyon Armed 15-76/Cailendra. Penempatan tugas saya dan Serda M. Nasir ditempatkan di Bateray Tempur B yang persiapan Latpur, sedangkan ke-8 rekan saya justru mengikuti AMD (Abri Masuk Desa) waktu itu sekarang TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa). Sebenarnya saya sedih juga justru ditempatkan di Bateray Tempur B yang justru saat itu merupakan Bateray ujung tombak Batalyon, Bateray yang sangat padat kegiatan dan penugasan, namun ini bukan saatnya mengeluh, ini adalah saat pertama saya harus bersyukur dan meniti karier sebagaimana cita-cita saya ingin berbhakti kepada Bangsa, Agama dan masyarakat, untuk itu saya harus banyak belajar dan berlatih. Serda M. Nasir mendapatkan tugas sebagai Komandan Pucuk Meriam 76 MM, yah itu adalah jenjang jabatan Bintara baru. Saya justru melompati jabatan yang seharusnya saya jalani, saya diamanahkan sebagai Bintara Pimpinan Penembakan III, yang tugasnya adalah menghitung dan menentukan arah dan jarak tembakan, salah satu peribuan mengakibatkan kematian bagi pasukan sendiri.

Tugas yang sangat berat, karena untuk menjabat Bapibak minimal Bintara seharusnya sudah memasuki masa dinas 4 tahun keatas. Yaah sebuah tantangan besar bagi saya, dan saya suka sekali tantangan, karena dengan tantangan tersebut saya bisa menjadi lebih berhati-hati dan terus belajar dengan serius.

Alhamdulillah, tugas Latpur (Latihan Tempur)pun selesai, saya bisa mendapatkan pesiar atau bisa keluar Batalyon. Tujuan saya satu, mengunjungi Mbah di Way Tuba dan bertakziah ke Makam mbah Ngatijo.


Disana semua menjadi kenangan terindah bagi saya, lalu saya teringat bagaimana pengalaman spiritual saya di Pusdik Armed yang melihat kereta api mewah masuk dan menghampiri saya, saya langsung bertanya kepada mbah Puteri agar diberi tahu rumah mbah Arsiman adik seperguruan mbah kakung. Desa Campang .. disana mbah Arsiman tinggal, maka dengan mengojek saya minta diantarkan ke rumah mbah Arsiman, Subhanallah wal Hamdulillah … rumah sederhana dikelilingi kebun sayur-sayuran menjadi tempat saya mencurahkan kasih sayang kepada mbah Arsiman yang kala itu tinggal berdua saja bersama Istrinya. 



PERLAHAN MBAH ARSIMAN MEMBUKA RAHASIA-RAHASIA KEGHOIBAN



Setiap malam Minggu layaknya laki-laki yang normal pasti akan memanfaatkan liburan yang hanya 1 hari itu untuk menjumpai pujaan hati, apalagi terbilang sebagai anggota TNI muda dan masih gagah-gagahnya. Lainnya dengan saya, saya hanya memanfaatkan untuk menimba ilmu pengetahuan, bila libur 2 hari saya pulang ke rumah orang tua, bila libur hanya 1 hari saya mengunjungi mbah Arsiman. Masih saya ingat sore itu di belakang rumah mbah Arsiman yang berupa kebun tanaman singkong, rawa dan semak belukar beliau memandangi pekarangan luas tanpa ada rumah sama sekali, rumah mbah Arsiman terletak di Desa Campang, tetangganyapun masih jarang dan sedikit, belakang rumah masing-masing terhampar luas pepohonan, tanaman singkong, sengon, alang-alang dan rawa-rawa.

Saya mendekati beliau, tampak sekali beliau sedang berkomunikasi dengan alam ini, wajah tuanya tampak tenang, saya ikut berdiri memandangi area luas tersebut, mbah Arsiman tersenyum lalu berkata “Cung, lihatlah alam ini, Karunia Tuhan Yang Maha Perkasa, dan manungso seharusnya manunggal roso, apik pekertine, luhur budine, manungso seng durjono ora duwe roso, sifate koyo binatang, ora duwe welas asih, kowe mesti belajar urep sejati lan sejatineng urep, mesti ngerti Islam sejati lan sejatine Islam” (Cucu, lihatlah alam ini, karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, dan manusia itu seharusnya bersatu dengan rasa, bagus prilakunya, luhur budinya, manusia yang jahat tidak punya perasaan, sifatnya seperti binatang, tidak punya kasih sayang, kamu harus belajar Hidup sejati dan sejatinya hidup, harus tahu Islam sejati dan Sejatinya Islam”


Tiba-tiba beliau memejamkan mata, lalu tak selang beberapa menit saya lihat hewan-hewan melata seperti ular, kadal dan sejenis kelabang membentuk setengah lingkaran berkumpul di depan mbah Arsiman, beliau kembali berkata “Yen kowe iso manunggal roso, khewan-khewan biso dadi koncomu, roso kui mirip ngencese ilermu yen kowe delok uwong liyo mangan mangga, brebese mripatmu yen kowe delok wong liyo ketiban musibah, nesune kowe yen delok uwong ra bener, kuilah roso, nah yen kowe gali awakmu lan jeroanmu kowe biso tularake roso nang jero atimu menggo gerak ake makhluk-makhluk ciptaan Gusti Allah” (Kalau kamu bisa menyatukan rasa, hewan-hewan bisa jadi temanmu, rasa itu seperti keluarnya ail liurmu saat kamu lihat orang lain makan mangga, keluarnya air matamu ketika kamu melihat orang lain terkena musibah, marahnya dirimu saat kamu melihat orang jahat, itulah rasa, nah bila kamu pelajari dirimu dan batinmu kamu bisa mengeluarkan rasa yang ada di dalam hatimu untuk menggerakan makhluk-makhluk Ciptaan Allah).


Kemudian Mbah Arsiman menginjak bumi 3 kali dengan kaki kanannya, perlahan-lahan binatang-binatang di depannya kembali menyebar menghilang di semak belukar.

Ku lihat mbah Arsiman berjalan mendekati tumbuhan bawang merah lalu mencabutnya, terlihat buah bawang merah di telapak tangan kanannya, lalu beliau menggenggamnya sambil terlihat berdoa dengan khuysuk sekali. Matanya yang terpejam kembali ia buka, lalu dengan senyum tuanya ia memberi isyarat agar aku mendekatinya. “Cung, iki kenang-kenangan mbah nggo kowe, simpen yo” (Cu, ini kenang-kenangan dari mbah untuk kamu, simpan ya” . Diberikannya bawang merah itu kepadaku, mataku sedikit menyipit dan dahiku berkerut tanda aku sedang berfikir keras, bagaimana mungkin bawang merah yang baru dicabut dari tanah sudah berubah menjadi batu yang keras dengan batang dan daun masih alami berupa tumbuhan.


Saya langsung bertanya “Ini gunanya untuk apa mbah? Apakah ini merupakan sebuah azimat?” , Mbah Arsiman tersenyum “Iku dudu jimat cung, laa kowe nganggap kui jimat seng duwe keampuhan, kowe biso musrik, iku buah kenangan saking mbah sing renta iki sebagai pengingat, brebesilah mripatmu dengan laku becik nang dunyo iki” (Itu bukan Azimat cu, kalau anggap azimat itu punya kekuatan, kamu bisa musrik, itu kenang-kenangan dari mbah yang tua ini sebagai pengingat, basahilah matamu dengan perbuatan baik di dunia ini).  



MBAH ARSIMAN MEMANGGIL BIDADARI



Hari itu mbah Arsiman bertanya kepadaku, apakah aku bisa bermalam malam minggu depan, karena bertepatan dengan bulan purnama, akupun menjawab dengan In Syaa Allah, karena dahagaku akan ilmu pengetahuan belum bisa membuat jiwa ini cukup, ku tinggalkan apa itu pacaran atau yang lainnya, karena yang ku inginkan adalah bagaimana pustaka jiwaku tercukupi dengan banyak pengalaman.

Allah SWT memang Maha Penyayang, malam minggu aku mendapatkan IB (Izin Bermalam) sebelum magrib aku sudah di rumah mbah Arsiman, kami Sholat Magrib berjamaah, selesai sholat magrib itulah kami berbincang-bincang. Mbah Arsiman yang asik meminum segelas kopi segera kutagih janjinya bahwa malam ini beliau akan membuka sedikit tabir keilmuannya. “Mbah, malam ini apa yang akan mbah berikan sebagai tambahan pengalaman untuk cucu mbah ini? , Mbah Arsiman asyik menyruput kopinya, mata tuanya memandang diriku, lalu bertanya “Cung, kowe wes pernah delok widodari?” (Cu, kamu sudah pernah lihat bidadari?) akupun menjawab “Setahu saya bidadari itu kelak di syurga mbah, di dunia ini kita hanya sebatas mengimaninya saja” , mbah Arsiman tersenyum “Lha kui jenenge percoyo (Iman) nah bar iman kui ono yaqin, ainul yaqin lan haqqul yaqin, Yaqin kui mergo urung weruh mung kukuh percoyo, lak ainul yaqin berarti pun ngertos soko mripat awake dewe, nah lak haqqul yaqin kui mergo pun dianugerahi saking Gusti Allah” (kalau itu namanya percaya. Nah sesudah percaya baru yaqin, kemudian ainul yaqin dan haqqul yaqin, yaqin itu bisa belum tahu namun mantep percayanya, kalau ainul yaqin berarti sudah melihat menggunakan mata kita, nah kalau haqqul yaqin itu karena sudah mendapatkan anugerah dari Allah SWT) .

“Bu ne, kui gadis nang jero kamar kon metu!!” (Bu, itu gadis yang di dalam kamar suruh keluar!!) Mbah Arsiman memberi perintah kepada istrinya. Akupun langsung berdiri “Nanti dulu mbah, gadis mana? Saya dari sore tadi kan disini tidak ada gadis” , saya langsung berdiri dan berjalan memeriksa semua ruangan disana, termasuk kamar mbah Arsimanpun saya masuki, kosong tidak ada siapa-siapa. Dengan sedikit batuk mbah Arsiman berkata “Cung, linggoh ae neng kene, lak bandel mbah ra dadi weruhi kowe widodari, linggoho kene!!” (Cu, duduk saja disini, kalau bandel mbah tidak jadi melihatkan kamu bidadari), saya mendekat mbah Arsiman lalu duduk di depan beliau. Mbah Arsiman kembali berkata “Mung janji, kowe ra bakalan nyentuh widodari kui yo!!” (Tapi janji, kamu jangan menyentuh bidadari itu ya).

Dengan anggukan mantap saya mengiyakan, mbah Arsiman seperti memberi isyarat kepada istrinya, mbah putripun memasuki kamar yang tadi sudah saya periksa, hitungan detik mbah putri sudah beriringan dengan seorang gadis yang cantik sekali, walau hanya diterangi oleh penerangan lampu sentir (lampu minyak tanah terbuat dari botol krating daeng) saya mendesis perlahan Subhanallah . Sang gadis bersama mbah putri mendekati saya dan mbah Arsiman, Dagu gadis itu terlihat belah, hidungnya mancung, pokoknya cantik gitu aja (saya tidak bisa menceritakan kecantikannya kayak apa, pokoknya sangat cantik) gadis itu tidak berbicara sama sekali, mukanyapun selalu tertunduk, Mbah Arsiman menyuruh saya, mbah putri dan gadis itu untuk keluar, diluar kami memandang bulan purnama, saat itu sebenarnya saya tidak memperhatikan bulan purnama, mata saya selalu melirik gadis tersebut, wajahnya terlihat tersenyum manis saat melihat bulan purnama.

Sayang, hanya sekitar 5 menit saya melihatnya, selanjutnya kami diperintahkan masuk kembali lalu mbah putri mengantar sang gadis memasuki kamar lalu keluar dengan kesendirian. Hati saya berontak dan dengan keberanian saya berdiri lalu berjalan memeriksa kamar dimana sang gadis tadi dikembalikan, kamar tersebut hanya terlihat lemari usang, ranjang kasur dari kayu yang reot. Malam itu sampai pagi saya menginap di rumah mbah Arsiman dengan ketidak percayaan bahwa saya memang sedang tidak bermimpi …. Bidadari … yaah bidadari adalah salah satu janji Allah SWT untuk hamba-hamba Nya yang lulus dalam ujian melewati dunia … akankah aku bisa bertemu denganmu kelak wahai bidadari …………..     


PERWAKILAN TIM ATRAKSI KARATE HUT KODAM II/SRIWIJAYA MEMPERTEMUKANKU DENGAN ENI TRIANA


Kodam II/Swj mempercayakan Batalyon kami untuk menjadi koordinator atraksi Karate saat HUT nanti, kami di Full di Rai Arhanud Pakjo Palembang, dari pagi kami latihan penyamaan gerakan karate sorenya kami boleh pesiar. Entah kenapa saat itu saya membuka buku kecil alamat, disitu saya melihat nama ENI TRIANA dan alamat rumahnya, setelah beberapa waktu akhirnya saya bisa mendapatkan kesempatan untuk pesiar, memakai setelan celana dasar dan kemeja dengan di bantu Mas Handoyo kakak angkat saya akhirnya saya bisa berada di depan rumah orang tua Eni Triana, rumah yang sederhana dan bagi saya merupakan rumah ketenangan. Saya akui saya orangnya minderan bila bertemu seorang cewek, 1 tahun pendidikan membuat saya ragu apakah Eni masih ingat kepada saya, alas an apa saya mampir kesana juga belum ada di benak saya.

Entah kekuatan apa yang menyebabkan saya berani untuk mengetuk pintu rumah tersebut, seorang gadis kecil membuka pintu dan menjawab salam saya, saya niatkan untuk berkata LUPA YA ? mudah-mudahan itu jadi modal saya membuka percakapan, karena yang membukakan adiknya maka saya menanyakan apakah ini rumah Eni Triana, dan dijawab iya, adik kecil itu berlari memanggil Eni Triana, dari jauhan Eni Triana sudah melayangkan senyumnya, suara lembutnya terdengar merdu “Ehh, mas, saya kira sudah lupa dengan saya” Hatiku terkejut dan tidak bisa berkata-kata. Eni tersenyum dan mempersilahkan saya duduk, lalu ibunya keluar dan bertanya siapa saya. Dengan penuh kekuatan jiwa saya bilang saya temannya Eni, ibunya tersenyum dan masuk kembali, hari itu saya bisa menumpang sholat Magrib di rumah itu lalu setelah sholat magrib saya bisa ngobrol dengan Eni Triana, saat itu ia baru kelas II SMP. Allah Maha Penguasa hati, saya bertanya kepada Eni kedatangan saya untuk menjadikannya kekasih saya, ia tersenyum dan menerangkan bahwa ia baru kelas II SMP, tetapi saya menjawab saya akan tunggu sampai selesai sekolah, bila saya diterima maka saya akan kembali ke rumahnya, namun bila tidak maka saya akan mengakhiri silaturrahmi hanya sampai situ saja. Subhan Allah wal Hamdulillah Eni menerimanya, lalu saya meminta izin untuk bertemu ibunya dan meminta izinbahwa mulai saat itu Eni adalah kekasih saya.

Ibunya hanya berkata, Eni baru kelas II SMP, jelek dan banyak diterangkan kejelekan-kejelekan lainnya, tapi saya kekeh untuk tetap menjadikannya sebagai kekasih dan akan saya lanjutkan hubungan tersebut pada jenjang pernikahan. Ade sayang… mamas rindu kepadamu ….. terima kasih sudah menerima cinta mamas dan sudah bisa membuat mamas cinta kepadamu …. 6 tahun kita menjalin cinta kasih dengan saling mengisi kebahagiaan masing-masing.

Yaah 6 tahun saya menjalin cinta kasih bersama Eni, tanpa pernah ribut 1 x pun, hubungan kami berhiaskan senyum dan kebahagiaan, kami benar-benar saling melengkapi, kelembutan Eni saya rasakan sempurna, tak ada air mata kesedihan ataupun kesulitan dan persilangan pendapat, kami benar-benar satu hati, hati saya tidak pernah bisa menerima gadis lain untuk menggoda jiwa saya. Saya benar-benar tidak tertarik kepada semua gadis terkecuali Eni tersayang.


Yaa Allah ... doaku selalu ku selipkan untuk mendapatkan Istri yang sholehah …. Engkaulah yang mempertemukan kami dan Engkau jualah yang memisahkan kami ….    


PENUGASAN PENGAMANAN PT SEMEN TIGA GAJAH



Bataliyon Armed 15-76/Cailendra mempercayakan diriku untuk menjadi Danpos Pengamanan PT Semen Tiga Gajah Baturaja, titik utamanya adalah mencegah kehilangan barang-barang di dalam gudang dari aksi pencurian. Awalnya saya diberi anggota 4 orang  berpangkat prada dan pratu, semua seperti air mengalir, aman tanpa ada kendala. Namun setelah Wadanpos (Wakil Komandan Pos) diganti dengan anggota berpangkat Praka, wadanpos tersebut merasa lebih tua dari saya, merasa lebih lama masa dinasnya sehingga merasa lebih berpengalaman dari saya Danpos mereka.

Magrib itu (saat saya sedang melakukan sholat magrib) Wadanpos memanggil anggota dan mengajak mereka mencari hiburan dengan bermain kartu, kalau tidak salah qiu-qiu nama permainannya, dan mereka diminta mempertaruhkan uang mereka, Salah satu anggota berbisik bahwa Danpos sangat membenci judi, namun dengan nada keras justru Wadanpos berkata dengan suara yang sengaja dikeraskan, mungkin supaya saya mendengarnya “Kalau Danpos marah, biar saya yang menghadapinya!! Kita kan hanya hiburan saja menghilangkan kepenatan!!” . Karena kalah senior anggotapun menurut mereka bermain kartu dekat dengan saya sholat, setelah selesai berdoa saya miringkan kopiah saya, saya ambil dompet saya lalu saya dekati mereka lalu saya duduk diantara mereka sembari berkata bahwa saya ikut permainan mereka. Sebenarnya anggota saya terlihat takut, bahkan ada yang bertanya apakah saya bisa bermain kartu.

Namun Wadanpos segera menjawab dengan lantang bahwa bila Danpos mau ikut ya jangan dilarang. Maka kamipun terlibat main kartu, saya yang benar-benar belum pernah bermain kartu hanya ikut-ikutan saja. Subhanallah … Allah selalu memberikan kartu saya bagus sehingga dalam hitungan menit duit mereka semua habis termasuk Wadanpos, Permainanpun berhenti, saya bertanya masih ada simpanan tidak … namun mereka semua menunduk karena kehabisan uang. Satu-persatu saya tanya berapa modal mereka lalu saya pulangkan, lalu saya memerintah anggota untuk membeli pecel dan pisang goreng karena saya lapar lalu saya berpesan kepada mereka semua “Saya tidak mau berjudi karena saya tidak pernah kalah, maka itu kenapa saya tidak mau bermain judi, dengan adanya judi uang kalian habis, kalian bisa ribut dengan istri karena tidak punya uang saat diminta atau bisa saja kalian banyak hutang demi kepuasan kalian yang tidak berguna ini, lain kali kalau kalian masih berjudi di dekat saya maka saat itu tidak segan-segan saya habisi semua uang kalian!!.

Alhamdulillah sejak saat itu anggota tidak mau terlibat yang namanya PERJUDIAN .


Hai orang–orang yang beriman sesungguhnya arak,judi,berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran arak dan berjudi itu, menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu .(Q.S; Al –Maidah: 90-91)



MAYOR KOWAD YANG SERAM

Pulang dari Pengamanan ternyata aku mulai merasakan ada yang tidak beres pada gigiku, mulai terasa nyut nyut nyut. Bila malam terasa sekali rasa sakitnya, ku ucapkan Alhamdulillah …. Karena hanya orang-orang yang memiliki gigi yang akan merasakan sakit gigi … bila tidak ada gigi yakinlah kita tidak akan sakit gigi.

Berbekal menghadap ke Poliklinik Batalyon akhirnya aku mendapatkan surat pengantar untuk berobat ke DKT (Detasemen Kesehatan Tentara) Baturaja. Sesampainya disana saya mendaftarkan diri ke pusat pelayanan, terlihat seorang PNS bertanya apakah saya serius untuk cabut gigi pada bu Dokter (Seorang Kowad berpangkat Mayor) saya ringan saja menjawab bahwa saya benar-benar ingin cabut gigi, tetapi sang PNS menjelaskan bahwa bu Dokter orangnya ganas, ia benci laki-laki, maka setiap tentara yang cabut gigi pada beliau pasti jeritannya akan terdengar sampai ke penjagaan depan.
Saya sedikit berfikir, namun bila seorang Tentara takut cabut gigi bagaimana kelak bila saya harus berangkat tugas operasi ke medan tempur, sangat tidak masuk akal rasanya, akhirnya saya putuskan untuk tetap cabut gigi.

Masuk ke dalam ruang cabut gigi saya mulakan dengan hormat yang tegas, lalu berteriak SELAMAT SIANG !! IZIN MASUK !! … benar saja tidak ada jawaban, terlihat seorang Kowad berpangkat Mayor melirik kea rah saya, lalu dengan sangar ia menjawab “Duduk!!” . Saya langsung duduk di kursi cabut gigi, sang Mayor tetap terlihat sangar, tak ada senyuman, dengan gagah ia mendekati saya seraya memandang saya dengan sorot mata yang tajam, “Kamu pasti pemalas, sehingga gigimu sakit, iya kan ?” , saya terperanga mendapat pertanyaan seperti itu tetapi saya jawab dengan tegas “Siap!!”.

Sang Mayor mempersiapkan alat cabut gigi, mukanya benar-benar seram, untuk umur berpangkat Mayor saya menganggapnya seperti berpangkat PRATU …. Hehehe Prawan Tua … bila saja ia tahu isi benak saya yakin obeng yang ia pegang pasti langsung ia tancapkan ke jidat saya hehhehe. Tiba-tiba saat saya melihat sang dokter entah kenapa fikiran saya melayang …. Kelak bila saya memiliki istri dan sedang marah apa yang harus saya lakukan … saya pun tersenyum geli membayangkan hal tersebut, namun lamunan saya terhenti karena Mayor di depan saya membentak keras “Kenapa kamu senyum-senyum!!!” , dengan menjaga ketenangan saya pun menjawab “Siap, baru kali ini saya melihat ibu, saya dengar ibu sangat ganas, namun yang saya lihat ibu terlihat cantik dan lembut” . Tanpa saya sangka sang Mayor tersenyum lalu mendekati saya “Mana mas, gigi yang sakit?”, terlihat sekali kelembutannya, menyentuh pipi sayapun dengan penuh kehati-hatian, Lalu saat ia menyuntikan obat pati rasa beberapa kali ia bertanya lembut apakah suntikan tersebut menyakitkan.

Alhasil sampai gigi saya tercabut kelembutan demi kelembutan saya rasakan, bahkan hiasan senyum pada bibirnya selalu terlihat. Saya merasa sangat nyaman, lalu ia sedikit curhat bahwa ia sedang dekat dengan seorang pria, yah dengan cepat saya jawab ngawur, bahwa ia berjodoh dengan lelaki yang ia ceritakan. Luar biasa kelembutan memuncak 100 % rasanya, saat keluar seluruh anggota dan PNS yang ada di luar ruangan melongo takjub karena saya diantar sampai pintu dengan senyuman dan kelembutan, bahkan nasehat hati-hati saat di jalan.

Para Anggota dan PNS sejenak melihat ke arah sang Mayor namun seketika terdengar suara lantang “Apa tengok-tengok!!!” , hanya hitungan detik seluruh anggota yang ada disana membuang muka dan ada pula yang menunduk …. Hehehhehe saya berlalu dari DKT dengan senyum-senyum sendiri sembari merasakan ada benjolan kapas yang masih di mulut saya … saya kembali melanjutkan menghayal … bila ku punya istri akan selalu ku rayu ia saat ia marah hehehhee


3 bulan berikutnya saya mendapat undangan kusus RESEPSI PERNIKAHAN sang Mayor … hehhehe selamat ya bu semoga langgeng marahnya … eh salah langgeng hubungan suami istrinya ….  



BARU SATU TAHUN DINAS, BAPAK MENINGGALKAN KAMI SEMUA



Satu tahun dinas di Batalyon Armed 15-76/Cailendra akhirnya saya menikmati pertama kalinya CUTI TAHUNAN, yah cuti tersebut sudah pastinya saya pergunakan untuk pulang ke rumah orang tua, sayangnya sebelum berangkat cuti malamnya saya bermimpi gigi saya tanggal/lepas. Sayapun menandainya di tanggalan kalender, kepulangan saya entah kenapa menjadikan kebanggaan tersendiri bagi bapak, beliau bertingkah over, sampai suatu malam saya mendapatkan bisikan "Sukma Layang, besok janganlah engkau menaiki kendaraan" kalimat itu sangat jelas. Paginya saya menceritakan kepada ibu tentang bisikan tersebut, ibu hanya menjawab ya jangan naik kendaraan untuk hari ini, simple.


Sekitar pukul 9 pagi bapak meminta saya untuk mengantar beliau ke Desa T. Subur karena akan menaiki perahu menuju Kampung Rajawali, saya menjawab bahwa hari ini saya tidak akan naik kendaraan, bapak terlihat bersedih dan bingung, melihat hal tersebut akhirnya saya bersedia, dalam perjalanan saya dibonceng oleh bapak dan tidak terjadi hal-hal apapun juga, bapak akhirnya menaiki perahu dan saya pulang dengan sangat berhati-hati, motor saya kendarai dengan kecepatan yang pelan dan santai.

Di Jalan desa yang berbatu dan sempit saya terpana melihat seseorang mengendarai motornya, terlihat santai namun memperlihatkan lebay, perawakannya tinggi dan yakin penampilan preman. Saat terpana tersebut tiba-tiba ia menghentikan motornya secara mendadak, sayapun menghindarinya agar tidak tabrakan, saya banting setir dan gelosor di bebatuan yang tajam, tangan kanan saya luka sepanjang satu kilan, mirip seperti daging yang diparut.

Preman itu terkejut dan menghentikan motornya, lalu mendekati saya sembari minta maaf, saya tersenyum sambil mengusap darah yang keluar dari lengan saya, "Tidak apa-apa bang, tolong motor saya diberdirikan!" Laki-laki kekar tersebut cepat-cepat mendirikan motor saya dan menstandarkannya. Ia kembali mendekat sembari meminta maaf. Mata tajam saya memandang keningnya, ia tertunduk, lalu saya berkata "Sebagai hamba Allah, saya sudah memaafkan anda, namun sebagai Militer saya ingatkan agar jangan mengendari kendaraan dengan hal-hal yang tidak baik sehingga bisa mengakibatkan orang lain celaka." Setelah itu satu pukulan ringan saya meluncur cepat menuju rahangnya, preman tersebut limbung dan jatuh ke tanah, lalu giliran saya menolongnya berdiri dan saya berkata kepadanya agar ingat kejadian ini. Preman tersebut akhirnya memeluk saya dan mengendari motornya kembali. Sesampai di rumah ibu kaget melihat luka di tangan saya begitu panjang dan lebar, saya tersenyum sambil berkata "Hari ini saya melanggar bisikan peringatan yang diberikan kepada saya, namun itu untuk membahagiakan bapak!"  

12 hari cuti tahunan saya justru banyak bersama bapak, tiap jam 2 malam saat saya sholat sunnah tahajjud saya selalu mendengar bapak membaca surat Yasin, akhirnya masa cuti habis, sebelum berpamitan saya berkata kepada bapak bahwa bila orang tuanya meninggal maka sang anak akan menjadi imam dalam sholat jenazah itulah anak yang sholeh, namun bapak menjawabnya dengan kata-kata bahwa saya belum waktunya bisa seperti itu.


Akhirnya saya pun kembali ke Yon Armed 15, sampai di asrama magrib, selesai Sholat magrib saya berdzikir sampai isya, lalu saya menulis puisi tentang bapak. Paginya saya berniat Korp Raport, yaitu laporan bahwa saya baru selesai melaksanakan cuti tahunan, saya terlalu pagi hingga lapangan apel masih sepi, saya melihat Perwira Piket menaiki motornya lalu memanggil saya, Sukma Layang kemari!" Sayapun berteriak siap. Sesampainya dihadapan Perwira Piket saya melakukan penghormatan. Perwira piket yang saat itu ditugaskan kepada Lettu Arm Suprayogi memandang saya lama sekali, lalu ia memberikan surat Izin kepada saya "Ini! surat izin 3 hari, kamu pulang ke rumahmu!" Saya menajamkan mata saya lalu menjawan "Saya baru kembali dari cuti Komandan, laporan kembali saja belum, lalu kenapa saya diperintahkan untu pulang!" , Perwira Piket berkata lantang "Jangan banyak tanya, ini perintah, kamu pulang sekarang!" Sayapun menolaknya, kalau tidak diberi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya Perwira piket memberikan kabar bahwa bapak saya meninggal dunia.

Saya sebenarnya tidak percaya, namun perwira piket mengatakan bahwa itu berita dari Kodim Lampung Tengah, jadi saya tidak perlu lagi menghadap Danyon, pokoknya langsung kembali. Tubuh ini terasa lemas, sayapun pulang ke asrama untuk menyiapkan bekal baju untuk kembali lagi ke rumah saya. Dengan langkah yang lemas saya berjalan menuju gerbang Batalyon untuk mencari kendaraan.

Sungguh aneh, hari itu mobil sangat sepi, sampai pukul 12 siang tidak ada satupun mobil lewat, pukul 12.20 saya melihat mobil Fuso melintas secara perlahan, saya melambaikan tangan dan mobil tersebut berhenti, sang sopir bertanya arah tujuan saya. Lalu saya menaiki mobil tersebut, mobil Fuso ini benar-benar berjalan dengan perlahan, saya tidak tanya apa yang dimuatnya, saya hanya berfikir jelas malam saya tiba di desa saya.

Di timbangan Martapura mobil lama sekali berhentinya, lalu beberapa petugas timbangan menghampiri saya yang sedang duduk di bagian kiri depan mobil, tiba-tiba salah satu petugas timbangan membentak saya "Kayu ini punya kamu ya?" saya yang merasa tidak punya kayu menengok sebentar ke wajahnya, lalu saya melihat kembali jam tangan saya, sudah hampir satu jam. Tiba-tiba sang petugas timbangan kembali membentak "Hey kamu di tanya malah buang muka!" . Saya melihat diri saya sendiri, pakaian dinas, apakah petugas itu sedang membentak saya, saya menoleh ke arahnya lalu bertanya "Bapak sedang bicara dengan saya?" Sang petugas membentak "Iya!" reflek tangan kiri saya menyambar kerah bajunya, sebenarnya posisi saya duduk di atas mobil Fuso yang tinggi itu mustahil bisa menyambar kerah baju orang yang ada di bawah saya, namun entah kenapa saat itu seperti mudah, dan anehnya lagi tubuhnya ringan sekali, hingga dalam cengkraman tangan kiri saya petugas itu saya tarik ke atas dan membuat wajahnya berhadapan dengan wajah saya. Perlahan saya berkata "Apa bapak sudah tidak memiliki kesopanan lagi bila memanggil seorang petugas juga seperti saya ini?" wajahnya pucat, tubuhnya tergantung dengan cengkraman tangan kiri saya.


Teman-teman petugas tersebut kaget bukan main, mereka fikir saya sagat kuat sekali sehingga dapat mengangkat tubuh dengan sebelah tangan saja. Kehebohan tersebut akhirnya di relai dengan seorang Babinsa yang melintas. Saya lepaskan kerah baju orang tersebut lalu ia jatuh ke bawah, saya turun dari mobil Fuso, keanehan kembali terjadi saya melihat orang-orang dihadapan saya seperti mengecil yah sepertinya bila saya pukul atau saya tendang akan nampak seperti menghadapi anak-anak kecil. Babinsa yang melintas itu mendekati saya lalu bertanya apakah muatan mobil ini punya saya, saya menjawabnya bukan karena saya sedang mau pulang disebabkan mendapatkan berita duka.

Babinsa tersebut menerangkan bahwa muatan mobil tersebut adalah kayu ilegal dan mobil, sopir dan muatan harus ditahan, karena memang bukan punya saya maka Babinsa tersebut koordinasi dengan petuga-petugas timbangan, lalu Babinsa tersebut memberhentikan Bus Minanga yang melintas, sayapun diminta untuk melanjutkan perjalanan, Bus tersebut penuh muatannya, saya berdiri saja di pinggir pintu menemani kondektur Bus, namun 1 km berjalan mobil mengalami pecah ban.

"Yaa Allahu Rohmanurrohiim, mengapa perjalananku seperti dihambat, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui". Lirih saya berdoa dalam hati. Mujur sebuah mobil ALS melintas, sayapun diminta sopir utk pindah mobil, Bus ALS sungguh nyaman, berAC dan ada tempat duduk yang kosong, lagi-lagi baru 3 Km mobil berhenti untuk beristirahat, dan dijadwalkan akan melanjutkan perjalanan 3 jam kemudian. Saya berpamitan kepada sang sopir Bus ALS karena sedang dalam tujuan yang cepat. Sang sopir tersenyum kepada saya tanda mengerti kondisi saya.

Lalu melintaslah sebuah mobil Fuso bermuatan kosong dan saya melanjutkan perjalanan. Mobil berjalan santai, ternyata sang sopir berniat sekalian mencari muatan agar mendapat ongkosan. Sayapun mengangguk saja, sang sopir tampaknya senang bercerita, namun ceritanya terdengar over, yaitu kalau ngebut belum pernah celaka, sayang setelah dia cerita seperti itu sebuah mobil menyerempet spion sebelah kanan sehingga pecah.

Menutupi malunya sopir tersebut bertanya kepada saya kenapa ingin pulang, saya menjawab bahwa bapak saya meninggal dunia, lalu sang sopir menjawab "Kita lupakan muatan bang, ayo kita cepat menuju desa abang, saya berjanji pukul 17.00 sudah sampai di petigaan arah desa saya. Dan benar, Sopir ini injak gas sangat cepat sehingga pukul 17.02 saya tiba di simpang Gunung Sugih. Saya mengucapkan banyak terima kasih lalu saya menaiki mikrolet dan lagi-lagi mikrolet terhambat saat mau mengisi BBM di SPBU Kota Gajah, antrian panjang (sekitar 200 m) sayapun membayar kernet mikrolet, namun ditolaknya dengan halus, saya mengucapkan terima kasih lalu berjalan menuju mikrolet yang sudah mengisi BBM dan sampailah di pertigaan Simpang NV. Disana sudah ada yang mengenali saya lalu memberitahu apa saya sudah tahu bahwa bapak saya meninggal, sayapun menjawab sudah tahu, jarak ke desa saya masih sekitar 25 Km, Allah Maha Besar mobil Taft hitam berhenti dan bertanya apakah saya satu arah dengannya maka saya jawab tidak, akan tetapi teman-teman di Simpang NV memberitakan bahwa bapak saya meninggal maka sang sopir Taft bersedia mengantar saya sampai depan rumah saya.

Sebelum azan magrib saya benar-benar diantar sampai depan rumah saya, sudah sepi, tetapi saya yakin memang Jenazah Almarhum bapak saya sudah dikebumikan. Saya mengucapkan berterima kasih kepada sopir Taft tersebut lalu memasuki rumah dan saya melihat ibu saya sedang menangis.

Sebenarnya kesedihan ibu saya adalah karena saya tidak bisa menyaksikan secara langsung pemakanaman Jenazah Bapak saya, namun saya teringat kata-kata Bapak saya bahwa memang saya belum bisa menjadi iman sholat jenazah beliau. Setelah sholat magrib saya melanjutkannya dengan sholat sunnah GHOIB.

Setekah Sholat Sunnah Ghoib entah kenapa saya ingin membuka lemari almarhum bapak, sayapun beranjak menuju lemari baju di kamar ibu, saya membukanya di bagian atas rak baju saya melihat 1 buah cincin dan satu buah keris kecil (cuntrik), walau saya tidak suka benda-benda pusaka tetapi saya ambil juga karena saya anggap inilah kenangan saya agar tetap ingat bapak.

Melihat saya memegang cincin dan keris kecil, ibu keheranan karena dua benda itu sudah lama sekali hilang, saya tidak peduli akan cerita aneh-aneh yang penting saya anggap kedua benda ini adalah kenangan. 

KEBERANGKATANKU KE PULAU BANGKA



Kodam II/Sriwijaya mempercayakan Batalyon Armed 15-76/Cailendra untuk menjadi Satgas Bhatara di Pulau Bangka, Danyon segera mengumpulkan para Perwiranya untuk memilih anggota yang terbaik dan yang bisa dipercaya untuk menjaga nama baik Satuan, mengingat Pulau Bangka saat itu merupakan syurga dunia, kemewahan dan kemaksiatan saat itu masih sangat bebas, atas permintaan Pengusaha Timah disana kami diminta untuk mengamankan dari aksi pencurian bebas yang penjualannya justru dilakukan kepada orang asing atau dari Negara Luar.

Entah kenapa waktu itu seniorku masih banyak namun justru aku yang ditunjuk sebagai Danru I merangkap Baton (Bintara Peleton) wakil dari Danton yang saat itu di Komandoi oleh Letda Arm John Salale. Danru II Serda Sambudi dan Danru III Serda Sukardi.

Kami sempat dilatih kusus oleh Staf Operasi Kodam II / Sriwijaya di Baterai Arhanud Pakjo Palembang selama 2 bulan, lalu kami diberangkatkan langsung oleh Asisten Operasi Kasdam II/Sriwijaya ke Pulau Bangka melalui Pelabuhan  BOOM BARU kemuadian ke Muntok lalu ke Pangkal Pinang, Kami menginap di Mess Satgas Bhatara dan kami BP di Kodim 0413 / Bangka.

Selama disana kami melaksanakan Binsik, apel pagi, apel siang dan apel malam juga dilanjutkan Patroli keamanan mulai dari Pangkal Pinang ke Belinyu sampai ke Sungai Liat.

Di Pulau Bangka penduduknya sangat seimbang antara suku China dan Pribumi, mereka hidup rukun dan membaur. Saya pun saat itu mendapat kenalan suku China sehingga dari situ saya belajar banyak tentang mereka, untuk China Bangka mereka terkenal ulet dan gigih dalam bekerja, walau orang tua mereka kaya namun anaknya tidak segan-segan untuk bekerja, Alhamdulillah saya berkenalan dengan seorang remaja China yang bekerja di sebuah Restoran, jadi pertama saya merasakan sea food yaa dari beliau hehehhee.

Dengan berbekal pergaulan, saya berhasil dekat dengan ketua suku China disana, seorang ahli beladiri dan judi, dari sana saya tahu semua bentuk perjudian yang dibuat oleh Suku China hanya akan menguntungkan bandarnya, mulai dari Togel (toto gelap) Rolek, kartu ataupun judi lainnya, pokoknya pesan Tetua China tersebut jangan sekali-kali untuk main judi karena permainan tersebut sudah dimainkan oleh orang-orang China sejak usia 5 tahun dan setiap permaian judi yang mereka buka memiliki perhitungan 20 % untuk pemenang, 40 % untuk Koordinasi Aparat Negara dan Penegak Hukum, 20 % untuk gaji dan operasional jaringan dan terakhir 20 % untuk sang pemilik (BOS BESAR).

Contoh Togel, semua nomor yang dipasang oleh pemain akan disetorkan ke Pusat lalu mereka kelompokan dengan menggunakan computer mereka sehingga keluarlah nomor yang hanya 20 % dari uang pemasangan, misal dari 1 Milyar nomor 1234, 234 dan 34 (empat angka, tiga angka, dan 2 angka) itu hanya menyedot 200 Juta maka no itulah yang di keluarkan, selanjutnya seperti yang saya sebutkan diatas pembagian prosentasenya, sungguh saat itu saya melihat orang banyak gila nomor, mulai dari mengait-ngaitkan mimpi sampai mengecak dengan angka-angka, kalau mereka tahu maka mereka akan menyesal bahwa perbuatan itu hanya sia-sia belaka. 1 Minggu buka 5 hari kita bisa bayangkan bahwa kita sudah menyumbang 200 Juta X 5 untuk Bandar utamanya, ini berlaku untuk segala macam perjudian.

Lalu bagaimana ada Bandar yang bangkrut, secara teori Bandar kecil juga tahu rumus 20 %, maka biasanya mereka juga saling berkomunikasi illegal sesama Bandar kecil untuk menghitung angka-angka  yang hanya mencapai 20 %, lalu dengan berbekal ingin meraup keuntungan dengan tidak menyetorkan uang pembeli/pemasang karena mereka anggap nomor tersebut tidak akan keluar, ini yang terkadang membuat mereka kebobolan, Perjudian ini berpusat di Singapore dan membawahi banyak wilayah, apalah artinya sebuah wilayah seperti Bangka misalnya, mungkin di Bangka pemasang angka yang mereka anggap melebihi kapasitas namun ternyata minim di wilayah lain, maka kebobolan seperti ini cukup menjadi pukulan telak bagi Bandar-bandar kecil/ pengecer.

Lalu untuk 40 % untuk Aparatur Negara dan Aparat Keamanan ??? ini sudah pastinya Ilegal juga, itu untuk oknum-oknum yang imannya tipis, Keduniaan yang membuat mereka lupa akhirat, saya bersama anggota pernah menangkap Bandar togel namun sungguh luar biasa tidak ada takutnya sang Bandar saat kami bawa ke Markas kami, mereka berdalih sudah berkoordinasi dengan para Komandan, namun saat itu saya tidak gentar, maka Proses hukumpun tetap saya lanjutkan, saat itu mulailah keberadaan saya dipantau oleh sebagian pengelola perjudian dan lokalisasi di Pulau tersebut.

Ada yang menawarkan menginap di hotel mewah setiap hari, ada yang selalu mengajak ke diskotik-diskotik, intinya mereka ingin pendekatan agar tidak saya ganggu, Sungguh menjadi titik perhatian ada enak dan tidaknya, enaknya ya kejahatan semakin menurun, tidaknya ya musuh semakin banyak, mereka selalu mencari-cari kesalahan saya, tetapi Saat itu Danton saya selalu melindungi saya, maka dalam setiap penangkapan Bandar judi Danton tidak ikut karena nantinya sebagai juru bicara dan pembela apabila saya dilaporkan oleh kelompok-kelompok bromocorah tersebut.


PERTEMUANKU DENGA LIKA MENIMBULKAN SEBUAH LUKA



Tidak membutuhkan waktu yang lama, namaku terkenal di Kota Bangka, banyak pengusaha yang mengandalkan uang suap dan kenalah para pimpinan di Kota Palembangpun menjadi ketar ketir bila mendengar namaku. Aku benar-benar seperti tidak terbendungkan dalam memberantas hal-hal illegal, bagaimanapun semua yang sudah ku tangkap sulit dibendung dalam hal pemberitaan, ini yang menyebabkan para pejabat yang membackengi kegiatan tersebut menjadikan aku sebagai orang yang harus diperhitungkan.

Saat itu pengusaha dealer menawarkan motor baru padaku namun aku tetap menolaknya karena tidak ingin berhutang budi, walau ia tidak memiliki usaha illegal namun takutnya temannya ada yang bakal berhadapan dengan ku, namanya Koh Yupi, Chines yang amat baik dan sopan.

Sampailah suatu hari aku berkenalan dengan seorang gadis bernama Lika, gadis sederhana, bukan dari kalangan orang kaya, aku main ke rumahnya, kami bersahabat tanpa keluarga itu tahu bahwa aku merupakan seorang Anggota, Sore itu aku diberi kabar bahwa ada hal penting yang akan diutarakan oleh orang tua Lika, ku lihat sang bapak Nampak duduk santai di ruang tamu, akupun duduk lain kursi tamu tersebut.

“Nak Sukma Layang, hari ini bapak ingin membicarakan sesuatu padamu” suara tua sang bapak tampak tegas namun lembut, ia membuka sebuah guci kecil dari saku bajunya lalu dengan memejamkan mata ia mulai membuka tutup guci tersebut, ia keluarkan batu merah sebesar biji kedelai lalu ia berkata “Nak, ini namanya MERAH DELIMA” ini adalah milikku dan kelak akan ku wariskan kepada anak laki-lakiku, namun karena aku tidak mempunyai anak laki-laki maka suami dari anakku ialah yang akan mewarisinya”.

Ku lihat bapak itu meletakkan batu merah delima itu di sebuah lepek (piring kecil) lalu ia tutup dengan gelas kosong, batu itu ada di dalam gelas kosong yang dibalik, lalu sang bapak mengambil gelas berisi air putih, ia letakkan lepek dipantat gelas yg terbalik lalu diatas lepek tersebut diletakkan gelas berisi air putih, begitu gelas tersebut berada di atas gelas terbalik itu tiba-tiba air putih di dalamnya berubah menjadi merah, kemudian tingkat kedua, ketiga dan keempat juga sama, diletakkan kesamping atauhanya ditempelkan saja air putih dalam gelas lain berubah menjadi merah, namun kemampuan batu merah delima tersebut hanya mampu merubah 4 gelas saja, maka jika ada orang 4 yang bergandengan tangan atau saling berhubungan maka ia kebal saat di silet atau di bacok menggunakan golok atau pedang, intinya hanya bisa membuat 4 lapisan yang dalam pengaruh kekuatannya.

Bapak tersebut memanggil Lika, lalu menanyakan apakah ia mau denganku, Lika menjawab tegas mau, lalu sang bapak bertanya kepadaku apakah aku mau diwariskan batu merah delima tersebut. Saat itu aku berkata bahwa aku belum mau menikah, lagipula aku mempunyai kekasih bernama Eni Triana, dan aku tidak mau menikahi seseorang hanya karena ingin harta, jabatan ataupun merah delima, intinya cinta kasih itu adalah anugerah dari Allah SWT, aku tak perlu sebuah alasan ataupun yang lainnya, ku cinta pasti ku jaga, itu saja pikiranku saat itu.    


Tanpa aku duga sang bapak tiba-tiba menggebrak meja di depannya, matanya memerah, “Lancang kamu anak muda!! Kamu sudah membuat saya marah!!!” Lika menangis dan masuk ke dalam kamar, saya mendengar angin di luar rumah tersebut bergemuruh berputar-putar diatas atap rumah tersebut, beberapa seng yang merupakan atap dapur menimbulkan suara gaduh, ibu Lika menangis menenangkan suaminya, sang bapak berteriak, “Angin datanglah kemari, saksikan murkaku!!” Anehnya aku tidak merasakan takut sama sekali, aku justru berdzikir di dalam hati kalimat ALLAH … ALLAH … ALLAH … terus begitu, sampai akhirnya pak RW di sekitar rumah itu masuk dan di luar banyak warga sudah berkumpul di depan rumah Lika. Pak RW membujukku agar jangan membuat bapaknya Lika marah, saya diminta untuk menerima apa yang dimaui sang bapak.

Bapaknya Lika sepertinya mereda amarahnya karena bujukan pak RW, ia berkata, “Pergilah wahai angin!!” tiba-tiba angin yang di luar rumah pergi menjauh. Aku langsung berdiri sambil berkata “Maaf aku bukanlah orang yang bisa bapak kendalikan, aku tidak mau menuruti keinginan bapak, aku pamit!!” Mata sang bapaknya Lika kembali memerah ia membentakku “Siapapun yang ke luar rumah tanpa izinku maka 1 langkah ia keluar maka darahnya akan termuntahkan dari mulutnya!!” Wajah pak RW Nampak pucat, ia menghalangi jalanku yang hendak keluar “Tolanglah nak, jangan keluar, lihatlah warna lantai di depan pintu ini, ada bercak-bercak kehitaman, itu adalah muntahan darah beberapa orang yang keluar dari rumah ini tanpa izin”, ku lihat tetangga-tetangga di depan pintupun mengangguk-anggukan kepala mereka tanda isyarat kepadaku agar aku tidak keluar.


Akupun tersenyum hatiku berkata jiwaku, nyawaku milik Allah Azizul Jabbar, bagaimana mungkin ada seseorang yang akan merenggutnya tanpa Izin NYA.berbekal 2 kalimat syahadat dan bacaan Laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil adzim akupun keluar dari rumah tersebut.


Dengan penuh keyakinan aku keluar dari rumah tersebut, tepat satu langkah di depan pintu saya berhenti lalu membalikan tubuh saya, lalu saya pandangi tuan rumah dan pak RW yang masih di ruang tamu seraya berkata “Saya sudah keluar dari rumah bapak, namun Allah SWT belum mengizinkan saya celaka, Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wani’mannashir, saya pamit Assalaamualaikum”. Kemudian saya meninggalkan rumah tersebut.

Seminggu kemudian saya mendapatkan undangan pernikahan sekitar 2 minggu kedepan antara Lika dengan seorang pria, saya hanya berdoa semoga sakinah, mawaddah wa rohmah. Namun 3 hari menjelang hari H pernikahan, saya dibel/telepon ibunya Lika, saya diminta untuk ke Rumah Sakit, ibunya Lika sangat memohon kepada saya, sayapun menyanggupinya, selepas Sholat Isya saya berangkat menuju ke alamat Rumah Sakit yang diberikan kepada saya. Sesampainya disana saya melihat keluarga Lika sedang cemas menunggu Lika yang ternyata sedang di opname di Rumah Sakit tersebut, saya masuk ke ruangan rawat diantar keluarga Lika, ibunya Lika menangis melihat saya begitupaun bapaknya Lika, ia langsung memeluk saya sambil menangis, saya lihat Lika terbaring lemah tidak sadarkan diri di kasur perawatan.

Bapaknya Lika memberitahu saya bahwa pagi tadi calon suami Lika kecelakaan dan meninggal dunia sehingga Lika menanggung kesedihan yang begitu berat setelah tahu berita tersebut lalu jatuh pingsan sampai malam itu belum siuman.

Sang bapak menangis sembari menunjukan keputus-asaan terhadap situasi saat itu, bapaknya Lika meminta saya menggantikan calon suami Lika. Sayapun tersenyum, saat itu saya jelaskan kepada bapaknya Lika bahwa cinta tidak boleh dipaksakan karena itu adalah penentuan kebahagiaan di masa yang akan datang. Aku menoleh ke tubuh Lika lalu berkata dengan tegas “Lika, bangun !! pulanglah tempatmu bukan disini”, sebenarnya aku tidak tahu kenapa aku berbuat dan berkata seperti itu, namun mendengar suaraku Lika langsung membuka matanya dan bangun lalu berjalan seraya menangis memeluk ibunya, Suster yang berada disitu langsung berlari berteriak “Dokter, pasien no 27 sudah siuman”.


Setelah semuanya selesai saya berpamitan untuk pulang ke Mess Satgas Bhatara.

( Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku ) : Qs Ad-Dukhan : 20




HIKMAH PERJUMPAAN KU DENGAN DEWI, WANITA SANG MAHLIGAI CINTA


Berteman dengan Chines aku terus mencari dan menggali ilmu-ilmu pengetahuan, ada sesuatu yang selalu membakar semangat jiwaku, dahulu aku sempat mendengar sebuah hadist “Carilah ilmu walau sampai ke Negeri China”  , walau lemah sanadnya aku akan tetap mengambil dan mencari sisi positifnya saja, semua kegiatan sahabat-sahabat China selalu aku pelajari, semangat keduniaan mereka sungguh luar biasa, sehingga bila mereka bisa berhasil di dunia maka mereka berpendapat akan berhasil pula di akhirat, maka kebudayaan mereka ada sebuah persembahan yaitu membakar uang akhirat (uang arwah), uang ini fantastis harganya, bagaimana seorang China bisa membeli uang arwah untuk persembahan bila mereka miskin, kegunaan uang ini adalah untuk membahagiakan sang arwah, aku sempat berfikir doa SAPU JAGAD Islam , Robbanaa aatina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adzabannar (Qs Al Baqoroh : 201) sebuah tangga jiwa, yaitu dunia dulu harus hasanah maka akhirat akan menemui hasanah pula.



Memang aku renungi ada perbedaannya, yaitu bila kebudayaan China membakar uang arwah untuk kebahagiaan arwah di akhirat, oh ya uang Arwah ada dua macam, yang pertama KIM CUA … uang ini tengahnya keemasan, ini dipersembahkan kepada para dewa, dan yang kedua, GIN CUA kertas perak yang dipersembahkan untuk para arwah, bila para Dewa diberi persembahan mungkin para dewa tersebut bisa saja lembut kepada arwah, dan uang untuk arwah mereka peranggapkan untuk para arwah yang mungkin memiliki keperluan di akhirat, yah saya tidak terlalu mendalami hal tersebut, setahu saya saya perbaiki dunia karena syareatnya beli baju, makan, sejadah dan lain-lain, semuanya sudah tentu pakai uang, dan dengan barang-barang tersebut kita bisa beribadah dengan tenang, lalu saat kita di akhirat kita harus bergantung kepada amal diri sendiri masing-masing, dan saat mampir di alam barzakh ada 3 hal yang bisa menolong kita, Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang berguna dan doa anak yang Sholeh.

Karena pertemananku banyak dengan orang-orang China, dan rupanya mereka senang ke diskotik, saat itu ada yang namanya inek (Ekstasi), aku selalu diberi saat bersama mereka, karena sebelumnya aku belajar tentang benda itu maka selalu aku buang dengan pura-pura aku minum, saat orang fly, aku yah terpaksa pura-pura fly, saat bersama mereka itulah aku diperkenalkan dengan seoranggadis bernama Dewi.

Malam itu aku diinapkan di hotel berkelas, tengah malam tiba-tiba Dewi mengetuk kamarku dan tanpa aku buka ia sudah bisa membuka sendiri pintu tersebut, aku melirik ke tangan Dewi, kulihat ia memegang kunci cadangan, ia duduk di sisi tempat tidurku, senyumnya manis sekali, cantik putih dan tubuhnya sempurna, aku memberitahu dia bahwa mungkin ia salah kamar, karena aku sudah lebih dahulu di kamar ini, namun Dewi mengatakan bahwa Dewi dikirim oleh bos China sahabatku untuk menservisku malam itu. Sejenak aku ingin marah, namun ku tahan, lalu aku bertanya kepada Dewi, kuat berapa jam ia melayaniku. Dewi menjawab sampai 4 jam pun sanggup, akupun tersenyum dan berkata “Mbak Dewi, saya ingin tidur, anda silahkan baca-baca buku atau nonton telivisi, nanti setelah 4 jam anda boleh keluar dari kamar ini dan beritahu kepada yang mengirimmu bahwa Dewi sudah melayaniku, ambil uangnya, aku tidak tahu siapa dirimu, bagaimana keadaanmu, yang jelas ada alasan tertentu mengapa dirimu kerja seperti ini!” Akupun menarik selimutku lalu pura-pura tidur, ku lihat Dewi tertunduk, ia tidak mengambil buku atau majalah yang ada disitu, tidak pula menghidupkan telivisi, aku yang berpura-pura tidur sempat mendengar sebuah sesegukan, yah aku merasakan Dewi sepertinya menangis, aku sempat berfikir, apakah aku sudah membuatnya kecewa, atau apa, yang jelas aku terus berpura-pura tidur.

Lelah rasanya dengan kepura-puraan, yang jelas waktu pasti berlalu, 4 jam akhirnya Dewi berdiri dari tempat duduknya, ia membenarkan selimutku, lalu keluar dari kamarku. Begitu Dewi sudah tidak ada akupun duduk memandangi pintu tersebut. Sebuah kertas kecil bertuliskan Dewi beserta alamatnya, lalu di baliknya terdapat tulisan “Abang sepertinya orang baik, Dewi belum pernah diperlakukan sedemikian ini, jika berkenan sudilah kiranya abang berkunjung ke rumah Dewi”  Akupun menghela nafas panjang,  Yaa Allah Engkaulah yang menuntunku maka akupun akan memohon perlindungan dari MU wahai Tuhan Semesta alam.

Pagi itu aku sarapan pagi diiringi senyum para sahabat China ku, mereka bertanya bagaimana  semalam, akupun menjawab dengan senyum malu-malu sambil mengacungkan dua jempolku sembari mengedipkan sebelah mataku, Sahabatku tertawa lepas “Tidak sia-sia sekian juta melayang, dia memang yang paling top disini” Mataku sedikit terbuka lebar, 20 kali lipat dari gaji ku saat itu, sebegitu mahalnya dikau Dewi ….




AKU BERSILATURRAHMI KE RUMAH DEWI



Tiga hari dari pertemuanku dengan Dewi membuahkan sebuah hikmah, entah kenapa sore itu aku mendapatkan pinjaman motor oleh satu lettingku untuk pesiar, sebenarnya aku tidak ada tujuan sama sekali, namun tiba-tiba aku teringat sebuah alamat yang pernah diberikan kepadaku, aku buka kertas yang aku simpan di dompetku lalu aku bertanya kepada sahabatku yang meminjamkan motor, “Ini alamat yang tertulis disini dimana tempatnya?”. Sahabatku memberikan arah dan petunjuk, ba’da Ashar dengan motor pinjaman tersebut aku berangkat ke alamat yang tertulis pada kertas tersebut.

Sesampainya di alamat yang kucari aku bertanya kepada penduduk sekitar dan aku diberi tahu sebuah rumah sederhana di perkampungan padat penduduknya, aku melihat sebuah rumah kecil, di halaman sempit depan rumah terdapat anak-anak yang sedang bermain kesana-kesini, di depan pintu yang terbuka itu aku mengucapkan salam, seorang anak kecil menghampiriku dan aku bertanya apakah ini rumah Dewi, anak tersebut membenarkannya, dari dalam rumah tersebut keluar seorang ibu yang sudah terlihat tua dan agak gemuk sembari bertanya kepadaku “Siapa yang mencari Dewi?” Aku mendekati ibu tersebut lalu bersalaman dan kucium tangannya. “Anak ini siapa ya? Kok ibu belum pernah lihat?”. Akupun menjawabnya “Saya kakak angkat Dewi, bu!”, sang ibu terlihat keheranan “Kakak angkat? Kenapa Dewi tidak pernah bercerita yah kalau punya kakak angkat, saya kan ibunya!” Saya pun tersenyum lalu menjawab “Ceritanya panjang bu, nanti saya bisa ceritakan” Ibu tersebut tersenyum lalu mengajakku masuk “Ayolah kalau begitu masuk dulu!”, namun aku ingin duduk di teras saja, kebetulan di teras itu ada kursi yang terbuat dari kayu.

Dari dalam rumah kulihat seorang lelaki tua berjalan sambil duduk (ngesot) “Siapa itu yang datang bu?” Sang ibu menjawab “Ini lho katanya kakak angkatnya Dewi”. Melihat bapak tersebut aku sambut lalu aku tuntun dengan sedikit menggendong, lalu kududukan bapak tersebut di sampingku, Bapak itu berkata “Saya bapaknya Dewi, nak, ada keperluan apa anak mencari Dewi?” , Saya menjawab tenang “Dewi itu adik angkat saya pak, jadi wajar bila saya main kemari kan?. Ibu Dewi menjawab “Dewi adalah anak yang paling besar nak, ibu ini sakit jantung, bapak menderita lumpuh, itu adik-adiknya dewi ada 5, jadi 6 bersaudara, Dewi lah yang selama ini menghidupi kami semua, maka kami memohon agar Dewi selalu diberikan kesehatan, dilindungi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dilancarkan segala rezekinya”, akupun menjawab “Aamiin” . Lalu aku bertanya Dewi ada atau tidak, sang ibu menjawab “Dewi sedang keluar, mungkin sebentar lagi juga pulang.”

Kami terlibat obrolan hangat dihiasi sesekali tertawa bersama, lalu aku bertanya “Apakah Ibu tahu dimana Dewi bekerja?”. Mendengar pertanyaan tersebut keduanya justru mengajukan pertanyaan kepadaku “Kami tidak tahu nak, itulah yang kami selalu pikirkan dan risaukan, selama ini Dewi tidak pernah bercerita dimana ia bekerja, Dewi selalu keluar selepas Maghrib dan pulang larut malam, terkadang sampai menjelang pagi, kami takut Dewi melakukan hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah, nak, tetapi Dewi mempunyai niat dan tekad untuk memperjuangkan kehidupan kami, membelikan obat untuk ibu, menafkahi kebutuhan makan kami sehari-hari, membiayai adik-adiknya sekolah, sangat besar pengorbanannya sehingga Ibu tidak sanggup untuk menanyakan pekerjaannya, nak”.

Akupun tersenyum “Berarti belum pernah diberi tahu dimana Dewi bekerja, hmmm.” Sang ibu menatapku dengan serius, “Belum nak, kalau anak tahu dimana Dewi bekerja, tolong beri tahu kami”, aku menghela nafas dalam-dalam “Dewi bekerja di apotik yang ada di tengah kota ini bu, kenapa Dewi berangkat selepas magrib, itu karena shif nya kebagian jam 20.00 dan kenapa pulangnya larut malam atau sampai menjelang pagi itu karena apotik dimana tempat Dewi bekerja sangat laris karena lengkap obat-obatannya, jadi karena kemalaman mobil sudah tidak ada yang beroperasi, Dewi hanya mengandalkan ikut temannya yang punya kendaraan."

Kedua orang tua tersebut mangut-manggut “Pantas saja nak, memang terkadang Dewi diantar dengan menggunakan mobil ataupun motor, kalau mobil berhentinya jauh di jalan besar sana, kalau motor terkadang sampai depan rumah ini, syukurlah, berarti Dewi mencari nafkah bukan dari perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah”. Setengah jam kami bersenda gurau tiba-tiba Dewi datang, ku lirik Dewi mencangking dua plastik yang satu terlihat seperti makanan yang satu lagi aku tidak tahu, yang jelas dia begitu pucat melihat diriku, Dewi mendekatiku lalu menunduk “Abang kesini kok nggak ngasih tahu terlebih dahulu.” Entah kenapa Dewi mencium tanganku, akupun tersenyum “Abang sudah setengah jam ngobrolnya, Dewi.” Sang ibu tiba-tiba berdiri sembari mengambil 2 bungkusan yang Dewi bawa, “Sudahlah ibu sama bapak masuk dulu yah, ini Dewi membelikan obat untuk ibu karena sudah habis tadi malam, dan yang satunya pasti makanan, Dewi bilang barusan dapat rejeki, bonus dari pak bos, pokoknya malam ini kita makan bersama.”


Dewi yang duduk di sampingku langsung menunduk, entah kenapa aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri, dengan santai ku usap rambutnya sambil tersenyum. Sang ibu sempat melihat kelakuanku justru tersenyum melihat keakrabanku dengan Dewi. Dewi berbisik “Abang, malu tuh dilihat ibu, Dewi tuh terkenal pemalu tahu !”. Aku justru menjawabnya dengan tawa dan ledekan “Cie-cie pemalu yaah”. Saat tinggal kami berdua. Dewi bertanya kepadaku “Abang sudah cerita banyak dengan ibu, apakah abang bercerita banyak tentang Dewi?” degan senyum kecil kupandangi Dewi, “Abang sudah banyak bercerita tentang Dewi, bahkan pekerjaan Dewi.” Dewi melebarkan kedua matanya tanda terkejut “Yaa Allah, Abang, (setengah menangis) ibuku sakit jantung, Bang, pasti dia akan mati kalau tahu apa pekerjaan Dewi!”, akupun tersenyum kembali “Buktinya ibu senyum-senyum dan tertawa saat ngobrol bersama abang.”

Dewi menatapku “Tidak mungkin Bang, Ibu sangat membenci pekerjaan yang tidak diridhoi oleh Allah !” akupun menjawab “Abang bilang pekerjaan Dewi tuh di apotik !!”. Lagi-lagi kulihat Dewi menunjuk menandakan bahwa sebenarnya dia adalah orang yang pemalu. Saat azan berkumandang, akupun masuk ke dalam rumah sangat sederhana tersebut, kulihat bentangan tikar dengan 1 sejadah di depannya tanda tuan rumah tersebut ingin menunaikan ibadah Sholat Magrib, Mengimami keluarga baru terasa lebih hikmat dan sayup-sayup terdengar suara isakan, isakan Dewi yang entah apa itu, akupun tidak ingin banyak mencari tahu.

Usai sholat Magrib kami makan bersama, malam itu aku berbincang-bincang dengan Dewi, ada hal yang saat itu kutakutkan dan ternyata kujumpai, yaitu kata-kata Dewi bertobat bilasaja ada seorang yang mau menjadi imam baginya. Saat itu aku hanya memberi sebuah nasehat. "JANGAN TUNGGU MENDAPATKAN IMAM LALU DEWI BERTOBAT, BERTOBATLAH DULU, LALU YAQIN BAHWA ALLAH SWT AKAN MENDATANGKAN SEORANG IMAM UNTUK DEWI."

Malam itu aku pamit dan mendapatkan hikmah Al Insanu Sirri wa Ana SirruHu, yah manusia pasti memiliki rahasianya sendiri-sendiri dan Allah adalah pemegang Rahasia tersebut, terkadang orang lain memandang seseorang sebagai iblis namun adapula yang menganggapnya sebagai malaikat.


Selama 2 bulan aku bersilaturrahim ke rumah Dewi sembari mengajarkannya ilmu-ilmu agama. Aku senantiasa berdoa untuk Dewi agar mendapatkan hidayah dari Allah. (Sedikit melompat waktu, saat 3 tahun aku kembali ke Bangka, Dewi tidak kujumpai di lingkungan diskotik dan hotel, aku bertanya kepada orang-orang di diskotik bahwa Dewi sudah punya usaha sendiri, membuka sebuah Apotik dan memakai busana muslimah) Subhanallah wal Hamdulillah, Jazakillahu khoir Dewi.   



BERKACALAH DARI PRILAKU IBLIS, KAWAN



Penugasan di Pulau Bangka membuatku mengerti sebuah peradaban dan kebudayaan baru, dimana antara pribumi dan China benar-benar seimbang, sampailah suatu ketika Danton Satgas mengajakku berjalan-jalan sembari patroli dengan menggunakan seragam dinas, mengendarai morot RGR kamipun mulai melihat situasi tempat-tempat rawan, di sebuah perempatan sebuah mobil Taft mengambil jalur jalan kami dan hampir menabrak kami berdua, kami sepontan berteriak “HOOOYYY!!!”. Si pemilik mobil Taft keluar dengan wajah garang dan tidak merasa bersalah sedikitpun, bahkan dalam berkata-kata ia menunjukkan rasa tidak sopan, padahal kami memakai seragam TNI, aku turun dari motor yang kami kendarai, membayangkan bagaimana bahayanya sikap pengendara mobil yang bisa saja mencelakakan pimpinanku membuat darahku mendidih, saat ucapan kotornya masih terlontar ku pegang kerah baju orang tersebut, cengkraman kekerah bajunya kulakukan dengan 4 jari dengan jari telunjuk ku tekankan ke tengah-tengah diantara tulang pundak, tepatnya di bawah tenggorok, orang itupun langsung berhenti berbicara karena nafasnya tersumbat.

Beberapa detik kemudian aku lepaskan cengkramanku, saat ku lepaskan kembali ia berucap, bahwa ia adalah seorang sopir China kaya di Pulau Bangka, dengan mata tajam aku berkata “Wahai sobat, kamu baru menjadi sopir seorang China sudah berani mencaci maki Abdi Negara, bahkan kesalahanmu kamu banggakan dengan kesombonganmu, ingatlah sobat, IBLIS karena kesombongannya saja terusir dari syurga, sedangkan kamu masuk syurga saja belum sudah sombong” , Ucapanku tidak didengarnya, justru ia mengancam akan melaporkan kepada majikannya. Dengan membaca Bismillah aku dorong dadanya sampai menatap pintu mobil Taft, lalu ku tendangkan tendanganku ke pintu mobil tersebut, memang aku belum ingin membuatnya sakit, jadi ku arahkan tendanganku ke mobil Taft tersebut, tanpa ku duga, pintu mobil itu meresak ke dalam, tendanganku mirip sekali dengan rusaknya pintu tertabrak sebuah mobil Fuso, melihat itu mata orang tersebut terbelalak dan mulai berkeringat, Danton Satgas yang berada diatas motorpun ikut turun, lalu tangan sang danton meninju spion mobil Taft tersebut, Spion itupun langsung terlepas dari tempatnya, Danton berkata agar orang itu untuk melaporkan ke majikannya bila tidak terima.

Benar saja, 3 hari setelah kejadian tersebut, Dandim Bangka memanggil Danton dan saya untuk menghadapnya, kebetulan Danton sedang Dinas kusus, maka saya menghadap sendirian, di ruangan Dandim tersebut saya dikatakan sebagai orang yang arogan, di ruangan tersebut seluruh Perwira Seksi beserta Danramil Jajaran Kodim duduk memandangi wajah saya. Dengan tenang saya menjawab, “Saya bukan sok jagoan disini Komandan, saya ditugaskan oleh Satuan saya sebagai Satgas Pengamanan Pulau Bangka, maka siapapun yang melanggar aturan akan saya hadapi!”. Tampaknya Dandim tidak terima dengan jawaban saya, Beliau membentak sambil berkata bahwa laporan tentang arogansi saya sudah dilaporkan ke Pangdam II/Sriwijaya, dan saya diberitahu bahwa saya harus menghadap Asintel Kodam II/Sriwijaya, sambil sedikit tersenyum mengejek Dandim bertanya apakah saya berani menghadap As Intel. Sekali lagi dengan tenang saya menjawab, “Siap, setiap hari saya menghadap Allah SWT, 5 kali Komandan, jadi As Intel bukan hal yang menakutkan bagi saya untuk saya hadapi!” . Seluruh mata para Perwira yang ada di ruangan tersebut memandang tajam kepada saya, mungkin pada jengkel, melihat itu saya balas memandang mereka tajam-tajam dengan satu persatu saya pandangi, ada di antara mereka yang menunduk, saya menjelaskan bahwa siapapun yang membahayakan seorang Abdi Negara yang sedang mengemban tugas maka mereka harus ditindak tegas.

Melihat perlawanan saya, Dandim Bangka memerintahkan saya untuk keluar dari ruangannya, sayapun memberi hormat dan meninggalkan ruangan tersebut, Allah memang Maha berahasia, saat keluar ruangan kaki saya tanpa sengaja menyenggol pintu kaca tersebut, anehnya pintu tersebut pecah berkeping-keping dengan suara yang keras, tanpa menoleh saya mendengar suara Dandim memaki-maki saya, tetapi saya berjalan dengan santai keluar dari ruangan yang saya anggap sebagai bukti bahwa ada seorang China yang kaya dan suka melapor sepihak tanpa mencari keterangan yang sebenarnya.


Kejadian tersebut saya laporkan kepada Danton, Danton hanya tersenyum, satu minggu kemudian kami berdua di bebas tugaskan dari tugas Satgas, kami berdua mendapatkan perintah untuk sekolah Meriam 155 MM Field Howitzer di Cimahi Bandung dan lanjut ke Singapore. Pulang dari tugas belajar Surat Perintah untuk menjaga PT Mitra Ogan OKI menanti saya, disana saya diberi tanggung jawab sebagai Komandan Regu Pengamanan yang tugasnya mengamankan dari bahaya perampokan bersenjata api yang marak terjadi …. Senyum tetap mengembang saat Komandan Batayon berkata “Sang Sukma Layang, dirimu suka dengan kekerasan, maka di wilayah pengamananmu yang baru banyak sekali kekerasan, laksanakan tugas Satuan dengan sebaik-baiknya!”  dengan suara lantang saya berkata “SIAP”  




NAMANYA RINI

Pulang dari Satgas Bhatara aku mampir ke Kota Palembang, Menengok bapak angkatku, kenangan saat masuk TNI yang mengesankan, saat refreshing tersebut aku diajak jalan-jalan ke Pusat Perbelanjaan International Plaza, sesampai super market tersebut aku luangkan jiwaku untuk menikmati pemandangan lalu lalang pembeli dan pembelanja, sedang asyik-asyiknya aku melepaskan penat tugasku kulihat sepasang kekasih menghampiriku, sang lelaki terlihat begitu hormat kepadaku, sang wanita melambaikan tangannya untuk berjabat tangan dengan ku, wanita tersebut tersenyum memandangiku lalu mencium tanganku saat bersalaman, aku tertegun dan memperhatikan keduanya.

Setelah ku perhatikan akhirnya aku ingat siapa ia “Subhan Allah, ini dik Rini ya?” tanya ku, wanita itu tersenyum dan menjawab “Mas Sukma Layang lama tidak bertemu mas”, lalu aku dipaksa mereka untuk ikut ke rumahnya, kulihat di parkiran super market tersebut sebuah mobil mewah dengan sopir yang menyambut kami, Akupun dibawa mereka ke rumah merek, Maa Syaa Allah… di kota besar dengan rumah yang besar pula, halamannyapun luas menandakan bahwa mereka dari kalangan yang bisa di katakan berada, di ruang tamu yang megah ku lihat foto Rini dan laki-laki yang bersamanya, ukuran fotonyapun sangat besar dengan bingkai mewah, aku tersenyum memandangnya.

Di sudut ruangan tersebut sang lelaki berfoto dalam keadaan dinas lengkap TNI AD, hanya hitungan menit aku di ajak mereka makan, di ruangan makan aku menjadi takjub karena disana ada ukuran foto yang besar sekali dan lebih mewah, foto seorang ibu tua dan di samping foto tersebutlah yang membuat aku bergetar, yaah itu foto ku, foto yang kuberikan kepada Rini sewaktu aku main kerumahnya.

Saat makan bersama akupun teringat bagaimana pertemuanku dengan Rini.

Tahun-tahun awal aku berdinas di Batalyon Armed 15-76/Tarik aku berkumpul di aula Pemda Kabupaten Baturaja, Kami terdiri dari TNI, POLRI, Pemda, Guru dan siswa-siswi SLTA se Kabupaten Baturaja berkumpul untuk mendapatkan pengetahuan bahaya narkoba oleh Kapolda Sumbagsel, pada kesempatan itulah aku melihat gadis cantik berpita putih berambut panjang, Maa Syaa Allah cantiknya gadis itu, dia terlihat anggun karena pendiam, maka sekali senyum membuat jantungku deg-degan, teman disampingnya melihatku sambil berbisik ke gadis tersebut, gadis itupun tersenyum melihat aku gerogi karena ketahuan curi-curi pandang.

Selesai acara tersebut aku mendekati temannya dan minta no telephonnya, temannya pun memberikan secarik kertas dengan sebuah nama dan no telephon, sejak saat itu aku sering menelphonnya, sampai saatnya aku bertekad mencari alamat yang ia berikan, Tidak membutuhkan waktu yang lama sampai di depan rumahnya, sebuah perumahan kecil sederhana, ku ketuk dan ku ucapkan salam. Saat itu yang membukakan pintu seorang bapak berwajah garang, tanpa senyum ia mempersilahkan aku duduk setelah tahu bahwa keperluanku mencari (ku tebak anaknya), tidak beberapa lama, yang ku cari akhirnya menemuiku, aku berusaha menyembunyikan terkejutku karena ternyata nama yang kucari adalah Rini teman si pita putih, hatiku mengucapkan Subhan Allah, jadi selama ini Rini itu bukan sipita putih, hehehe berarti candaanku bisa-bisa disalah artikan olehnya, namun demi menjaga perasaan Rini, aku tetap menunjukan keakraban seperti layaknya sewaktu ku telephon.

Akhirnya aku menjadi pendengar setia curhat si Rini, dan Rini bercerita kepadaku bahwa yang kujumpai tadi bukan ayahnya, Rini adalah pembantu rumah tangga keluarga tersebut, Rini bercerita ia kabur dari rumahnya di Batu Marta karena lulus SMP orang tuanya tidak sanggup menyekolahkan ke jenjang berikutnya dan memutuskan untuk di nikahkan dengan orang satu kampong dengannya, demi sekolah maka Rini kabur lalu bertemu dengan orang yang mau menerimanya untuk bekerja, sebagai gantinya Rini dibiayai sekolahnya, anggap saja itu sebagai upah Rini bekerja disana, Rini bertanya apakah aku menyesal atau malu bertemankan seorang pembantu, aku tersenyum sambil berkata “Dik, kemulyaan manusia itu adalah saat anugerah dari Allah SWT kita syukuri, apapun bentuknya”.

Jawabanku membuat kami menjadi akrab, dari cerita-cerita itulah kutahu Rini suka kepadaku, sehingga ia memberikan no telphonnya dan bukan no telephon sahabatnya, keikhlasan Rini akhirnya dibuktikan kepadaku dengan mempertemukanku dengan gadis pita putih yang ternyata bernama Isyana, dari pertemuan itu aku tertegun melihat betapa banyaknya pacar Isyana, pendiam ternyata menghanyutkan hehhee yah maklum memang orangnya cantik jadi wajar saja kalau banyak yang naksir, aku dan Rinipun akhirnya pulang, lalu aku berangkat ke pulau Bangka Belitung untuk Satgas Bathara, Air mataku menetes saat Rini membelikan diriku baju koko untuk sholat, ia menangis mengingat akan jauh dari ku, akupun menangis, semua karena sebuah hikmah pelajaran yaitu betapa seorang yang jauh memiliki kemampuan dalam ekonominya dibandingkan dariku justru memberikan hadiah kepadaku, sejak saat itu aku selalu pakai baju koko tersebut untuk sholat setiap hari sampai  koko tesebut hancur karena seringnya kupakai.

Selama aku di Bangka itulah ternyata Rini mengalami tragedi yang berat sampai ia memutuskan untuk bunuh diri, namun mengingat akan kebaikanku kepadanya akhirnya ia memutuskan untuk melarikan diri dari rumah majikannya, ia dituduh oleh majikannya mencuri uang, Rini melarikan diri tanpa tujuan, dan Allah SWT Maha Pemegang Rahasia, sampailah Rini ke Kota Palembang, Kota yang ia sendiri belum tahu situasi dan kondisinya, juga tanpa sanak dan saudara,  sampai pada akkhirnya Allah mentaqdirkan Rini berjumpa dengan seorang nenek yang ia tolong saat hendak menyeberang jalan raya, nenek itulah yang fotonya disamping fotoku.

Allah Maha Agung, ternyata nenek itu Milyader kaya sebatang kara,  Rini diangkatnya menjadi anak dan menjadi pewaris tunggal karena setiap hari merawat nenek tesebut, Setiap hari Rini mencariku sampai akhirnya bertemu Anggota Hubdam II/Swj, yang kini menjadi calon suaminya, Rini banyak bercerita tentang diriku kepada calonnya itu yang membuat calon suaminya hormat yang berlebihan kepada ku, setelah makan, di ruangan tamu Rini berkata “Mas, sudikah mas menjadi suami Rini, semua Rini lakukan untuk membalas jasa-jasa mas, memberikan nasehat, doa, sampai Rini berhasil menghindar dari perbuatan tercela bunuh diri di saat-saat pada situasi kehidupan yang sangat sulit”. Akupun tersenyum sambil kulirik sang calon yang tertunduk pasrah “Dik,  Sesungguhnya semua ini adalah Anugerah Allah, bukan karena mas atau manusia lainnya, namun ini adalah buah amal dan kesabaran dirimu, dan maaf mas juga sudah ada orang yang menambat hati ini.” Rini memandangiku lalu memohon kepadaku untuk menerima setengah harta yang ia miliki, Aku tersenyum lalu berdiri memegang pundak laki-laki calon Rini “Mas, jaga adikku” diapun berkata “SIAP”. Aku kembali berkata “Allah SWT tidak pernah salah dalam memilih hamba-Nya”. Lalu aku pamit kepada mereka berdua meninggalkan rumah megah yang berhiaskan taman indah dan 8 mobil mewah di gerasinya.



PENGAMANAN PT. MITRA OGAN


Sepulang dari Sekolah Meriam 155 MM FH 2000 saya langsung menerima Surat Perintah untuk menjadi Komandan Regu Pengamanan PT. Mitra Ogan, saat itu situasi sedang marak-maraknya perampokan, dan PT tersebut setiap bulannya harus mengeluarkan uang dalam 1 bulannya 2 kali, Gajian Karyawan dan Gajian Plasma, Gajian Karyawan saat itu mencapai 3 Milyar dan gaji Plasma bisa 2 kali lipat atau bahkan 3 kali lipatnya.


10 bulan saya mengemban tugas tersebut, hidup di tengah-tengah kebun sawit yang jauh dari pemukiman warga, hari demi hari ku lalui dengan menghibur diri berolah raga dan memanjangkan waktu berdzikir. Siang itu entah kenapa saat bertaffakur tiba-tiba ada seorang tua berpeci lusuh mampir ke Pos Istirahatku, beliau mencari anggotaku, dan saya menjawabnya tidak ada, melihat penampilan lusuh orang tua tersebut saya menjadi iba, ingin saya membantunya tapi saya tidak punya hubungan dengannya, saya sempat mengingat bagaimana riwayat saat orang bersodaqoh dengan ikhlasnya maka Allah SWT akan membalas 10 kali lipat.

Entah kenapa hatiku menjadi bimbang, tanpa saya sadari saya mengucap lirih dalam hati : "Yaa, Allah Yang Maha Besar, aku tahu hatiku iba kepada orang ini, namun aku merasa tidak memiliki hubungan sama sekali dengannya, mohon izinkan aku melihat Janji MU yaa Allah, semua hanya untuk tambah keyakinan saja dalam hatiku" . Akupun mendekati orang tua tersebut, ku buka dompetku kuberikan ia uang Rp. 10.000,- walau sang orang tua tersebut menolak saya tetap memaksakannya. Tidak lama orang tua tersebutpun pamit kepadaku. Saya melihat kepergiannya, hatiku berdebar bukan karena apa-apa, tetapi saya sedang bermain taktik dengan Sang Maha Penguasa Jagad ... ALLAH SUBHANA WATA'ALA ...


Baru sejenak orang tua tersebut menghilang dari pandanganku .. Satpam PT dengan mengendari motor menghampiriku, beliau bilang saya di panggil Bos ADM, saya bertanya ada keperluan apa, namun sang Satpam menjawab tidak tahu. Sayapun memakai Pakaian dinasku lalu ikut dibonceng Satpam menemui Bos ADM. Sesampainya disana kulihat Bos ADM sedang mengobrol dengan rekannya di halaman asrama rumahnya, beliau memakai celana pendek, kedatanganku tidak ia hiraukan, hampir 20 menit berlalu, saya tetap menunggu petunjuk beliau. 

Setelah selesai mengobrol tamu beliaupun pulang, beliau memanggilku lalu merogoh saku celana pendeknya lalu memberikan uang sebesar Rp. 10.000,- saya bediam diri dan belum mau mengambil uang tersebut, saya mohon petunjuk apakah ada perintah yang harus saya laksanakan, namun dijawab  tidak ada lalu memberikan uang Rp. 10.000,- tersebut dan beliaupun meninggalkanku masuk ke dalam rumahnya. Satpampun mengantarkan ku ke Pos, sesampainya di dalam pos saya bersujud sembari beristighfar kepada Allah SWT, dalam lirih do'a aku ucapkan ... "Yaa Allah Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, hatiku kotor dan tidak ikhlaspun, Engkau balas dengan ganjaran yang seimbang, aku memohon kepada MU agar Ikhlas Engkau limpahkan kepada ku".  Yah Ainul Yaqin ... saya sudah membuktikan janji Allah SWT saat itu bahwa DIA adalah Dzat yang Maha Tepat atas segala janji-janji Nya dengan ainul yaqinku.. Allahu Akbar wa Lillahilhamd


Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . (Al Baqarah (2) : 261)


Kala itu mendekati gajian Plasma saya mendapatkan perintah untuk mempersiapkan pengamanan dan pengawalan pengambilan uang yang cukup besar, 6 Milyar uang yang sangat banyak pada tahun tersebut, 6 mobil dipersiapkan. Entah darimana datangnya ada seseorang yang tidak saya kenal menemuiku, dia mengaku sebagai utusan orang yang akan merampok rombonganku, kedatangannya adalah untuk bernegosiasi kepadaku agar saat pengambilan gaji plasma mereka akan menghadang kami namun tidak ingin berhadapan dengan pasukanku, 30 % dari 6 Milyar ditawarkan untuk bagian ku, dia menyebutkan kelompok yang akan merampok berjumlah 7 orang bersenjata api 4 pucuk dan 3 orang senjata tajam.

Saya tersenyum kepada orang tersebut, saya hargai keberaniannya sebagai seorang caraka, azas praduga tak bersalah mungkin masih ada padanya karena orang tersebut datang tidak membawa senjata apapun, sayapun bertanya bagaimana sekenario yang akan mereka laksanakan, dia menjelaskan besok silahkan saja terjadi baku tembak namun intinya tidak ada yang terluka dan yang paling penting uang akan mereka bawa. Saya berdiri seraya menjawab tegas "Sampaikan kepada kelompok mereka, besok silahkan rampok rombongan kami, dan jangan segan-segan untuk menembak kami karena besok saya dan pasukan saya tidak akan segan-segan menembak kepala mereka, TIDAK ADA NEGOSIASI ANTARA PERAMPOK DAN PASUKAN PENGAMANAN" .

Melihat saya berkata dengan nada tinggi orang tersebut segera berpamitan dan pergi meninggalkan pos tempatku berada. Walau gaji saya dari perusahaan hanya Rp. 30.000,- 1 bulannya kala itu namun sudah cukup bagiku tidak 30 % dari 6 Milyar namun dari cara yang memalukan. Malam itu saya sholat hajad dan paginya saya kumpulkan anggotaku, saya cek magazin para anggota, 3 butir peluru hampa paling atas, 3 butir peluru karet setelahnya dan 10 butir peluru tajam di bawahnya. Saya memerintahkan agar satu magazin itu saja yang memenuhi protap sedangkan 2 magazin cadangan ku perintahkan untuk diisi peluru tajam semua. Saya breefing tentang cara pengamanan lalu memimpin doa untuk keselamatan diriku dan 4 anggotaku. "Kalian Prajurit kebanggaan Satuan, jangan ada yang takut mati demi tugas mulya, dan jangan ada yang menjadi penghianat saat kejadian, karena saya tidak tahu apakah diantara kalian berempat ada yang dinegosiasi dengan orang yang menemuiku!" ke empat anggotaku berteriak 'SIAP'

6 Mobil bergerak dengan taktik pengamanan yang tidak bisa saya jelaskan disini. Subhan Allah wal Hamdulillah hari itu pengambilan dana gajian plasma berhasil sukses dalam keadaan aman dan tertib, sempat saya berfikir apakah pola ini selalu dipakai oleh para perampok di negara ini ?

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS Annisa : 58)       





PERSIAPAN BERANGKAT TUGAS TATOLI III TIMOR TIMUR


Tibalah saatnya, saya dipanggil menghadap Komandan Bataliyon Armed 15-76/Tarik bersama senior saya yaitu Sertu Luud Guntono, sesampainya di ruangan Danyon kami berdua mendapatkan pengarahan yang sangat serius, "Kusus untuk kalian berdua, kalian saya anggap sebagai Anggota terbaik Bataliyon ini, bukan maksud saya membuat kalian susah tetapi ini demi kemajuan Satuan kita, kalian saya perintahkan untuk menjadi panutan anggota lainnya, bimbing mereka!" Danyon berkata dengan lembut dan penuh kehati-hatian.


Setelah beberapa lamanya akhirnya barulah saya tahu bahwa saya dan senior saya akan diberangkatkan tugas ke daerah Timor Timur (saat ini bernama Negara Timor Leste) dan setelah melihat daftar anggota yang akan kami bawa terlihat hampir rata-rata merupakan anggota kelas berat, dari segi kenakalan dan kedisiplinan, mungkin Danyon berfikir para anggota yang sulit dikendalikan bisa belajar ilmu kehidupan dari tugas operasi. Kami berdua berteriak tegas 'Siap Komandan'. Lalu kami berdua diperbolehkan mengajukan cuti persiapan berangkat Pra Tugas di Bataliyon Infanteri 144/Jaya Yudha Curup Bengkulu. Sebelum keberangkatan cuti Sertu Luud memberikan motivasi kepada para anggota yang namanya sudah di SPRINKAN untuk berangkat tugas, selanjutnya saya menambahkan secara kerohaniahan keagamaan, saya lihat para anggota mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke medan operasi Timor Timur.



AKU BERPAMITAN KEPADA MURID-MURID MENGAJIKU DI MASJID TAQWA

Kecintaanku kepada lingkungan Masjid, menjadikan diriku senantiasa ke Masjid Taqwa Bataliyon Armed 15-76/Tarik, disana bila tidak ada dinas kusus kuhabiskan waktuku saat berada di Makoyonarmed 15. Allah SWT menghiburku dengan adanya anak-anak dari Anggota Batalyon yang ingin mengaji.

Anak kolong ... itulah sebutan untuk anak tentara, masih kecil sudah pada berani dan luar biasa super tingkah lakunya. Yang jelas butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Mengajari mengaji umur anak antara 8 sampai 10 tahun bukanlah hal yang mudah, pelajaran akhlakul karimah agar sopan kepada orang tua sebagai target utama, dimulai dari mencium tangan orang tua saat berangkat dan pulang mengaji, nurut dan tidak membantah serta rajin belajar itu harus menjadi tolok ukur sebuah perubahan sikap orang yang mengaji ilmu agama.

Sundari, Netty Liana, Indri Hastari, Maharani Puji Lestari, Adi, Ryan, Nelly Uswatun Hasanah dan beberapa lagi yang aku lupa namanya, karena aku harus berangkat ke Timor Timur maka niatku untuk pamit kepada mereka, seperti yang aku duga, mereka semua menangis, mendoakan agar aku tidak jadi berangkat, doa-doa mereka dengan sangat keras dan lantang mereka panjatkan kepada Allah SWT agar aku tidak jadi berangkat, namun aku memberi pengertian kepada mereka agar bisa menerima sebuah perjalanan hidup, maka iringilah kepergian guru dengan doa yang baik agar selamat dan bisa berkumpul kembali. Dengan linangan airmata mereka akhirnya mendoakan diriku. Subhanallah wal Hamdulillah.

SEDIKIT MEMORI SAAT BERSAMA MEREKA

Malam itu ba'da Isya seperti biasa aku tausiyah sedikit, namun di luar mendung teramat tebal menandakan akan segera turun hujan, akupun memberikan amalan Bismillahirrahmanirrahim dibaca 3 kali dengan menutup mata dan menahan nafas dengan penuh keyakinan akan membuat doa kita lebih cepat terkabul, belum selesai tausiyah diakhiri hujan turun sangat lebat sekali, salah satu murid ada yang bertanya bisakah Bismillahirrahmanirrahim dijadikan doa menghentikan hujan, aku dengan tersenyum menjawab In Syaa Allah bisa, tanpa kuduga mereka berteriak bersama-sama agar aku membuktikan ucapanku. Dengan memohon kepada Allah SWT akhirnya aku mengajak mereka menuju bibir pintu masjid, lalu aku ke teras masjid dan menyentuhkan telapak tanganku ke air hujan yang turun dari atap Masjid.

Ku pejamkan mataku, lalu menahan nafas lalu ku lafadzkan Bismillahirrohmanirrohim 3 kali, aku berdoa agar Allah SWT meridhoiku untuk penanaman keyakinan kepada mereka. Subhanallah hujan mereda dan berhenti, semua murid yang berada di pintu masjid bersorak gembira, tidak berselang waktu yang lama masing-masing orang tua mereka menjemput dengan membawa payung.

Aku menjadi terkejut karena mereka tidak ada yang mau pulang dijemput orang tuanya masing-masing, mereka menjawab bahwa mereka akan diantar oleh guru mereka, akhirnya para orang tuapun meninggalkan masjid. Hanya hitungan menit hujan kembali turun dengan lebatnya, saat itu mereka minta agar hujan dihentikan karena mereka ingin pulang, Yaa Allah, bisakah aku dua kali mencobanya ??? aku putuskan agar mereka yang melakukannya, semua murid keluar menuju teras masjid lalu menyentuhkan tangan mungil mereka ke air hujan, lalu ku lihat mereka menahan nafas seraya berdoa.

Maa Syaa Allah hujan mereda dan berhenti, situasi itu aku manfaatkan untuk mengajak mereka pulang, dengan mengantar satu persatu akhirnya murid-murid berhasil pulang dengan hujan yang berhenti, 10 langkah saat kembali dari rumah murid terakhir, hujan kembali turun dengan lebatnya, tidak ada niatan sama sekali diri ini untuk berlari, hujan lebat itupun akhirnya membasahi seluruh tubuhku, aku tersenyum seraya berdzikir menikmati selimut air hujan yang mengguyur tubuh ini .... menikmati indahnya payung Ridho yang menahan turunnya hujan saat aku mengantar murid-muridku hingga ke rumahnya masing-masing.


ORANG GILA YANG MISTERIUS



Selepas Sholat dhuhur saya niatkan pulang ke kampung halaman saya dengan menggunakan transportasi kereta api ekspress, maka saya menuju ke stasiun Martapura untuk menantikan kedatangan Kereta Api. Di pinggir halaman stasiun saya bersama-sama calon penumpang lainnya menunggu kereta datang, dengan pakaian dinas lengkap dan baret coklat saya merasa orang-orang di sekeliling saya memperhatikan, namun mungkin itu perasaan saya saja, yang jelas saya sudah tidak sabar menanti datangnya kereta. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba datang orang gila berpakaian compang camping menghampiri saya, orang gila tersebut menyodorkan tangannya sambil meminta “Jaluk duite sewu” (minta duitnya seribu), saya sempat berfikir, mengapa orang gila ini menghampiri saya, sedangkan di stasiun itu banyak sekali orang yang mungkin bisa didekati oleh orang gila tersebut, tanpa banyak menimbang apa yang sedang terjadi akhirnya saya meraih saku celana belakang dan mengambil dompet dari dalamnya, semua uang yang di dalamnya tidak ada yang Rp. 1000,- yang terkecil Rp. 5000,-, saya ambil uang Rp. 5000,- tersebut dan saya berikan kepada orang gila tersebut dengan harapan agar ia cepat berlalu, wajah orang gila tersebut menunjukan ketidak-sukaan, orang gila tersebut berkata “Aku ki jaluk sewu, dudu lima ngewu” (saya ini minta seribu, bukan lima ribu) Saya tersenyum melihat kebodohan orang gila tersebut, tetapi namanya juga orang gila, “Ini adanya Rp.5000,- pak, dan nilainya lebih besar dari Rp. 1000,-“ namun orang gila itu berkata kembali “Sewu yo sewu, ojo di wei lima ngewu!!” (seribu ya seribu, jangan diberi lima ribu) “Tapi saya tidak punya Rp.1000,- pak” jawab saya, orang gila tersebut menatap wajah saya dalam-dalam lalu ia berkata “Iku nang sak baju mu blah kiwo” (itu di saku baju sebelah kiri mu).

Saya berfikir sejenak, saya sangat tahu betul kedua saku baju dinas saya tidak ada uang sama sekali, saya memandang orang gila tersebut dengan tatapan tajam dan saya memperhatikan betapa banyak orang di stasiun itu memandang (mungkin) bahwa saya adalah orang yang bodoh, bagaimana tidak Tentara berpakaian dinas lengkap, kekar dan berwibawa harus mengikuti ocehan orang gila. Namun saya berfikir lebih baik saya mengalah, toh menang atau kalah menghajar orang gila ini toh sama saja, saya yang jatuh harga dirinya, orang gila kok diladeni, saya membuka kancing saku sebelah kiri, di dalam hati saya berniat untuk menunjukan bahwa saku saya memang benar-benar kosong, saya raba saku tersebut, betapa terkejutnya saya karena jari tangan kanan saya menyentuh sebuah lipatan kertas, saya ambil lipatan kertas tersebut dan mata saya langsung terbelalak, saya melihat uang Rp. 1000.- di sela jari saya “ Bagaimana ada uang Rp. 1000, di saku ini?” saya berfikir. Namun keterkejutan itu saya tepiskan karena bila saya berikan uang ini maka orang gila tersebut pasti akan berlalu dari hadapan saya. 

Orang gila tersebut sangat bergembira menerima pemberian saya, ia melompat lompat kegirangan, beberapa kali orang gila tersebut menciumi uang Rp. 1000,- itu, ia berteriak-teriak “Sewu… sewuuu…” (seribu… seribuuu) lalu orang gila tersebut mendekati saya sambil berkata “Cepoto baretmu!!” (lepaskan baretmu) Saya menjawab “Untuk apa pak?” orang gila tersebut menjawab kembali “Arep tak idoni bun-bunanmu!!” (mau saya ludahi ubun-ubunmu). Saya terkejut dan sempat berfikir bagaimana martabat seorang Anggota TNI dihadapan orang lain bila orang gila ini meludahi kepala saya. Namun saya tekan nafsu saya sembari berfikir “Ikuti saja Sang Sukma Layang!! Untuk apa kau pikirkan orang lain, toh kamu juga tidak mengenal mereka semua, juga mereka semua tidak mengenal dirimu!!” akhirnya saya lepaskan baret saya, orang gila itu mendekat lalu berkata “Dingkluk o!!” (menunduklah) , Sayapun menunduk, Tinggi saya 170 cm memang tidak akan bisa dijangkau oleh orang gila di depan saya maka saya pasti harus menunduk, sambil menunduk saya pasrah tentang apa yang akan dilakukan orang gila terhadap saya. 

Kedua bahu saya dipegang oleh orang tersebut, sebuah suara halus terdengar dari bibir orang gila tersebut “Sewu dalan manungso nang dunyo iki, sewu kejadian seng dialami manungso, sewu berkah seng disiapke Gusti Allah setiap saat, sewu rahasia seng musti digolek, sewu kasih sayang Pengeran teng geteh manungso seng mesti disyukuri lan dinikmati, manungso.. manungso.. manungso… manunggal roso, lak pingin di celuk manungso kowe musti manunggal roso” (seribu jalan manusia di dunia ini, seribu kejadian yang dialami manusia, seribu berkah yang disiapkan Allah setiap saat, seribu rahasia yang harus dicari, seribu kasih sayang Allah yang ada dalam darah manusia yang harus disyukuri dan dinikmati, manusia… manusia… manusia…bersatu dalam rasa, kalau ingin disebut sebagai manusia kamu harus bisa menyatukan rasa) … 

Fhuhhh .. Fhuhh.. Fhuhhh… sebuah hembusan angin keluar dari mulut orang gila tersebut, angin itu terasa dingin di ubun-ubun saya yang sebenarnya lega karena orang tersebut bukan sedang meludah. Setelah melakukan itu orang gila benyayi sambil meloncat-loncat meninggalkan satasiun tersebut. Saya pakai kembali baret saya, kepergian orang gila tidak lepas dari pengawasan mata saya, saya berfikir “Orang itu kemari hanya meminta uang kepadaku, kenapa orang-orang lain yang disini tidak ada ia minta, dan kenapa ucapannya terasa laksana nasehat kehidupan… hmmmm SubhanAllah” tidak berselang waktu yang lama kereta yang saya tunggupun datang dan berhenti di stasiun, orang-orang mulai berebutan masuk ke gerbong kereta tersebut sembari menyelinap karena sebagian penumpang kereta api ada yang turun ke stasiaun tersebut. Seorang ibu tua mendekati saya berkata “Nak, kamu kan tentara, tanganmu pun kekar, kenapa anak mau saja dikerjain dan diludahi oleh orang gila tersebut??”  Saya menjawab sambil tersenyum “Andai tadi saya tidak mau menuruti maunya orang gila tersebut, mungkin saja dia akan marah kemudian mencari orang lain lagi, mungkin saja dia akan mendekati ibu… dan bisa saja kepala ibu yang dia ludahi” sang ibu terperangah, ia menahan betapa matanya membesar menahan kaget atas jawaban saya masuk ke dalam gerbong kereta api. Entah kenapa tiba-tiba ia berucap lirih “Nak, tidak aku sangka engkau berkorban menuruti orang gila hanya melindungi orang-orang di stasiun ini, siapapun dirimu, terima kasih” 




BULEK SUM MENGHADIAHI SAYA SEBUAH BATU CINCIN


Kereta api Ekspress dari Martapura menuju Bandar Lampung sempat berhenti di Stasiun Tegineneng, saya turun disana, karena untuk menuju kampung halaman saya akan putar balik bila saya turun di Bandar Lampung, karena sudah malam saya menginap di rumah keponakan saya, saya sekalian meminta restu kepada mereka bahwa saya akan berangkat tugas operasi ke Timor Timur, dengan linangan air bulek Sum berkata "Seng sabar yo le, mugo-mugo kowe diparengi keselamatan" (Yang Sabar ya nak, semoga kamu diberi keselamatan). Malam itu ibu keponakan saya seusai sholat isya bermunajat sampai subuh, setelah sholat subuh saya diminta mandi kembang kantil, lalu beliau memberikan saya sebuah batu untukcincin berwarna coklat, batu tersebut merupakan fosil kayu, "Ini hanya sarana, Allah SWT adalah segalanya, ibarat dirimu mau mengolah tanah, maka ini adalah cangkulnya, bila dirimu mau menulis ini adalah penanya, intinya ini adalah sarana, nanti cepat diembankan agar bisa dirimu pakai!" . Setelah sarapan pagi sayapun menuju jalan raya untuk mencari mobil agar bisa sampai ke kampung halaman saya.

Sesampainya di pinggir jalan raya, saya tersenyum, yah sedari awal saya memang lebih suka amalan daripada benda, tetapi tidak ada salahnya bila saya mencobanya, saya genggam batu tersebut seraya membaca 2 kalimat syahadat seperti yang diajarkan oleh ibu keponakan saya, maka apa yang dipinta dalam waktu 3 menit akan terjadi. Dengan sedikit mengabaikan apakah benar batu tersebut berkasiat saya tidak menginginkan sebuah bukti, dalam hati saat merapalkannya tanpa nafas saya berdoa agar ada mobil yang mau berhenti dan memberikan tumpangan kepada saya, itu saja, namun saya tetap berniat untuk melambaikan tangan bila ada bus yang lewat.

Tiba-tiba sebuah mobil Taft warna hitam berhenti mengampiri saya, sang sopir menbuka kaca pintu sebelah kiri seraya berkata "Pak mau kemana? kalau mau ke Metro ayo bareng" . Saya terkejut dan kaget sehingga terlihat gugup, saya jawab iya pak terima kasih, lalu saya melirik jam di tangan kanan saya TEPAT 3 MENIT DARI PERMOHONAN SAYA ... Subhan Allah .. padahal jalan yang akan di lewati bukan ke arah Metro, bisa saja ke arah Bandar Jaya ataupun ke Menggala. Di kursi sebelah sopir saya mengucapkan berulang-ulang, "ini kebetulan ... ini kebetulan ... Allah SWT adalah Haq yang sebenar-benarnya"  

Di Mobil itu saya menanyakan kepada sopir tersebut kok tahu bahwa saya mau ke Metro, namun sambil tertawa dia berkata bahwa dia juga tidak tahu kenapa dia harus menghampiri saya padahal saya tidak sedang melambaikan tangan. Sesampainya di Metro sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, lalu saya mengembankan batu tersebut dengan emban yang sederhana namun terasa manis saya lihat ketika melingkar di jari manis saya





SAYA TIBA DI KAMPUNG HALAMAN



Saat sampai di kampung halaman yang pertama saya mintai restu adalah kedua orang tua saya, saya sempat menceritakan hal-hal yang terjadi setelah saya diberi hadiah berupa batu oleh bulek Sum kepada ibu saya, ibu hanya tersenyum dan menjawab agar saya selalu banyak-banyak bersyukur kepada Allah SWT. Sorenya saya bersilaturrahim ke rumah Pak Din Guru saya, disana saya diajak sholat Magrib berjamaah, setelah itu kami wiridan, Pak Din tiba-tiba memanggilku "Sang Sukma Layang, lihatlah kedepanmu!", atas perintah beliau saya melihat ke dinding rumah, warna putih yang hanya di cat oleh kapur terlihat jelas, lalu tangan pak Din menyibak dengan isyarat tangannya, saya mengucap Subhanallah saat dinding putih tersebut berubah menjadi hutan belantara yang bergunung-gunung, rimbun dan lebat sekali. "Disanalah dirimu akan berada, tetaplah yakin bahwa Allah SWT beserta hamba-hamba Nya yang bertawakal" . Malam itu saya banyak sekali mendapatkan wejangan dari beliau. Menjelang akan pulang Pak Din memberikan 3 butir kerikil, "Jika dirimu dalam keadaan yang sudah tidak lagi mendapatkan celah, dalam hal ini terdesak, nyawamu sudah dalam keadaan yang sangat darurat, bantinglah kerikil ini, maka jangan kamu nggumunan (kagetan) cukup ucapkan SUBHANALLAH maka kamu akan lihat kerikil ini akan berubah menjadi 3 Prajurit gagah perkasa namun wajah ketiganya sama dengan wajahmu, merekalah yang akan membantumu untuk menghadapi musuh-musuh negara!". 

Setelah selesai menerima wejangan sayapun berpamitan, pulangnya saya mampir ke rumah Ani, disana saya berdua dengan Ani di ruang tamu, entah kenapa keberangkatan ke Timor Timur membuat saya ingin meluapkan kasih sayang saya kepada Ani, namun semua saya tahan, lalu saya berpamitan untuk pulang ke rumah saya, di pintu itulah tanpa sengaja saya merapalkan 2 kalimat Syahadat dengan menggenggam batu cincin pemberian bulek Sum, tiga menit ... yah tiga menit selanjutnya tiba-tiba Ani mencium pipi kiri saya ... selanjutnya Ani menundukan kepala dan terlihat menangis lalu membalikkan tubuhnya dan masuk ke dalam rumah ... saya pulang dengan berjalan sembari berfikir ... "Yaa Allah ... aku mendatangi dosa yang aku ketahui kadarnya ... dengan Dua Kalimat Syahadat aku memohon utk sebuah kecupan sayang tanda akan berpisah ... dan Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengabul" ... semoga Allah Ghofururrohim mengampuni kekhilafan saya saat itu .... 




DI MASJID BABUSSALAAM ADA SEORANG GADIS YANG KHUSUK MENDOAKANKU



Entah dari mana mulanya, di desaku semua orang menjadi tahu bahwa saya akan berangkat tugas operasi ke Timor Timur, perwakilan Risma (Remaja Islam Masjid) mengundang saya untuk datang ba'da Isya, malam itu saya berangkat ke Masjid Babussalaam, disana orang-orang sudah berkumpul dengan jamaah yang banyak, mirip sekali dengan acara pengajian hari-hari besar Islam.


Saya diminta untuk duduk di depan bersanding bersama Kiai Jaimin, tanpa ada susunan acara Kiai Jaimin membuka inti dari berkumpulnya jamaah, mereka hendak membaca surat Yasin berjamaah untuk mendoakan saya, setelah itu saya diminta untuk sambutan, luar biasa, saya dianggap sebagai keluarga besar Masjid Babussalaam yang harus didoakan keselamatannya dalam bertugas.

Setelah sambutan kami semua membaca surat Yasin dengan tertib, dikarenakan saya sudah hafal surat Yasin, maka sesekali saya memilihat para jamaah yang sedang membaca surat Yasin, terlihat seorang gadis memakai mukena membaca dengan khusuknya, hati saya semakin bergetar takkala saya melihat gadis tersebut membaca surat Yasin sambil menangis, siapakah gadis tersebut, kenapa ia sampai menangis sedemikian rupa. Usai pembacaan Surat Yasin kami semua berdoa, selesai dari acara tersebut maka sayapun keluar untuk mengobrol di teras masjid .

Tanpa disengaja gadis yang tadi menangis justru berpapasan dengan saya, sayapun menegurnya dengan memberi salam, gadis itu menjawab dengan menunduk, saya bertanya kenapa tadi menangis, dengan mempertahankan menunduk diapun menjawab agar doanya dikabulkan oleh Allah SWT untuk memberikan keselamatan kepada saya saat bertugas. Dengan sedikit memperhatikannya lebih serius saya akhirnya menanyakan namanya, YENI INDRIANI ... itulah namanya, sebuah nama rangkuman terhadap 3 wanita yang saya kagumi, Eni, Indri dan Ani, terbersit saya berfikir apakah dia jodoh saya, sayapun bertanya apakah ia punya pacar atau kekasih, jawabnya ternyata bisa membuat saya tersenyum, dia belum memiliki pacar atau kekasih. Malam itu Allah SWT benar-benar memberikan saya sebuah kebahagiaan walau ada tugas berat yang menanti saya di medan operasi.



SAYA MENDAPAT TEGURAN



Entah darimana asalnya dan darimana mulainya, seorang wanita tua yang tidak saya kenal mencari ibu saya dan meminta agar ibu dan saya menemuinya, ibu mengajak saya menemuinya, sesampainya disana wanita tua itu menceritakan bahwa sudah 3 hari lamanya ia bingung karena harus menyampaikan amanah seorang kakek agar disampaikan kepada saya, isi pesannya singkat saja "Mengapa cucuku Sang Sukma Layang sekarang tidak pernah menemuiku dan bersilaturrahim lagi kepadaku" . Pesan itu diatasnamakan dari Mbah Wali Siti Inggil, yah sedari SMA saya tidak pernah absen mengirimkan hadiah Fatihah buat beliau, namun kesibukan di dunia militer membuat doa pada Sholat saya menjadi sedikit berkurang, rupanya ROBITOH atau tali silaturrahim jiwa saya membuat beliau bertanya kenapa saya tidak menyambanginya lagi.

Selesai mendengar amanah tersebut sayapun menunduk mengakui bahwa akhir-akhir ini saya sudah lalai, Hadiah Fatihah sedari SMA secara istiqomah saya tujukan kepada Rasulullah SAW, Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS, 4 Sahabat (Sayyidina Abu Bakar Ashidiq R.A, Sayyidina Umar Bin Khotob R.A, Sayyidina Utsman Bin Afan R.A. dan Sayyidina Ali Bin Abi Tholib R.A.), Syekh Abdul Qodir Jailani, Sunan Bonang dan Sunan Kali Jaga, Mbah Wali Siti Inggil, Kian Santang, KH Bulanan, Romo Syeh Bustomi, kedua orang tua, guru saya Saifu Majmudin, diri saya sendiri, keluarga besar saya, 10 Malaikat di tambah Malaikat Mulhi dan Karobiun.

Terkadang jika waktu agak luang saya biasa tambahkan, Syarifa Mudaim, Pangeran Cakra Buana dan Nyimas Fannata Ghamma Sambangan.



PULANG CUTI PRA BERANGKAT KE MEDAN OPERASI MENUJU BATALYON ARMED 15-76/TARIK



Setelah memohon ridho orang tua, akhirnya saya kembali menuju Batalyon, saya menaiki Bus Minanga, kebetulan bangku di samping saya kosong, maka tanpa saya sengaja, saya menggenggam cincin saya lalu melafadzkan doa, saat itu doa saya agar saya berjumpa denga gadis yang kaya raya dan duduk di samping saya. 3 menit berlalu kursi tetap kosong, bahkan m3ndekati 3 jampun bangku tetap kosong sampai saya tertidur saat itu. Tidak seperti biasanya, Bus Minangga yang biasanya sampai Martapura kali ini berhenti di Baradatu, kami penumpang turun semua, saya belum pernah berhenti di wilayah ini, saya sempat berguman kenapa cincin saya tidak berfungsi, namun saya tiba-tiba tersenyum, fikiran saya berkata saat itu tidak akan mungkin seorang gadis kaya raya naik Bus Minanga yang setingkat ekonomi kelas bawah, hehehhee sungguh permintaan yang tidak masuk akal.


Di wilayah Baradatu entah kenapa saya diingatkan kenangan saat saya tugas di wilayah Hanura, pengamanan Tugas Tertutup mengamankan Presiden Suharto saat kunjungan ke wilayah tersebut, saat itu saya menyamar sebagai anak sekolah setingkat SMA, disana saya berkenalan denga seorang gadis bernama LILI. Beliau memberikan alamat rumahnya, yah di Baradatu dekat pasar, tepat dimana saya berada saat ini, bapak dan ibunya seorang DA'I, saya bertanya kepada masyarakat, Alhamdulillah masyarakat memberitahu bahwa rumah tingkat warna hijau tua itu rumah LILI. Lalu saya beranikan diri untuk mampir kesana, saya lihat seorang ibu berada di teras rumah tersebut, saya bertanya apakah rumah ini rumah LILI, ibu itu tersenyum ramah, dia bilang saya ini siapa, saya memberitahukan bahwa saya dan Lili pernah bertemu di wilayah Hanura, sang ibu memberi tahu bahwa Lili sedang merajuk atau ngambek, dia minta di belikan mobil, sudah 3 hari mogok makan, sang ibu meminta saya untuk merayunya agar mau makan, dan saya diminta untuk langsung saja ke kamar Lili.

Subhan Allah, kamar Lili besar sekali, di dalamnya ada orgen segala, Lili kaget melihat kehadiran saya, sang ibu dengan sangat percaya meninggalkan kami berdua, "Yaa Allah apakah ini pengabulan atas doa saya tadi di mobil?" itu yang terlintas dalam fikiran saya saat itu, bertemu dengan gadis kaya raya. 

Tidak lama datang pembantu rumah tersebut mengantarkan 3 minuman dengan gelas besar dan mewah, susu, teh dan air putih, Yaa Allah Yang Maha Agung saya benar-benar terkesima saat itu, Ibu Lili datang membawa makanan, beliau bilang agar Lili makan, mobil yang dimintapun sudah dibelikan, saya menahan kejut saat Lili berkata mau makan asal saya yang menyuapinya. Itu pertama kali saya menyuapi seorang gadis kaya raya, menghabiskan sepiring nasi dengan lauk yang luar biasa mewah cukup waktu untuk bercerita dan bersenda gurau, yah entah kenapa saya dan Lili begitu akrabnya.

Ibunya Lili berterima kasih karena anaknya sudah mau makan lantaran saya, 1 jam saya disana sayapun berpamitan, berbekal menebeng ikut kendaraan Fuso akhirnya saya kembali menuju Batalyon, Subhanallah wal Hamdulillah ... Engkaulah Tuhan sekalian alam .... goresan taqdir MU begitu indah wahay Allah Robbul Izzati ...





PERSAHABATAN DUA HAMBA ALLAH SWT YANG BERBEDA ALAM




Mobil Fuso akhirnya saya minta berhenti di simpang Way Tuba sekitar pukul 17.00, dengan menggunakan jasa ojek saya menuju ke rumah mbah putri, disana saya memohon restu kepada saudara-saudara disana, tidak lupa saya takziah ke makam mbah kakung, setelah itu saya berangkat ke Dusun Campang ke rumah mbah Arsiman, mbah Arsiman tersenyum menyambut saya. Selesai sholat Maghrib mbah Arsiman bercerita bahwa senior saya meminta untuk mendapatkan seorang sahabat dari bangsa lain (Jin) 3 hari yang lalu, namun karena ketidak cocokan senior saya mengalami kejadian yang ganjil, saat mengundang Jin tersebut kasur miliknya mengangkat ke udara, lalu senior saya teriak-teriak ketakutan, dan senior saya meminta agar Jin tersebut dikembalikan.


Dengan menatap tajam ke arah saya mbah Arsiman berkata bahwa Jin tersebut ingin bersahabat dengan saya, Jin itu selalu memperhatikan saya saat ke rumah mbah Arsiman, dan Jin tersebut ingin menjadi makmum saat saya sholat. Saya saat itu hanya teringat bagaimana Riwayat Nabi Sulaiman AS yang meninggal dunia dalam keadaan berdiri hanya karena takut syakaratul mautnya diganggu oleh para Jin sahabatnya, maka saya bertanya kepada mbah Arsiman apakah Jin tersebut tidak mengganggu keimanan dan keislaman saya terlebih lagi syakaratul maut saya.

Mbah Arsiman tersenyum, beliau menerangkan Jin yang akan berteman dengan saya berjumlah 2 Jin, mereka dahulu adalah penunggu kerajaan Gunung Tengger, yang satu menjabat Panglima Perang dan yang satunya lagi menjabat telik sandi Kerajaan, dahulu agamanya Hindu, lalu mualaf menjadi Islam, kedua Jin itu senang bila melihat manusia beribadah dengan ketenangan dan kekhusukan. Saya berfikir waktu itu amat mulia bila bisa menyumbangkan ilmu agama kepada siapapun walaupun itu berbeda alam, akhirnya saya memutuskan untuk setuju menerima persahabatan mereka. Akhirnya setelah sholat Isya berjama'ah mbah Arsiman membaca doa pemanggil Jin, beliau berkata apabila sudah terasa seperti ada semut berjalan di rambut saya berarti Jin tersebut sudah hadir di sekitar saya. Subhanallah saya benar-benar merasakan ada yang bergerak di rambut saya, mirip jalannya seekor semut, sangat jelas dan nampak terasa (tidak seperti rasa berhalusinasi).

Selesai membaca doa mbah Arsiman bertanya kepada saya apakah saya merasakan kehadiran mereka berdua, saya menjawabnya dengan "iya". Singkat saja yang saya rasakan namun mbah Arsiman mengajak saya ke ruang tamu untuk minum kopi, sesingkat itukah? itu yang saya fikirkan, mbah Arsiman menjelaskan 3 hari awal kedua Jin akan ikut kemanapun saya pergi, lalu mereka akan pulang ke rumah mbah Arsiman, kemudian ikut saya kembali selama 7 hari lalu kembali lagi, selanjutnya mengikuti saya kembali dan 40 hari mereka pulang, lalu 100 hari dan 1000 hari, selepas dari itu kedua Jin akan mengikuti saya sampai kelak maut memisahkan kami.

Saya tidak berani menyebutkan nama mereka karena itu larangan dan merupakan rahasia karena mereka akan bisa dipanggil siapapun bila nama mereka disebut, yaah semua bangsa jin memiliki nama, maka siapapun manusia yang mengetahui mereka akan mereka jadikan TUAN. Saya akan bedakan keduanya dengan sebutan JIN G dan JIN K, Jin G yang bertubuh besar pendiam dan sangar, dan Jin K memiliki daun telinga yang besar dan tubuhnya lebih pendek dari saya. G dan K adalah inisial huruf awal nama mereka.

Kedua Jin tersebutpun menganggap saya sebagai tuan baru mereka, namun saya menganggp mereka adalah sahabat seiman saya. Keduanya memanggil saya dengan panggilan 'LI ITEM' Saya hanya tersenyum saja, terasa agak lucu saja kenapa saya dipanggil dengan sebutan itu. Mbah Arsiman memberikan do'a pemanggil Jin yang ternyata isinya ada 3 poin yaitu MEMBESARKAN DAN MENGAGUNGKAN ALLAH, MENSUCIKAN ALLAH DAN BERTOBAT KEPADA ALLAH, lalu ditambahkan dengan memohon ketenangan jiwa. Setelah saya anggap cukup akhirnya saya memohon doa restu untuk keberangkatan saya ke medan operasi, mbah Arsiman tersenyum menahan tangis beliau memeluk saya dan mencium kening saya, lalu saya berpamitan pulang ke Batalyon.

Sejak saat itu setiap akan melaksanakan sholat saya merasakan kehadiran mereka, kami melaksanakan sholat berjama'ah dengan tujuan mencari ridho NYA.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. QS Adh-Dhariyat :56.


“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an) lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun denganTuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebersaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” [Al-Jin(72):1-3].



KEBAHAGIAN SAAT KITA BISA BERGUNA UNTUK SESAMA


Seperti kalimat bijak sang Guru apabila kita mempelajari ilmu catur maka kita akan bertemu pemain catur, apabila kita mempelajari pengobatan maka kita akan bertemu banyak orang sakit, apabila kita memiliki sebuah pisau maka kita akan menggunakannya, sesampai di Asrama ba'da Isya, baru beristirahat belum lama di luar ada yang mengetuk pintu, saya bergegas membukanya, salah satu anggota saya bersama istrinya bersilaturrahmi ke rumah asrama saya.

Kedatangan beliau di samping bersilaturrahmi ternyata ingin meminta nasehat dan petunjuk, uang mereka hilang, mereka hanya ingin tahu siapa pelakuyang berani mengambil uang dari rumah mereka, tanpa ingin menghakimi si pelaku, saya terdiam karena memang saya tidak tahu apa-apa tentang hal seperti itu, sembari berfikir saya melihat cincin di jari manis saya, lalu saya membirak petunjuk kepada mereka agar cincin ini di celupkan ke air putih mentah dari sumur sepertiga gelas, lalu berdoalah kepada Allah SWT untuk mendapatkan jawaban yang sedang kita pertanyakan, keberadaan cincin tersebut hanyalah lambaran, saya gambarkan sebuah teropong untuk melihat jarak yang jauh, hanya sebuah alat tidak lebih dari itu. Kemudian cipratkan air rendaman cincin ini tiga kali ke tempat uang yang hilang.

Cincin yang baru saya dapatkan dari Bulek Sum saya pinjamkan kepada anggota saya tersebut. mereka berdua pamit, malam itu saya beristirahat sembari berdoa agar anggota saya diberikan yang terbaik dalam kegundahannya.


Keesokan sorenya ba'da Asyar anggota saya dan istrinya kembali bersilaturrahim ke rumah saya, mereka membawa duku 2 Kg, di ruang tamu itu mereka terlihat membawa senyuman yang indah, anggota saya berkata bahwa malam itu pasangan suami istri itu sholat tahajud lalu berdoa, kemudian melakukan petunjuk saya, ia cipratkan tiga kali air rendaman batu ke tempat dimana uang mereka hilang, esok paginya sekitar pukul 08.12 anggota saya duduk menyender di ruang tamu sembari menunggu kopi yang sedang dibuatkan istrinya, tiba-tiba ia melihat seseorang mengendap-endap di luar mendekati jendela miliknya, dari dalam memang siapapun akan bisa melihat keluar, namun orang yang di luar tidak bisa melihat yang di dalam karena jendela memakai kaca riben, orang yang mengendap-endap tersebut melemparkan uang sebesar 20 % dari jumlah uang yang hilang, lalu berlari meninggalkan rumah anggota saya.

Didekatinya uang tersebut dan ada secarik surat yang isinya menerangkan bahwa orang yang mengambil uang anggota saya meminta maaf karena kondisinya sedang butuh uang, tanpa menyebut namapun anggota saya sudah tahu karena dengan jelas bisa melihat raut wajah yang dia kenal dengan baik, yah masih terhitung tetangganya.

Kami bertiga mengucapkan ALAHAMDULILLAH, sungguh anggota saya dan istrinya tidak marah walau jumlah uang yang kembali hanya 20 % dari uang yang hilang, yang mereka rasakan adalah kepuasan bahwa mereka tahu siapa yang mengambil uang mereka terlebih lagi memohon maaf atas perbuatan yang dilakukan. Subhanallah wal Hamdulillah ... saya memuji Allah SWT atas kemurahan Ridho-Nya atas ihtiar yang sebenarnya belum saya mengerti, sejak saat itu saya niatkanuntuk membantu sesama walau dengan lantaran sebuah batu akik di sebuah cincin yang sederhana... SEKALI LAGI SAYA TEKANKAN DALAM HATI SAYA ... INI ADALAH LANTARAN ... DAN DIALAH ALLAH YANG MAHA PERKASA LAH YANG MEMBUAT KISAHNYA



MASJID TAQWA YON ARMED 15 YANG MENAMBAT HATIKU


Menjelang keberangkatan saya menuju Yonif 144/Jaya Yudha menjadikan hati ini bersedih saat mengingat bagaimana saya menghabiskan waktu saat di Batalyon dengan sholat berjamaah dengan para murid di Masjid Taqwa Yon Armed 15-76/Tarik, sore sekitar pukul 17.00 saya melihat masjid Taqwa, betapa terkejutnya saya melihat masjid dengan posisi terbuka, di dalam masjid banyak sekali kotoran kambing, itu karena pintu tidak tertutup.

Dengan menangis saya bersihkan karpet masjid dari kotoran-kotoran tersebut, karena sudah sore saya mencucinyalalu menjemurnya, padahal besok pagi saya akan diberangkatkan menuju ke Curup Bengkulu, selesai membersihkan Masjid ingin sekali rasanya saya memeluknya, malam itu dengan beralas karpet yang bersih saya melihat butiran air mata para murid saya, yah butiran air mata yang menunjukan kasih sayang.

Keesokannya kami sejumlah 27 orang akhirnya diupacarakan untuk berangkat ke Batalyon 144/JY untuk melaksanakan pratugas, 1 hari perjalanan yang sungguh melelahkan akan kami tempuh. Bismillahi tawakaltu 'alalllah ...




TIBA DI BATAYON INFANTERI 144/JAYA YUDHA - CURUP



Kami tiba di Yonif 144/JY lepas maghrib, kami tidak boleh langsung masuk ke Batalyon tersebut, mobil pengantar kami di arahkan 10 Km dari Batalyon disana kami bergabung dengan Satuan-satuan lain yang juga baru datang, dari tempat berkumpul itulah kami diperintahkan untuk berlari, merangkak dan merayap menuju Kesatriaan Yonif 144/JY, Anggota Yonif 144/JY semuanya pasang taring, wajahnya dibuat seram dan tidak lepas dari membentak dan membentak, saya berfikir kenapa mereka demikian, bukankan kami ingin membantu dan melengkapi Batayon mereka ? kamipun bertujuan untuk mengharumkan nama Batalyon tersebut karena harus berhasil menjadi Satuan yang dipercaya oleh Kodam II/Sriwijaya.

Fikiran saya cukup saya simpan dalam hati, yang jelas satu tujuan saya, saya ingin melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Di samping saya dari Anggota Yonif 142/Ksatria Jaya nampaknya tidak mau menuruti perintah Anggota Yonif 144/JY, saat itu di bawah hujan gerimis kami diperintahkan untuk jalan jongkok, namun karena mereka menganggap bukan tentara baru maka mereka melawan, mereka rata-rata berjalan dengan berdiri, sedikit sekali yang mau jalan jongkok. Saat itulah Lettu Inf H (saya tidak mau menyebutkan nama beliau) membentak dan memanggil saya yang justru sedang jalan jongkok, mungkin karena pangkat saya di atas orang-orang yang ada di sekeliling saya.

Karena tidak merasa bersalah, saya berdiri dan menghampiri beliau, tanpa saya duga, Lettu Inf H justu meninjukan bogeman tangan kanannya ke muka saya, tepat mengenai hidung saya, saya sebenarnya tidak tahu kenapa saya tidak merasakan sakit saat itu, hitungan normal bisa saja akan pinsan, saya tetap berdiri menghadap Lettu Inf H, namun sebuah tendangan dengan menggunakan sepatu PDL menghantam dada saya, sayapun sempat mundur satu langkah, namun saya kembali maju satu langkah agar tetap berdiri di depan Lettu Inf H.

Rupanya Lettu Inf H semakin menjadi murkanya, beliau mencabut pistolnya lalu mengarahkan tepat di kepala saya, dia membentak garang "Kenapa kamu tidak mau jalan jongkok?" Saya saat itu hanya menjawab "Siap, saya sedang jalan jongkok!"  dengan Nada kasar dia berkata kembali "Lihat Anggotamu, itu pada jalan semua!" sayapun menjawab lantang "Mereka dari 142, saya dari Armed!, saya tidak kenal mereka!" sebenarnya saya melihat Lettu Inf H terkejut, namun beliau semakin garang untuk menutupi kesalahannya, "Kamu mau mati? kamu bisa saja saya tembak sekarang, bila tidak mau menlaksanakan perintah saya!". Mendengar itu saya tetap tenang walau saya rasakan tiba-tiba ada cairan hangat yang keluar dari hidung saya, rupanya hidung saya mengeluarkan darah. Dengan mata tajam sayapun membentak Lettu Inf H "Jika ingin menembak saya lakukan saja! saya sudah berniat ke medan operasi pasti tahu bahwa kematian sedang menunggu saya!". 

Melihat perdebatan saya dengan Lettu Inf H, perwira lain akhirnya melerai, mereka tahu saya memang tidak bersalah, akhirnya perjalanan di lanjutkan sampai ke Mako Yonif 144/JY, kami diperintahkan tidur di barak setelah apel pengecekan, tidur di lantai dingin dengan beralaskan ponco, Anggota Armed 15 semuanya memberikan dorongan kepada saya agar menuntut, tetapi saya menjawab dengan senyuman "Ini belum ada apa-apanya dibandingkan nanti setelah kita tiba di medan operasi sahabatku semua.





JIN (G) SAHABAT SAYA, MEMINTA IZIN UNTUK MEMBUNUH LETTU INF H




Esoknya, setelah apel pengecekan dan breefing pasukan kami diminta untuk beristirahan menunggu Sholat Jumat. Sedangkan 3 Truk Batayon berangkat menuju Kota Bengkulu untuk merapat ke Kompi Senapan B, Pasukan dipimpin oleh Lettu Inf H. Di dalam masjid saya duduk paling depan di sebelah kanan mimbar, duduk bertafakkur tiba-tiba air mata ini menetes, teramat banyak tugas yang belum saya selesaikan, banyak dosa-dosa yang belum bisa saya tebus, banyak amal yang belum saya tunaikan. Saat menangis saya melihat melalui mata kiri saya terlihat seperti pelangi hitam bergaris menghalangi mata sebelah kiri saya, saya teringat mungkin itu efek dari pukulan Lettu Inf H yang mengenai hidung saya namun cenderung lebih banyak condong mendekati mata kiri. 
Saya menghela nafas, membuang kenangan itu, sebuah hukuman yang memang tidak saya mengerti kenapa saya harus menerimanya, tangis saya semakin tidak terbendung ... lafadz Allah ... Allah ... Allah semakin masuk ke dalam hati sanubari saya. Entah darimana asalnya tiba-tiba di sebelah kanan saya sudah duduk Jin G dan sebelah kiri saya Jin K, Jin G membisikkan ke telinga saya, "Tak Patenono si H yo Li Item ?" (saya akan bunuh si H (Lettu Inf H) ya Li Item?) saya sangat terkejut dengan kata-kata tersebut, bangsa jin kenapa cepat sekali memberikan keputusan saat melihat sahabatnya bersedih, padahal sebelumnya saya tidak menginginkan hal-hal yang seperti itu.

Saya menjawab dalam hati "JANGAN", namun Jin G tetap saja meninggalkan saya sambil menjawab "Tetep arep tak pateni" (tetap akan saya bunuh). Sebenarnya saya ingin berdiri mengejar Jin G namun sesaat Muazin siap mengumandangkan Azan tanda masuk sholat Jumat. Air mata saya terhenti, hati saya menjadi tegang, saya memang belum mengenal karakteristik 2 Jin tersebut, namun Jin K tetap menemani saya ibadah Sholat Jumat. Tanpa henti saya berdoa agar Lettu Inf H diberikan keselamatan, itu do'a kusus saya setelah sholat Jumat.

Setelah sholat Jumat saya menuju barak lalu bergabung dengan rekan-rekan untuk makan siang, 10 menit selesai makan para Perwira dikumpulkan oleh Komandan Batlyon secara mendadak, 30 menit kemudian mereka kembali ke pasukan masing-masing dan memberikan kabar bahwa mobil CJ yang dikendari Lettu Inf H masuk jurang dan Lettu Inf H berhasil diselamatkan oleh pasukan karena mobil tersebut tersangkut disebuah pohon kecil yang bila difikir tidak masuk akal. Saat itu hati saya sangat gundah, apakah benar bangsa jin punya kekuatan seperti itu untuk mencelakai manusia. Diam-diam saya berzikir tanpa henti sesekali mengucapkan Istighfar.  

Setelah pelaksanaan sholat Magrib saya dipanggil oleh Danton saya, secara kusus dia menyampaikan pendahuluan bahwa beliau diberi amanah oleh Lettu Inf H agar memohon maaf atas kejadian kemarin malam, Danton tidak tahu mengapa harus demikian, namun beliau harus menyampaikannya kepada saya. Sambil duduk santai Danton menceritakan kronologis kejadian kecelakaan, melalui satu letting Lettu Inf H, yaitu Lettu Inf. S.M. Gultom, sampai di jalan kelok berjurang menuju ke Kota Bengkulu mobil yang Lettu Inf H tumpangi mendadak berhenti dan tiba-tiba terpental masuk kedalam jurang, sempat tiga kali terbalik namun menyangkut di sebuah pohon kecil di pertengahan jurang, disana Lettu Inf H melihat pohon tersebut dipegangi oleh seorang berbaju putih, sedangkan di atas mobilnya berdiri sosok hitam berwajah garang dan marah hendak menjatuhkan mobil yang menyangkut tersebut. Dari situlah Lettu Inf H mendengar percakapan makhluk hitam yang ingin menghabisi nyawanya karena tidak terima sahabatnya dipukul olehnya tanpa memiliki kesalahan, namun sang jubah putih tersenyum sambil menjawab "Aku lebih tahu siapa sahabatmu itu, karena aku adalah sahabat sebelummu, engkau pasti akan mendapat murkanya bila melakukan perbuatan keji ini!". Entah kenapa tiba-tiba saya menangis, saya hanya berkata untuk Danton bahwa Lettu Inf H sudah saya maafkan setelah tindakannya malam itu. Danton berdiri sambil menepuk pundak saya sembari pamit untuk kembali berkumpul ke pasukan.

"Yaa Allah Dzat Yang Maha Kuasa lagi Maha Pengampun mohon ampunilah kehilafanku"




“Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka“ Q.S. Al Jin : 10




SAYA MENDAPATKAN PEMBAGIAN TUGAS UNTUK MEMBANTU KOMPI SENAPAN A


Pembagian tugas akhirnya di Sprinkan, dari Batalyon Armed 15 harus berpisah, ada yang di Kipan A, B, C dan Kiban, SubhanAllah saya di Kipan A, dan bertemu satu letting saya yaitu Bisma Dedi dan Bisma Kuncoro. Bertemu dengan mereka menjadikan jiwa ini bahagia, rasa dan kenangan sama-sama satu letting yang lahir dari rahim Secaba PK II (Bisma - Bintara Sembilan Lima) amatlah menjadikan kami langsung menemui keakraban. Cerita dan kenangan menghiasi hari-hari kami. Sampailah pada suatu malam kami berkumpul dengan satu letting di Batalyon tersebut, Bisma Mardiyanto, Bisma Partono, Bisma Suryanto menambah suasana semakin terasa bahagia. Kami sholat bersama dan malam itu setelah bertaffakur Bisma Mardiyanto bertanya apakah kami semua satu batalyon berjumlah 1000 orang akan kembali lengkap setelah melaksanakan tugas.

Tiba-tiba-tiba air mata saya menetes saat itu, dalam gambaran taffakur saya melihat dua personil dari Satuan ini akan berkurang, namun saya tidak berani menyatakan hal tersebut dikarenakan itu Hak Sang Kholiq, melihat saya menangis rekan-rekan Bisma memberikan sebuah air putih di sebuah gelas, mereka ingin saya memanjatkan doa agar dalam tugas diberikan keselamatan. Dengan khusuk saya memohonkan sebuah doa keselamatan dengan lantaran air putih tersebut. Yang berada di dalam ruangan tersebut meminumnya dengan tiga teguk masing-masing orang sembari membaca dua kalimat syahadat dengan menahan nafas. 




DI PANTAI PULAU BAAI SAYA MENEMUKAN SEBUAH RASA SYUKUR



Setelah dirasa cukup dalam pratugas akhirnya kami dikumpulkan di KRI Teluk Penyu (513). Setelah Sholat magrib kami masih boleh keluar kari Kapal Perang tersebut, namun dibatasi hanya di sekitar kapal. Saya yang menikmati udara segar tiba-tiba merasakan sakit perut, serasa ada yang harus saya keluarkan, saya menuju bibir pantai yang memiliki batu-batu cadas, dengan menyusuri batu cadas itu saya ingin berjongkok, namun tiba-tiba dompet saya jatuh ke lobang bebatuan cadas. Dada ini sangat bergemuruh dikarenakan uang dan terlebih lagi KTA (Kartu Tanda Anggota) yang merupakan identitas saya di dalam dompet tersebut. Lobang itu amat gelap, hanya cukup untuk memasukan sebuah tangan saja, terbayang entah apa yang ada di lobang-lobang tersebut, bisa saja ular atau hewan lainnya.

Sayapun panik lalu berlari menuju kapal untuk meminjam senter, dengan senter tersebut saya menerangi lobang-lobang cadas itu, sialnya, semua lobang memiliki kesamaan, saya menjadi bingung, dimana tadi dompet saya jatuhnya. Saya berusaha untuk menenangkan diri. Lalu saya kantongi senter ke dalam saku saya. Saya memejamkan mata lalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan pertolongan. Entah lobang yang mana saya pasrah saja memasukan tangan saya ke lobang cadas tersebut, gelap dan dalam namun telapak tangan saya tiba-tiba menyentuh sebuah benda ... yaa Allah itu dompet saya ... Alhamdulillah ... dompet itu benar-benar sudah dalam genggaman saya. Beribu-ribu alasan otak saya menolak logika yang sedang terjadi, namun DIALAH ALLAH AZZA WA JALLA .. Tuhan Pemilik Jagad Raya ... dan rasa syukur itu menjadi kuat bahwa pertolongan Allah SWT benar-benar ada dan nyata.

Saya langsung menuju ke dalam kapal lalu menunggu sholat isya sembari bersyukur tiada hentinya ... Wahai Allah ... Engkaulah Tuhanku Yang Maha Agung, tetapkanlah jiwa dan ruhku tetap dalam genggaman MU.

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 152) 



ITUKAH KERAJAAN RATU PANTAI SELATAN ?


Dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menuju Timor Timur memakan waktu 10 hari lamanya, sholat, makan, duduk, mandi ataupun yang lainnya hanya bisa kami lakukan diatas kapal, lumba-lumba dan ikan terbanglah yang menghibur kami setiap harinya, atau bila hujan turun itu juga menjadi kebahagiaan kami karena jatah mandi airnya sangat minim untuk 1000 prajurit belum lagi ditambah dengan KRU Kapal Perang dari TNI Angkatan Laut.

Menghabiskan waktu malam dari selepas Isya menunggu pagi saya hanya berdzikir sembari bertafakkur. Disamping saya Kapten Inf Adi dan Lettu Inf Gultom (Danki saya) mereka terdengar ngobrol namun obrolannya entah kenapa bisa saya dengar, karena posisi saya duduk dan memejamkan mata.

"Tom, Anggotamu ini dari mana? dan apa yang dia lakukan? Tanya Kapten Adi, Lettu Gultom menjawab enteng "Mungkin sedang beribadah bang!" lalu terdengar Kapten Adi mengguman "Ibadah kok seperti itu?". Walau jelas saya mendengarkannya namun saya tidak pedulikan karena alunan dzikir dalam hati saya terus mengalir memenuhi tubuh ini.


Saya kurang faham waktu itu kami berlayar sampai dimana, yang jelas 5 hari perjalanan jadi sekitar pertengahan laut jawa. Entah kenapa malam itu Kapten Adi bertanya kenapa malam ini semua anggota terlihat tidur, biasanya ada yang melek-melekan sambil main catur ataupun remi sebagai hiburan, benar-benar semuanya tertidur, di dek kapal tersebut mungkin hanya kami bertiga yang masih terjaga. Dalam posisi memejamkan mata tiba-tiba saya melihat sebuah cahaya besar yang muncul dari dalam lautan, cahaya tersebut amat terang, namun saya anggap itu sebagai halusinasi saya karena masuk dalam tafakkur, namun hati saya berdebar saat Kapten Adi setengat teriak "Tom, lihat itu ada cahaya muncul dari dalam laut!" Lettu Gultom menjawab dengan ringan "Ah itu ubur-ubur malam bang, sudah abang tidur aja". Walau terlihat agak jengkel dengan jawaban itu Kapten Adi menjawab "Ubur-ubur kok kayak gitu, ya sudah abang tidur duluan!" . Sungguh cahaya itu juga yang saya lihat dalam posisi mata tertutup. 

Saya semakin bergetar manakala kedua tangan saya tiba-tiba menjadi berat karena dipeluk oleh Jin G dan Jin K, Jin G di lengan kanan saya dan Jin K ada di lengan kiri saya, mereka berdua memeluk tangan saya amat erat, sayup-sayup saya mendengar rintihan Jin G dan K yang kira-kira seperti ini Ini adalah pos razia Ratu Pantai Selatan, semua azimat yang memiliki kekuatan para jin akan disita dan ditawan disini, mereka adalah azimat yang saat ini tidak sedang berada di tubuh majikannya. Artinya semua barang pusaka ataupun azimat saat menyeberang laut menjadi hambar karena penguninya sudah ditawan oleh Kerajaan Ratu Pantai Selatan. Namun bila saat itu sipemilik menempelkan pusaka/azimat atau dengan kata lain sedang dipakai maka selamatlah isi pusaka tersebut, maka tak heran bila ada yang membawa pusaka maka bila ia berkendaraan laut ia pasti akan membeli karcis dua, satu untuknya dan satu lagi untuk barang pusakanya.


Dalam mata tertutup itu saya melihat cahaya terang itu berubah menjadi wanita yang cantik sekali dan terbang perlahan mendekati saya. Lautanpun terlihat seperti altar berbatu hitam kecoklat-coklatan namun hanya selebar sekitar 1 hektar persegi. Karena saya masih mengutamakan logika alam fikir maka saya buka mata saya, SUBHANALLAH MAA SYAA ALLAH wanita yang saya lihat dengan mata tertutup maupun terbuka sama saja benar-benar terbang mendekati saya. Saya tutup kembali mata saya sampai benar-benar wanita cantik tersebut tepat di depan saya. Suaranya sangat lembut "Sang Sukma Layang, Kanjeng Ratu menitipkan amanah untuk dirimu" sembari tangannya memegang dengan tiga jari (Ibu jari, jari tengah dan telunjuk) sebuah batu bulat berwarna coklat madu, batu itu tepat berada di bawah dagu saya, saya diam saja, Dzikrullah semakin saya khusukkan, saya benar-benar tidak hiraukan pemberian itu. 

Wanita tersebut tersenyum lalu melepaskan jempitan jarinya, Allahu Akbar, batu kecil itu ternyata tidak jatuh walau sudah tidak dipegang oleh wanita tersebut, perlahan ia membalikan tubuhnya lalu menjauh dan perlahan masuk ke samudera yang luas, saat wanita tersebut mulai tenggelam saya membuka kedua mata saya dan dengan mata terbuka tersebut saya melihat bagai mana sang wanita cantik bercahaya itu masuk ke dalam lautan, suasana kembali menjadi gelap, dan Jin G dan Jin K pun sudah kembali bermain di sekitar kapal. Saya pandangi batu coklat madu yang sedang melayang, lalu saya pegang batu tersebut dan saya masukan ke dalam saku kiri baju PDL saya. 

Tidak lama sayapun berdoa untuk tidur, dalam tidur itu saya bermimpi ada ular yang sangat besar, omongannya kasar "Wahai Sukma Layang, aku arep melu kowe!" (wahai sukma layang, saya mau ikut kamu!) Namun saya bentak "Saya tidak sudi engkau ikuti wahai ular!" Sang ular kembali menjawab "Pokoke aku melu kowe, di izini opo ora aku akan tetep melu kowe!" (pokoknya ikut kamu, di izinkan atau tidak saya akan tetap ikut kamu!). Kembali dengan tegas saya menolaknya, ular tersebut tiba-tiba marah sambil membentak "Yen kowe ora ngizini, takpateni!" (kalau kamu tidak izinkan, kamu saya bunuh!) . Mendengar itu saya langsung membaca LAA ILAAHA ILLALLAH dalam mimpi telapak tangan saya mengeluarkan cahaya menjadi seperti dua matahari kembar, melihat tangan saya mengeluarkan bola matahari sebesar batok kelapa maka sang ular berlari menjauhi saya, saya mengejarnya sampai ia masuk ke dalam sebuah gubuk, ketika saya ingin memukul gubuk tersebut terdengar suara isak tangis. Saya urungkan niat saya untuk memukul gubuk tersebut, saya mendekati gubuk tersebut dan melihat seorang nenek renta bersimpuh sambil menangis, "Sukma layang aku mohon melu kowe, setelah aku petok bojoku aku pamit". (sukma layang, saya mohon saya ikut dengan mu, setelah saya bertemu suami saya barulah saya akan pergi) .

Hati saya seperti teriris-iris melihat tangisan nenek tersebut, saya sebenarnya tidak mau menerimanya, namun hati saya sangat iba. "Ya sudah nek, silahkan nenek ikut saya, cukup jangan menangis" Setelah kata-kata tersebut sayapun terbangun dari mimpi saya, saya lihat bertepatan dengan waktu subuh tiba, sayapun bergegas untuk melaksanakan sholat subuh.

Paginya Lettu Gultom menghampiri saya, lalu bertanya "Sukma Layang, wanita tadi malam benar-benar cantik ya? Saya terkejut dengan pertanyaan tersebut, saya tahu Lettu Gultom beragama Nasrani namun mata batinnya sungguh tajam, beliau mewarisi dari leluhurnya kemampuan tersebut. Saya jawab saya tidak tahu dan tidak melihat siapa-siapa, Lettu Gultom hanya tersenyum lalu pergi. Wahai wanita cantik, amanah apakah sebenarnya yang diberikan oleh kanjeng Ratumu kepadaku? sembari mengambil batu berwarna coklat madu dari saku kiri saya dan saya pandangi dengan sembari berdzikir kepada Allah SWT



SAYA TIBA DI TIMOR TIMUR

Setelah 10 hari lamanya di atas lautan sampailah saya di daerah HEIRA .. tempat berkumpulnya seluh pasukan, 3 hari lamanya kami menunggu koordinasi penempatan, akhirnya kami berangkat dan saya mendapatkan penugasan di wilayah HATOLIA - ERMERA ... perjalanan kesana sama persis seperti apa yang saya lihat di rumah Pak Din waktu sholat berjama'ah, lika-liku jalan, hutan bahkan tempat dimana saya di Pos kan, kebetulan kami sampai disana pas bulan Romadhon jadi saya niatkan berpuasa sambil menunggu magrib karena sampai di Hatolia kami membutuhkan perjalanan 1 hari lamanya.

Sesampainya di Hatolia saya berbuka puasa dan berkoordinasi dengan pasukan yang akan kami ganti lalu kami persiapan esok hari akan mendapatkan pengarahan dari Danramil setempat. Sekitar pukul 10.00 kami benar-benar mendapatkan pengarahan dari Danramil, baru 15 menit sebuah bisikan lembut saya dengar jelas 200 meter dari tempatmu ada 3 orang GPK dengan senjata katana (parang panjang khas Timor Timur) dan sepucuk senjata laras panjang. Saya mengangkat tangan kanan saya dan mengatakan hal tersebut. Lettu Inf Gultom terlihat serius mendengarkannya, lalu memerintahkan Pratu Yusuf dan Pratu Sake untuk menemani saya.


Kami bertiga berjalan keluar pos, lalu saya memegang Tasbih saya sembari bertanya dimanakah 3 orang GPK tersebut, Tasbih saya menunjukkan arah, kami bertiga berjalan sampai 150 meter ke sesuatu wilayah yang sama sekali belum pernah kami injak. Pratu Sake bertanya bila perjalanan sudah sekitar 150 meter maka tinggal 50 meter lagi pastinya akan terlihat bila ada GPK karena kami berdiri di ketinggian yang dipisahkan oleh sebuah jurang berhadapan dengan ketinggian yang lain. Sayapun mengangguk setuju dengan pendapat Pratu Sake, kami menajamkan mata untuk melihat situasi, di seberang jurang sekitar jarak 50 meter terlihat 3 orang berjalan, salah satunya menggendong karung berwarna putih, Pratu Yusuf berteriak memanggil orang tersebut.

Begitu 3 orang tersebut melihat kami di seberang jurang mereka tiarap lalu satu orang membuka karung yang ia pikul lalu mengeluarkan sebuah senapan laras panjang (sepertinya jenis Mouser) lalu menembak kami 1 kali. Kami bertiga tiarap lalu membalas tembakan tersebut. itu merupaka VC saya pertama dalam 1 hari saya menginjak wilayah Hatolia. Setelah mendapatkan tembakan balasan maka mereka melarikan diri ke hutan seberang jurang, Pratu Yusuf ingin mengejar namun saya cegah, karena saya tahu ini tempat baru bagi kami dan mereka justru lebih faham.

Sesampainya di POS Lettu Inf Gultom menepuk bahu saya sambil tersenyum, suara tembakan 200 meter di ketinggian terdengar sampai ke POS, lalu kami mengirimkan pertama kalinya Pasukan Alap-alap VC di hari pertama penugasan. 



DI MARKADO ITU SAYA MENGAJARKAN BAGAIMANA TAWAR MENAWAR

Pasar bahasa Tetumnya Markado menjadi salah satu tempat hiburan menghilangkan kelelahan apabila seusai patroli wilayah, setiap hari kami harus patroli mengelilingi pos sejauh radius 5 Km itu sudah protap, gunung dan jurang serta sungai merupakan hal biasa yang harus dilalui. Ketika Free maka saya sempatkan ke Markado untuk melihat bagaimana masyarakat Timor Timur berjualan, unik, mereka memberikan harga pas tanpa bisa di tawar, sisa dagangan mereka bawa pulang kembali dengan jarak yang sangat jauh.

Saya yang cepat mebaur dan akrab dengan para pedagang mulai mengajari mereka bagaimana tawar menawar dalam perdagangan, sehingga barang dagangan bisa habis terjual namun mendapatkan keuntungan walaupun tidak sebesar harga pas, luar biasa pada hari itu para pedagang saling membeli dagangan rekan jualan yang ada di Markado, mereka terlihat senang sekali, bergembira dalam menawar dan bahagia saat tawaran harga yang mereka ajukan disetujui oleh pedagang. Benar-benar hari itu saya dan para pedagang di Markado tak henti-hentinya tertawa dan tersenyum.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.“ (QS Asy-Syura : 20)



PERKENALANKU DENGAN SEEKOR ANJING

Batalyon Infanteri 733 dari Sulawesi yang kami gantikan rupanya memiliki seekor anjing berbulu mirip dengan srigala yang sudah di jual kepada warga Desa Hatolia. Anehnya anjing tersebut walau dirantai tetap meraung-raung bila melihat pasukan kami saat melintasi rumah warga tersebut, tiba-tiba kejadian aneh terjadi rantai yang mengikat leher anjing tersebut putus, anjing tersebut berlari mendekati regu kami yang sedang patroli. Melihat seekor anjing berlari kencang kearah kami disusul sang pemilik yang berlari mengejarnya dengan reflek pasukan regu saya mengokang senjata lalu bersiap menyongsong kedatangan sang anjing.

Namun saya bertriak "Tahan tembakan!!!". Semua prajurit menahan telunjuknya masing-masing yang sudah menyentuh picu senapan, sang anjing begitu dekat dengan kami lalu menunduk seperti menghormat, warga Hatolia yang memiliki anjing memohon maaf karena kelakuan anjingnya, dengan susah payah pemilik anjing tersebut menggeret sang anjing namun kekuatan luar biasa sang anjing bisa tetap tegar tak mau pergi dari pasukan kami.

Akhirnya sang pemilik anjingpun menyerah, lalu warga tersebut mendekati kami seraya berkata "Papa Bot, ini asu saya berikan ke papa bot sudah!" (Bapak Komandan ini anjing saya berikan kepada bapak). Sayapun bernegosiasi apakah pasukan mau menerima anjing, karena di pos kami mayoritas beragama Islam, hanya 3 orang yang beragama Nasrani. Lalu saya dekati warga tersebut apakah benar-benar akan memberikan anjingnya kepada kami, dan bila harus membelinya dengan harga berapa, namun warga berkata dia ikhlas demi kebahagiaan sang anjing. Sedikit banyak warga tersebut menceritakan sejarah anjing tersebut, maka kami memberinya nama 'BOLMONG', sebuah nama tempat berasal Yonif 733.


Anjing tersebut ikut kami pulang, dan di pos ada banyak kornet, kami prajurit kurang suka sama kornet, jadi lebih baik kita berikan untuk Bolmong daripada mubazir, semenjak itu saya yang sebenarnya anti anjing banyak menimba ilmu dari Bolmong, dari keseluruhan anggota di Pos, Bolmong tahu mana prajurit yang mau di jilat olehnya (kusus anggota kami beragama Nasrani) dan mana yang tidak ia jilat, setiap bertemu saya Bolmong menundukan kepalanya, dengan tersenyum saya selalu mengusap kepalanya dengan sepatu PDL saya.

Setiap Malam Bolmong ikut jaga malam, saya mencoba untuk menguji kesetiaannya, "Bolmong, kamu jaga dulu di depan, saya mau ke belakang sambil memasak mie!!. Anjing tersebut lalu menuju depan pos dan duduk siaga disana. Saya ke belakang memerintahkan anggota untuk masak mie, diam-diam dengan menggunakan teropong malam saya mengintip Bolmong. Subhanallah anjing tersebut benar-benar jaga dan siaga, kepalanya beberapa kali menengok ke kanan dan kekiri tanda ia memperhatikan situasi kelam malam tersebut.

Selesai masak saya sempatkan untuk membagi makanan kepada Bolmong, anjing ini benar-benar unik, makanan tidak akan ia makan apabila dilemparkan ke tanah, jadi kami selalu memberinya makan dengan menggunakan piring kusus untuknya. Lebih unik lagi walau makanan sudah ada di piring sebelum perintah majikannya anjing ini tidak akan memakannya. Saat patrolipun Bolmong selalu berlari duluan, lalu berlari kebelakang, radius 100 meter selalu ia lakukan saat kami patroli, dan setiap ada orang asing Bolmong selalu mengeluarkan lolongan sebagai tanda untuk kami, jika masyarakat maka hanya gonggongan namun bila orang bersenjata ia melolong bagaikan srigala.

Malam itu aku merenungi memandang Bolmong dengan teliti, kesetiaan anjing memang luar biasa tak salah bila ada Qithmir seekor anjing yang setia pada ulama Kafhi sehingga dijanjikan Syurga oleh Allah SWT. Tiba-tiba telingaku mendengar bisikan lembut .... "So... manungso ... yen kowe dadi manungso dadilah manungso seng bener, yen dadi asu dadilah asu .... ojo dadi manungso mung kelakuane koyo asu" (Manusia ... manusia ... jika kamu menjadi manusia .... jadilah manusia yang sebenarnya, jika menjadi anjing jadilah anjing yang sebenarnya, jangan jadi manusia namun kelakuannya seperti anjing). Sayapun tersenyum, seperti biasa, melihat saya tersenyum Bolmong langsung menundukan kepalanya menunjukan sikapnya bahwa ia ingin saya usap dengan sepatu PDL saya. "Bolmong, walaupun dirimu berwujud anjing namun ada pelajaran ilmu-ilmu yang selalu aku petik untuk aku jadikan pedoman dalam meniti kehidupan, terima kasih"





HUKUMAN MATI UNTUK SI MATA-MATA


Sore hari sepulang dari patroli wilayah saya di panggil untuk rapat khusus bersama unsur pimpinan di Pos Alap-alap, Danki menunjukan saya sebuah foto segerombolan pasukan bersenjata, salah satunya ternyata sudah datang ke POS pagi ini mengantarkan sayuran dan kayu bakar, disinyalir itu adalah kegiatan penjejakan dan matbar kepada kekuatan personil di pos kami, saya diperintahkan untuk agar sore ini juga menangkap mata-mata tersebut hidup atau mati, karena Satuan Atas yang dilaporkan sudah memberikan perintah yang jelas demi keselamatan pasukan, Pos Hatolia yang kami tempati sebelumnya adalah pos yang beberapa kali menjadi sasaran penyerangan, bukti riilnya adalah banyak lubang peluru yang menghiasi pos kami.


Saya di tanya butuh berapa orang untuk penyergapan, saya menjawabnya 2 orang saja, Danki sempat mengeyitkan keningnya namun ia percaya kepada saya, lalu saya berangkat menuju rumah yang disinyalir tempat mata-mata itu bersembunyi, sesampainya disana saya mengajak ngobrol kedua orang tuanya lalu menanyakan keberadaan anaknya yang tadi pagi mengantarkan sayuran dan kayu bakar, sang anak di panggil lalu saya memberitahu kepada kedua orang tuanya bahwa anaknya kami ajak ke POS, karena ada sebuah pekerjaan untuk anak mereka, sang orang tua yang was was bertanya dari hati ke hati kepada saya "Papa Pos, kami percaya papa pos orang baik, kami warga Hatolia sudah kenal papa yang baik" , Saya tersenyum "In Syaa Allah papa, saya akan berusaha menjaga anak papa". 

Terlihat keduanya menangis melihat anak mereka dibawa kami, dengan sedikit melirik saya melihat itu dengan jelas, lalu sambil berjalan saya rangkul pemuda tersebut "Tio, kamu percaya Maromak? (TIO panggilan untuk Pemuda di wilayah itu, kamu percaya Tuhan?)  Sang pemuda menganguk. Sayapun tersenyum, "Jika kita percaya Tuhan, Pasti Tuhan akan menjaga kita".


Sambil berjalan saya sempat teringat perintah mati untuknya, saya sempat berdoa, "Yaa Allah ... dia percaya kepada Tuhan ... dan aku Yakin Tuhan di dunia ini adalah SATU yaitu Engkau jualah, berilah kami kebaikan yang menjadikan kami semua mendapatkan kemenangan tanpa harus ada yang dikalahkan". Sesampainya di Pos mata para Prajurit terlihat tajam, sayapun memberikan perintah "Jangan ada yang mengambil tindakan apapun, ini bulan puasa dan sudah sore hari, jaga puasa kalian!". 

Lalu saya menghadap Danki dan kami rapat kusus, Danki meminta nasehat saya, karena Satuan Atas memutuskan hukuman mati atau dia diserahkan ke Satuan Atas, saya memberikan saran agar dia sementara kita tahan di POS dan kita coba dibina dahulu, karena kita belum tahu sebatas apa keterlibatannya, Tampaknya Danki percaya kepada saya, malam itu kami intrograsi pemuda tersebut dan benar bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang ada di foto.

Menjelang subuh saya memberinya makan dan minum, saya ajak ia obrolan dari hati ke hati agar mau kembali menjadi masyarakat, sayapun memberi semangat bahwa besok kemungkinan orang tuanya akan melihat keadaannya di POS kami, saya memberikan nasehat kepadanya agar ia jangan membuat kesedihan kepada kedua orang tuanya, saya katakan kepadanya saya percaya kepadanya dan jangan rusak kepercayaan saya tersebut.

Sejak saat itu pemuda tersebut tidur dan makan di POS kami, membantu kami masak dan mengobrol, bahkan ia rupanya pandai bermain gitar dan bernyanyi, sesekali saya belajar gitar darinya ... sampai pasukan kami pulang pemuda itu terus bersama kami walaupun tanpa ia ketahui bahwa namanya sudah tertulis 'mati' di wilayah tersebut. (kelak pemuda tersebut adalah salah satu orang yang saya peluk saat saya purna tugas, kepulangan pasukan kami merupakan akhir tugas ia berada di pos Hatolia, karena setelah kami pulang ia kembali ke rumah orang tuanya, walau saat ini saya lupa namanya .. namun saya tidak akan lupa wajahnya, tawanya dan nyanyiannya ... oodoobemm odooobemmuraaa... hehehe itu lagu kesukaannya. Semoga Allah memberikan kesehatan dan kebahagiaan untukmu)



PRATU SL MENGGAPAI HIDAYAH

Tidak saya sangka, pelaksanaan ibadah saya selalu diperhatikan oleh Pratu SL satu Pos dengan saya, dalam patroli di saat yang lain memutuskan untuk berbuka di jalan saya tetap berusaha menjaga sampai Magrib tiba, Sholat Sunnah Dhuhapun selalu ia perhatikan, juga Tahajjud yang menghibur saya dikala jauh keluarga, malam itu seperti biasa, Pratu SL membangunkan saya untuk jaga serambi, kebetulan saya jaga dri pukul 02-03.30 .... Pratu SL berdiri di samping tempat tidur saya, dan benar ia mendapati saya terbangun, anehnya malam itu Pratu SL tidak langsung istrihat, ia menemani saya jaga, saat itu sebagai pembuka obrolan Pratu SL bertanya kepada saya, "Izin Danru, selama saya jaga serambi, dan saat saya ingin membangunkan Danru, sebelum tangan saya menyentuh Danru untuk menggoyangkan kaki Danru, saya selalu melihat Danru selalu terbangun, apakah dalam tidur Danru selalu sadar, bahkan saya pernah bebisik di samping Danru yang waktu itu sedang tidur, saya sengaja berbisik sebuah pertanyaan, anehnya saya lihat setelah Danru bangun, Danru menjawab pertanyaan saya, apakah Danru benar-benar tidur atau tidak ?"

Saya tersenyum mendengar ungkapan tersebut, Kang, kita ini terdiri dari 2 unsur, jasad dan ruh, sedangkan ruh terbagi menjadi 2 yaitu sukma dan nyawa, saat tidur sukma kita dalam keliarannya, maka dengan berdoa kepada Allah SWT sebelum tidur, itu yang membuat tali jiwa sukma kita tidak terputus dari jasad yang mana disana terdapat otak, lalu nyawa menyimpan sumber kehidupan, dengan doa itulah kita akan sadar bahwa kita sedang bermimpi, bahkan kasarnya, saat mimpi kita bisa melihat jasad kita yang sedang tidur ... jadi sukma kita memiliki hubungan dengan otak kita."

Pratu SL menjawab sekaligus bertanya "Jadi benar, kalau tidur Danru sadar?"
"Alhamdulillah saya sadar kang, maka saya dalam mimpi pun masih sadar untuk berdzikir ataupun membaca Surat-surat pendek Al Quran, karena desah nafas ini terlalu banyak menghafal nama-nama dunia daripada yang ESA Sang Maha Tunggal, pencipta kita, dalam kehidupan sehari-hari kita hafal jutaan nama-nama dunia, contoh saat mata kita melihat batu, otak kita kenal itu batu, pohon, gunung, burung, sungai dan lain sebagainya, namun untuk yang SATU kita lupa, maka sebenarnya jutaan nama-nama dunia itu mengkerucut ke yang SATU hanya saja nafsu menjadi hijabnya sehingga kita lalai untuk mengingat yang SATU itu, itulah mengapa dalam tidurpun saya ingin mengingat NYA ... Allahu Ahad ... Allah yang ESA Dialah Yang Maha Tunggal .. SATU dan tiada duanya". jawab saya.

Pratu SL "Maaf Danru, saya beragama Nasrani, kalau boleh saya ingin belajar tentang Islam, mau kah Danru memberikan saya gambaran tentang Agama Islam?"

Saya "Apa yang ada difikiran panjenengan tentang Islam?"

Pratu SL "Ya saya belum tahu, karena bagi saya Nasrani itu agama yang tepat untuk saya, karena saya sudah belajar sejak saya masih kecil, Agama cinta kasih yang sempurna".

Saya "Bagus itu, artinya apa-apa yang berasal dari Sang Pencipta pasti benar adanya, lalu kenapa ingin mengetahui tentang Islam?"

Pratu SL "Nah itu dia, kenapa muncul Islam? padahal Nasrani itukan sudah sangat sempurna?"

Saya "Sebelum saya berbicara tentang Islam, percayakah bahwa Yahudi itu agama yang sempurna?"

Pratu SL "Sudah tentu tidak Danru, itu mengapa mereka harus mengikuti petunjuk selanjutnya yang menyempurnakan kitab mereka"

Saya "Tetapi panjenengan percaya bahwa Yahudi itu agama yang berasal dari Tuhan?"

Pratu SL "Percaya Danru, karena di kitab saya ada keterangan tentang mereka".

Saya "Lalu apakah mereka percaya kepada kitab panjenengan?"

Pratu SL "Itu dia Danru, mereka ngeyel, tetap bertahan pada keyakinan mereka, padahal ini adalah petunjuk Tuhan mereka juga!"

Saya "Mungkin dalam kitab mereka memang tidak ada informasi bahwa akan ada kitab atau nabi selanjutnya".

Pratu SL "Wah tentu ada dong Danru, makanya mereka berusaha memerangi Tuhan Yesus".

Saya "Kamipun di Islam percaya kepada Taurat dan Yahudi, percaya kepada Injil dan Nasrani ... karena Allah SWT memfirmankan dalam Al Quran tentang itu, sekarang saya mau tanya, apakah panjenengan percaya kepada Al Quran?"

Pratu SL nampaknya berfikir sebelum menjawab "Kami semua tidak diajarkan oleh Pendeta untuk percaya hal tersebut Danru, karena Agama Cinta Kasih ini sudah sangat sempurna".

Saya "Kalau boleh saya ibaratkan saya itu sebagai panjenengan ... saya percaya Taurat karena ada penjelasan dalam Injil, dan saya merasa sedih kenapa umat Yahudi tidak percaya adanya penyempurnaan ajaran terdahulu, nah sekarang panjenengan saya ibaratkan sebagai saya, berarti panjenengan bisa saja berfikir bahwa panjenengan percaya kepada Taurat dan Injil karena ada dalam Al Quran dan panjenengan merasa sedih terhadap saya mengapa tidak percaya pada penyempurnaan akhir yang dibuat oleh Sang Maha Pencipta, dalam hati panjenengan pasti berfikir, sebenarnya saya dan umat yahudi sama saja, yang 1 tidak percaya Injil sebagai penyempurna Taurat lalu yang 1 nya lagi tidak percaya kepada Al Quran sebagai penyempurna Injil"

Pratu SL saat itu sangat berfikir keras dengan kata-kata saya.


BERSAMBUNG / TO BE CONTINU....)